ArtMagz
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
No Result
View All Result
ArtMagz
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
No Result
View All Result
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
Home Opini

Di Balik Pintu Rumah: Menyoal “Fantasi Sedarah” yang Menyimpang

Sabtu, 17/5/25 | 21:28 WIB
in Opini
0
Post Views: 108
Khairunnisa, Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Unand. (Foto : Dok)

Oleh: Khairunnisa
(Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Unand)

KELUARGA seharusnya menjadi tempat paling aman, ruang tercurahnya kasih sayang, dan perlindungan. Namun, bagaimana jika batas antara kasih dan hasrat menjadi kabur?

Belakangan ini, masyarakat Indonesia dihebohkan oleh kemunculan sebuah grup Facebook bernama “Fantasi Sedarah.” Grup ini memicu kekhawatiran luas karena kontennya menormalisasi hasrat seksual terhadap anggota keluarga sendiri.

Baca Juga

Festival Agriculture Punggung Kasiak 2025, Padukan Kekuatan Budaya Minangkabau dan Sektor Pertanian

Festival Agriculture Punggung Kasiak 2025, Padukan Kekuatan Budaya Minangkabau dan Sektor Pertanian

Senin, 24/11/25 | 20:34 WIB
DPD RI Minta Biarkan Masyarakat Papua Hidup Tenang di Atas Tanah Milik Mereka

DPD RI Minta Biarkan Masyarakat Papua Hidup Tenang di Atas Tanah Milik Mereka

Senin, 24/11/25 | 20:24 WIB
Reuni Akbar 212 Kembali Digelar di Monas; Revolusi Akhlak untuk Selamatkan NKRI dari Penjahat

Reuni Akbar 212 Kembali Digelar di Monas; Revolusi Akhlak untuk Selamatkan NKRI dari Penjahat

Senin, 24/11/25 | 20:04 WIB

Beberapa tangkapan layar yang tersebar di media sosial sungguh mengiris hati, mulai dari seorang ayah dengan bangga menyampaikan niat jahatnya terhadap anak kandung yang baru berumur dua tahun, ayah yang mengakui perbuatannya saat sang istri tidak berada di rumah, atau pengguna lainnya yang menyebarkan foto anak dan istri.

Tanpa sadar, mereka telah menjelma menjadi predator seksual. Mereka tak peduli siapa objek fantasinya, bahkan jika itu adalah darah daging sendiri.

Menurut laporan, grup ini sempat memiliki lebih dari 40.000 anggota sebelum akhirnya ditutup oleh pihak Meta karena melanggar kebijakan komunitas.

Fenomena ini bukan sekadar konten menyimpang di dunia maya. Dalam kenyataannya, fantasi semacam ini dapat berkembang menjadi tindakan nyata berupa kekerasan seksual dalam keluarga atau yang kita kenal sebagai inses.

Jika kita merujuk pada data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMFONI PPA), sepanjang tahun 2025 saja telah tercatat 9.216 kasus kekerasan, dengan 3.895 kasus di antaranya merupakan kekerasan seksual.

Ironisnya, sebagian besar kasus tersebut terjadi di lingkungan rumah tangga, tempat yang seharusnya paling aman bagi anak-anak dan perempuan. Fantasi menyimpang ini adalah benih dari tindakan nyata.

Menurut Catatan Tahunan Komnas Perempuan 2022, kekerasan dalam ranah privat selalu mendominasi jumlah laporan kekerasan. Dari 433 kasus inses yang tercatat dalam setahun, pelaku terbanyak adalah ayah kandung.

Fakta ini mempertegas bahwa rumah bisa menjadi ladang kekerasan yang tersembunyi. Lalu, bagaimana inses bisa terjadi Biasanya, pelaku melancarkan aksinya di rumah, ruang yang dianggap privat dan aman baginya.

Beberapa faktor dapat menjadi pemicunya. Ketimpangan kekuasaan dalam keluarga, misalnya, membuat kepala keluarga merasa memiliki otoritas penuh atas anggota lainnya, termasuk anak.

Interaksi yang terlalu intens dan tidak sehat antara saudara kandung atau anggota keluarga sedarah juga dapat menimbulkan penyimpangan.

Selain itu, gangguan psikologis seperti psikopati atau alkoholisme sering ditemukan pada pelaku inses, terutama ayah terhadap anak perempuannya.

Dalam banyak kasus lainnya, pelaku mengalami kelainan seksual seperti pedofilia yang menjadikan anak sebagai objek hasratnya.

Tak jarang pula, kondisi keluarga yang tidak harmonis mendorong salah satu pasangan melampiaskan kekecewaannya melalui kekerasan seksual terhadap anak.

Bahkan, dalam beberapa kasus, perilaku ini diwariskan secara sosial, seorang anak meniru tindakan inses yang dilakukan orang tuanya terhadap kerabat lain.

Jika ruang aman tidak lagi ditemukan di dalam rumah, bisakah kita membasmi fantasi sedarah yang menyebar di ruang digital? Jawabannya, harus bisa!

Fantasi sedarah adalah cikal bakal predator. Banyak pelaku pelecehan seksual terhadap anak berawal dari fantasi menyimpang yang dipelihara diam-diam.

Maka, langkah pencegahan harus dimulai dari deteksi dini dan tindakan tegas terhadap komunitas digital semacam ini.

Langkah awal yang bisa dilakukan adalah dengan melaporkan grup atau akun media sosial yang menyebarkan konten menyimpang seperti grup “Fantasi Sedarah.” Saat ini, berbagai platform media sosial telah menyediakan fitur pelaporan seperti “Laporkan Grup.”

Selain itu, masyarakat dapat meneruskan informasi tersebut ke pihak berwenang, seperti kepolisian atau unit siber untuk ditindaklanjuti secara hukum.

Yang tak kalah penting, masyarakat perlu terus diedukasi agar semakin bijak dalam bermedia sosial. Kesadaran untuk mengenali dan menolak narasi menyimpang harus dibangun sejak dini, termasuk memperkuat peran keluarga dalam mengawasi aktivitas digital anak-anak.

Literasi digital dan pendidikan seksualitas berbasis perlindungan anak menjadi kunci penting agar keluarga tidak hanya menjadi tempat tinggal, tetapi juga tempat aman untuk tumbuh dan berkembang.
Jika rumah tak lagi menjadi tempat aman, maka kita harus memastikan ruang digital tidak menjadi tempat subur bagi kekerasan baru.

Melindungi anak dan keluarga adalah tanggung jawab bersama, dimulai dari keberanian untuk melapor, menyuarakan kebenaran, dan membangun ruang aman, baik di dunia nyata maupun digital. *)

ShareSendShare

Most Viewed Posts

  • Istri Rektor ITP Hendri Nofrianto Berpulang ke Rahmatullah (15,473)
  • Lalai Eksekusi Bupati Pessel, LBH Sumbar akan Laporkan Kejari Painan ke Jamwas dan Komjak (11,745)
  • Klaim Rinaldi sebagai Ketum IKA FMIPA Unand Ditolak Alumni (9,347)
  • Ibunda Tercinta Mulyadi Wafat, Banyak Tokoh Nasional Kirim Karangan Bunga Duka Cita (9,063)
  • Ambulans Sumbangan Warga Padang Ikut Bantu Evakuasi Korban di Palestina (9,026)
  • Mevrizal: Profesi Pengacara Syariah Menggiurkan dan Kian Diminati (8,297)
  • Menakar Peluang DPD RI Dapil Sumbar di Pemilu 2024 (7,380)
  • Memenuhi Syarat, Bacalon DPD RI Hendra Irwan Rahim Dinilai Paling Siap (6,869)
  • Puncak Peringatan Hari Koperasi, Hendra Irwan Rahim: Dua Menteri Bakal Hadir di Sumbar (6,719)
  • DPD RI Bentuk Pansus Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer (5,807)

Berita Lainnya

Inyiak Rajo: Pemimpin Baru dan Harapan Baru

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

Jumat, 21/2/25 | 00:37 WIB
‘Raja Penyair’ Pinto Janir Tampil Memukau di Acara Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar

‘Raja Penyair’ Pinto Janir Tampil Memukau di Acara Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar

Kamis, 30/5/24 | 06:00 WIB
‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Taman Budaya Sumbar Itu Pengawal Peradaban!

‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Taman Budaya Sumbar Itu Pengawal Peradaban!

Jumat, 14/6/24 | 20:18 WIB
“78 Tahun Makmur Hendrik”, Rektor Unand: Kaya akan Nilai Budaya dan Kearifan Lokal

“78 Tahun Makmur Hendrik”, Rektor Unand: Kaya akan Nilai Budaya dan Kearifan Lokal

Kamis, 05/6/25 | 01:41 WIB
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Dukung Gerakan Berkesenian dan Berkebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Dukung Gerakan Berkesenian dan Berkebudayaan

Jumat, 16/5/25 | 12:12 WIB
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Hamas Apresiasi Komitmen Fadly Amran Terhadap Pemajuan Kebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Hamas Apresiasi Komitmen Fadly Amran Terhadap Pemajuan Kebudayaan

Minggu, 11/5/25 | 19:31 WIB
  • Aman Makmur
  • Beranda
  • Tim Redaksi

© 2025 - Amanmakmur.com

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial

© 2025 - Amanmakmur.com