NAGARI ANDALEH di Kecamatan Batipuah Kabupaten Tanah Datar adalah sebuah nagari di kaki Gunung Marapi bagian selatan. Nagari ini terkenal sebagai produsen bunga di Provinsi Sumatera Barat. Pedagang bunga dari berbagai daerah membeli bunga ke nagari ini untuk dijual di pasar ke berbagai daerah.
Selain pedagang banyak juga pembeli secara pribadi datang untuk memenuhi kebutuhan lanscap taman di rumahnya. Oleh karena banyak pendatang berkunjung untuk membeli bunga secara perlahan Nagari Andaleh lengket dengan imej Nagari Bungo.
Pendatang berkunjung ke Nagari Andaleh hanya dengan satu tujuan membeli bunga, hanya itu. Pada hal nagari ini memiliki potensi sumber daya alam dan sosial budaya yang kaya.
Terdapat areal pertanian yang menggoda mata untuk meliriknya, air terjun, hutan yang hijau, penangkaran rusa, kebun buah-buahan, dan aneka sayuran. Topografi nagari ini menantang sebagai jalur tracking, baik jalan kaki maupun dengan berbagai alat transportasi.
Kehidupan sosial budaya masyarakatnya masih kental sebagai kolektif dengan ikatan kekeluargaan dan persaudaraan yang kuat dengan berbagai kegiatan tradisi seperti upacara adat, gotong royong, bersawah, kesenian, dan permainan anak nagari.
Semua potensi itu adalah mutiara yang terpendam. Mutiara yang perlu diangkat ke permukaan sebagai inovasi nagari, yakni ekonomi kreatif.
Berangkat dari potensi itu dan menindaklanjuti tekad generasi muda Andaleh menjadikan nagari wisata maka dosen Universitas Andalas (Unand) yang tergabung dalam Tim Pengabdian LPPM Membantu Nagari Membangun yang diketuai oleh Dr Drs Khairil Anwar, MSi pada hari Minggu tanggal 28 November 2021 dari pukul 09.00-15.00 melakukan pendampingan.
Pendampingan yang dilaksanakan bersama mahasiswa S2 Bioteknologi Drh Varhanno Khallifahtul Khanh, S1 Teknik Lingkungan Vitrya Qurratu AK, dan S1 Ilmu Hukum Aufa Fikhriyah dijalankan dengan cara mengadakan acara; WORKSHOP MEMBANGUN BRANDING & POSITIONING DESTINASI WISATA NAGARI.
Workshop tersebut diikuti oleh tokoh-tokoh generasi muda Andaleh yang tergabung dalam berbagai lembaga seperti, karang taruna, pokdarwis, posyantek, dan sanggar seni. Selain itu, juga peserta dari tokoh-tokoh yang masih berjiwa dan semangat muda, seperti dari Bundo Kanduang.
Workshop tersebut memberikan wawasan dan materi pentingnya branding dan positioning destinasi nagari wisata dan brainstorming perancangan pembuatan branding nagari wisata Andaleh sehingga menghasilkan kesepakatan bersama tentang bentuk brand atau merek.
Branding mengandung pengertian tentang merek yang diidentifikasikan melalui simbol atau logo, di mana dengan pola komunikasi yang konsisten dapat dicapai tujuan dari merek itu, yaitu diingat dan dikenal oleh masyarakat. Dalam pengelolaan merek, dilakukan dengan pola Brand Management yaitu sebuah proses pembuatan persepsi positif secara kuat, konsisten dan dilakukan secara kontiniu hingga masyarakat pasar akan mengingat merek tersebut setiap kali ingin membeli atau memanfaatkan produk yang sama.
Sementara itu Positioning merupakan upaya menempatkan produk atau merek di posisi yang berbeda di antara kompetitor. Dalam menentukan positioning diperlukan riset ataupun survei baik oleh pemilik produk/destinasi serta survei target pasar. Sama seperti merek, positioning yang tepat akan memberi tempat diingatan masyarakat dan meningkatkan kunjungan ke destinasi.
Untuk membangun Destination Branding harus dilakukan survei dan kajian sehingga ditemukan keunikan yang dimiliki destinasi yang dipadankan dengan segmen pasar yang dituju. Slogan bisa disematkan langsung dengan Brand Identity/Logo agar khalayak bisa mengerti lebih cepat atas produk yang ditawarkan.
Dalam merek itu terdapat nama, identitas yang ingin dibuat berdasarkan karakter yang ingin ditunjukkan, dan janji yang dihidangkan kepada khalayak saat berkunjung. Merek itu adalah apa yang dikatakan orang tentang destinasi ketika orang itu tidak berada di destinasi itu.
Sementara itu ada tiga hal utama yang menjadi penentu positioning destinasi wisata. Pertama, segmentasi pasar, yakni wilayah yang diinginkan oleh pasar. Kedua, frame of reference, kekuatan yang dimiliki oleh kompetitor, dan Ketiga, point of difference, yakni hal yang dimiliki oleh merek kita.
Titik yang paling penting di ketiga aspek itu adalah zona ideal positioning yang merupakan irisan antara segmentasi pasar dengan point of difference.
Dalam hal itu, untuk memperkuat postioning perlu pergeseran paradigma. Jika sebelumnya fokus promosi secara massal ke paket wisata saja, maka selanjutnya perlu diubah menjadi alternatif keragaman pilihan wisata dan promosi untuk paket wisata atau pribadi.
Semula harga tidak bersahabat, dipaksa membeli, dan wisatawan wajib bayar, maka selanjutnya, bebas berbelanja dan tidak ada kewajiban membayar. Jika sebelumnya kualitas rendah dan wisatawan sering komplen maka dengan pemahaman tersebut perlu diubah menjadi kualitas tinggi dengan pengalaman yang didapat sesuai dengan merek dan wisatawan merekomendasikan kepada calon pengujung atau berulang berkunjung.
Dengan materi workshop tersebut generasi muda Nagari Andaleh mendapatkan pengetahuan tentang cara membangun merek destinasi wisata nagari sesuai dengan nama dan identitas yang berkarakter yang menjanjikan yang disajikan dan dinikmati saat orang berkunjung.
Peserta workshop diajak berimajinasi sehingga menghasilkan merek–logo dan destinasi yang berbeda dari kompetitor. Tekad generasi muda dan sesuai dengan SK Bupati Kabupaten Tanah Datar Nomor 556/290/PARPORA-2021 Nagari Andaleh ditunjuk sebagai salah satu Nagari Wisata, maka sudah tepat waktunya Nagari Andaleh memiliki merek dan wujud destinasi kunjungan yang berbeda dengan nagari lain sesuai dengan karakter yang dimiliki dan bersifat berkelanjutan, memberdayakan sumber daya yang ada tanpa mengubah dan merusak tatanan yang sudah ada. *)
Penulis adalah Dosen Fakultas Ilmu Budaya Universitas Andalas