BUKITTINGGI, AmanMakmur.com —Ketua Partai Demokrat Sumbar Ir H Mulyadi berduka cita. Ibunda tercintanya, Hj Saemar (89 tahun) menghadap Sang Khalik, Rabu 5 Mei 2021 di RSUP M Djamil Padang.
Wafatnya ibunda Mulyadi mengundang ucapan duka cita dari tokoh nasional. Jejeran karangan bunga memenuhi rumah duka di Bukik Apik, Bukittinggi.
Karangan bunga ucapan duka cita datang dari Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Juga karangan bunga dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan tokoh-tokoh Sumbar. Semuanya ikut berduka cita yang mendalam.
Mulyadi yang juga Ketua Partai Demokrat Sumbar, pernah menjadi anggota DPR-RI tiga periode serta calon Gubernur Sumbar di Pilkada Serentak 2020.
“Innalillahi Wainnaillahi Rojiun, almarhumah ibu berpulang kerahmatullah, Rabu 5 Mei betepatan 23 Ramadhan 1442 H, jam 03.55 subuh di RS Jamil Padang,” ujar Mulyadi.
“Kehilangan ibu bagi saya terasa separo jiwa ini melayang, ibu lah yang bekerja keras menjadikan saya seperti saat sekarang ini. Kepada handai taulan, saya mohon maaf jika ibu saya selama bergaul ada salah dan khilaf,” lanjut Mulyadi, Jumat (7/5), di rumah duka Jl Jambak Muko Bukit Apit Bukittinggi.
Ucapan duka lewat karangan bunga maupun lewat pesan WhatsApp juga datang dari kolega Mulyadi lintas parpol di DPR RI dulu.
Di antaranya dari Ketua Partai Gerindra Sumbar yang juga Anggota DPR RI Andre Rosiade, juga dari Ade Rizki Pratama, Athary Gauthi Ardi, John Kenedy Azis, Rezka Oktaberia, Darizal Basir, Guspardi Gaus, Muhammad Iqbal, Darul Siska, Lisda Hendra Joni dan kepala daerah mulai dari wakil gubernur, Bupati Agam, Walikota Bukittinggi, Bupati 50 Kota, Bupati Tanah Datar, Bupati Solok, Bupati Dharmasraya, Bupati Pasaman, Bupati Pesisir Selatan, Bupati Solok Selatan yang merupakan Ketua Golkar Sumbar, juga dari Ketua DPW PAN Indra Dt Rajo Lelo serta Pimpinan dan Anggota DPRD Provinsi, serta kabupaten dan kota se Sumbar.
Begitupun ucapan duka dari tokoh masyarakat Sumbar dan pimpinan BUMN dan BUMD di Sumbar.
Mulyadi menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas doa dan ucapan belasungkawa yang disampaikan.
“Semoga ibunda kami yg tercinta diterima amal ibadahnya dan diampuni dosanya serta mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT, Aamiin Yarabil ‘Alamin,” ujar Mulyadi dengan wajah dibekap kesedihan mendalam.

Almarhumah Ibu Sosok Sentral
Bahkan saat ditanya peran ibunda bagi Mulyadi, politisi Demokrat ini terdiam sesaat, dan dengan suara serak bahkan linangan air mata terlihat jatuh di wajahnya.
“Ibu adalah sosok yang sangat sentral dalam kehidupan saya, tidak akan pernah bisa saya membalas jasa beliau dan selalu terbayang dalam benak Saya bagaimana Ibu saya mencari nafkah untuk membesarkan dan menyekolahkan anaknya. Beliau pergi pagi dan pulang sebelum Magrib setiap hari dengan berjualan kopi (sabuak) dan kerupuk kulit (karupuak jangek) di Pasar Lereng Bukittinggi,” ujar Mulyadi tak kuasa menahan derasnya air mata jatuh ke wajahnya.
Ibu harus membanting tulang demi anak-anaknya karena bapak hanya seorang pensiunan veteran.
“Tidak ada sedikitpun tergambar rasa lelah di raut muka ibu saat berjualan di tengah teriknya matahari dan hujan demi untuk menghidupi ketiga anaknya. Bahkan Saya tidak pernah lupa ketika SMA dan kuliah di Bandung setiap bulan mangambil uang kiriman beliau melalui weselpos. Begitupun kenangan bersama ketika pergi naik haji, Alhamdulillah dalam menunaikannya selalu mendapat kemudahan, meskipun pada saat itu beliau sudah berumur 70 tahun, namun dapat melaksana seluruh rangkaian haji dalam keadaan sehat dan penuh semangat,” ujar Mulyadi.
Bagi Mulyadi, sosok ibu adalah kebanggaannya. “Saya sangat bangga punya Ibu seperti beliau, hal tersebut sering Saya sampaikan kepada anak Saya sebagai sebuah teladan yang perlu kami tiru dalam kehidupan,” ujar Mulyadi dengan raut wajah masih bersedih.
(Rel/Ad)