JAKARTA, AmanMakmur.com— Anggota Komisi VI DPR RI, Hj Nevi Zuairina pada saat kunjungan kerja Komisi VI DPR ke Provinsi Jawa Timur dalam rangka pertemuan dengan PT Pertamina dan PT PGN meminta ada integrasi antar-BUMN Energi dalam melayani kebutuhan masyarakat Indonesia.
Legislator asal Sumatera Barat II ini menyoroti kebutuhan dasar masyarakat dalam rumah tangganya yakni persoalan pengolahan makanan di dapur. Pertamina (elpiji), PLN (kompor induksi listrik) dan PGN (jaringan gas) harusnya dapat optimal memenuhi kebutuhan masyarakat dengan merata dan dengan harga terjangkau untuk seluruh lapisan masyarakat.
“Untuk Saat ini, PGN dapat fokus membangun jaringan gas di seluruh pulau Jawa terlebih dahulu dengan pertimbangan besarnya biaya investasi. Secara bersamaan, harus ada sinkronisasi perencanaan penyediaan LPG dan konversi Kompor Induksi sehingga tercipta masterplan yang jelas dan terintegrasi antar BUMN Energi dalam memenuhi kebutuhan dasar rakyat sehari-hari”, pinta Nevi.
Politisi PKS ini menyoroti Proyek strategis nasional yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan PSN. Proyek JTB (Jambaran-Tiung Biru) yang dioperatori PT Pertamina EP Cepu akan memproduksi gas siap jual sebesar 172 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd). Gas tersebut akan dikirim melewati saluran pipa gas sepanjang 11,5 km kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) melalui saluran pipa gas PT Pertamina Gas.
“Jaringan gas khusus pulau jawa ini dapat menjadi prioritas awal. Sehingga di luar pulau jawa dapat dominan untuk konsumsi LPG. Sedangkan penggunaan kompor induksi dapat merata seluruh Indonesia sesuai biaya termurah yang dapat dicapai untuk konsumsi rumah tangga. Sehingga ada diversifikasi penggunaan energi yang akan memenuhi kebutuhan yang merata seluruh rakyat Indonesia”, jelas Nevi.
Anggota Panja Energi Komisi VI ini mengkritisi komitmen PLN untuk menyerap keseluruhan gas yang sudah dialokasikan ke PLN.
Ia meminta PLN dapat berkomitmen pada serapan gas ini, sehingga ada kekuatan arus keuangan PGN yang dapat mengembangkan jaringan gasnya kepada daerah-daerah yang direncanakan.
Diketahui, alokasi sales gas ke PGN sudah ditetapkan sebesar 172 mmscfd (dari total produksi 192 mmscfd). Dari 192 mmscfd tersebut, komitmen PLN untuk pembangkit di Jawa Timur dan Jawa Tengah sebesar 100 mmscfd
“Saya berharap, masterplan yang terintegrasi antar-BUMN Energi ini dapat dibentuk dan direalisasi langsung ke lapangan sehingga ada efisiensi yang sangat signifikan dalam pemenuhan energi rakyat Indonesia”, tutup Nevi Zuairina.
(Rel/nzvoice)