Oleh: Ahniyus Ahmad
ISLAM adalah jalan hidup dunia akhirat, bagi siapa yang memilih jalan yang lurus ini, In Syaa ALLAH akan beroleh keselamatan dunia akhirat.
Tapi ingat, secara umum saat ini kita hidup dalam tatanan masyarakat global yang majemuk, secara khusus kita hidup dalam bernegara pada ruang lingkup negeri masing-masing.
Khusus untuk Indonesia sebagai negeri berpenduduk Muslim terbesar di dunia yang seharusnya memilih jalan hidup bernegara berdasarkan syariat agama, secara realita justru memilih ideologi yang tidak sesuai dengan cara kepemimpinan Islam yang dicontohkan Rasulullah Muhammad SAW, yang lebih dikenal sebagai pelopor kepemimpinan masyarakat Madani pasca hijrahnya Beliau dari kampung halaman Makkah yang hidup dalam kejahilliyahan menuju Madinah sebagai tempat baru membangun peradaban Islam.
Berbicara dalam konteks kepemimpinan, maka hal itu berkaitan erat dengan politik, sebagaimana tujuan ALLAH menciptakan manusia untuk ber-ibadah kepada NYA dalam rangka membangun Habblumminallah, ALLAH juga berkehendak menjadikan manusia sebagai Khalifah di muka bumi sebagai makhluk sosial yang akan menjadi pengelola bumi dengan cara-cara yang dikehendaki ALLAH.
Hal di atas sudah dicontohkan oleh Nabi dan diteruskan oleh para Khalifah setelahnya, pada saat itu Islam mencapai puncak kejayaan dan masa ke-emasan. Pada posisi ini Peradaban Islam menjadi pedoman hidup bermasyarakat bukan hanya bagi pemeluk Islam sendiri, tetapi juga telah menjadi inspirasi bagi masyarakat golongan lain sehingga Islam menjadi agama yang paling pesat perkembangannya.
Selanjutnya datanglah masa kelam yang ditandai dengan kejatuhan Kekhalifahan Utsmani di Turkey, kejatuhan Utsmani sebagai Kekhalifahan Islam terakhir adalah awal kebangkitan era demokrasi sekuler yang ingin menjauhkan nilai-nilai agama dari kegiatan perpolitikan, dan kita hidup dalam era itu saat ini.
Jadi jangan heran kalau nilai-nilai moral merosot tajam di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat saat ini yang hidup dalam Kepemimpinan yang menjauhkan nilai-nilai keagamaan dari perpolitikan yang pada muaranya telah melahirkan pemimpin-pemimpin yang tidak amanah.
Jadi pandangan yang menganggap politik itu adalah hal yang harus dijauhi, adalah pemahaman yang keliru, karena dari politiklah lahirnya kebijakan-kebijakan yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak, sebagaimana yang sudah kita ketahui bahwa kebijakan politik terutama ekonomi yang tidak berpihak kepada kepentingan mayoritas bangsa ini, telah menciptakan kemiskinan dan menjadikan mereka dekat dengan kekufuran yang pada akhirnya mendekatkan sebagian masyarakat kepada kejadian-kejadian amoral yang saat ini banyak dibicarakan, dan bahkan kondisi saat ini lebih jahilliyah lagi dari masa lalu.
Sebaliknya bagi mereka yang mabuk materi dan kekuasaan yang di dapat dari cara-cara tidak terpuji menjadi seperti orang yang meminum air laut, semakin di minum semakin haus.
Jalan keluar dari kemunduran ini adalah kembali kepada jalan kepemimpinan yang telah dicontohkan Rasulullah dan para Khalifah yang meneruskan kepemimpinan Islam di masa lalu yang patut dijadikan pelajaran, ini adalah penyelesaian yang komprehensif dan bukan penyelesaian sepotong-sepotong yang pada akhirnya hanya akan berputar-putar dalam lingkaran setan.
Penulis adalah Pengamat Sosial dan Politik