
Oleh: Wiztian Yoetri
(Wartawan Senior)
IBARAT bola salju, dukungan perantau asal Padang Pariaman terhadap Paslon nomor dua, John Kenedy Azis dan Rahmat Hidayat tak terbendung.
Sinyal ini, muncul dari pertemuan JKA dengan berbagai komponen perantau, baik dengan perantau di Jabotabek, Riau, maupun dukungan moral dari berbagai perantau asal Padang Pariaman dari seluruh Indonesia.
“Ini sebuah pertanda, bahwa ada kerinduan, agar JKA, yang sehari-hari Ketua Umum Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) Seluruh Indonesia, untuk menjadi Bupati Padang Pariaman,” ujar Bung Erik Khaidir, seorang tokoh perantau asal Kayutanam di Jakarta.
Menurut Erik, Kabupaten Padang Pariaman ke depan, perlu perubahan. Perlu gerak cepat dalam pembangunan segala hal.
Dan, itu hanya bisa dilakukan seorang JKA yang telah teruji ketokohannya di tingkat nasional. JKA mau mewakafkan diri, untuk pulang kampung, mengabdi di kampung halaman. Ini, sesuatu yang luarbiasa.
Maka, pada tempatnya, aspirasi perantau Padang Pariaman, diteruskan kepada masyarakat di kampung halaman, agar menjatuhkan pilihan politik kepada Paslon nomor dua JKA-Rahmat.
“Kita, tak sekadar merindukan kepemimpinan JKA, namun juga perubahan luarbiasa dari Padang Pariaman, baik secara fisik maupun non fisik,” ujar CEO Katanam Group itu lagi.
Dukungan terhadap JKA-Rahmat dari rantau, sejalan dengan besarnya dukungan partai-partai di DPRD Padang Pariaman. Tercatat, 7 partai besar yang juga siap memenangkan JKA-Rahmat. Artinya, secara tidak langsung telah terjadi kesepakatan, antara dukungan perantau dengan partai politik yang didukung msyarakat di kampung halaman.
“Ini jelas, sebuah peta kolaborasi yang kokoh, dan artinya lagi kemenangan bagi pasangan JKA-Rahmat, Inshaa Allah tinggal selangkah lagi,” tambah Erik Khaidir dengan semangat optimismenya.

Disisi lain, Erik Khaidir mendukung komitmen yang disampaikan JKA ketika pencabutan nomor urut, akan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari yang ada sekarang. Sebab, PAD tak sebanding dengan kondisi penduduk, dan potensi besar yang ada.
Erik, melihat salah satu solusi, peningkatan PAD dengan memecah Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah menjadi dua, dengan Dinas Pendapatan Daerah (Dipenda). Dipenda ini, yang akan menggali potensi daerah.
Juga, perlu dibentuk Dinas Tata Ruang dan Perizinan. Karena, tata ruang daerah seperti tidak terkelola dengan baik. Lihat saja sepanjang jalan di Bandara BIM, bangunannya seperti tak terurus dengan baik. Dengan dibentuknya Dinas Tata Ruang, juga menjadi sumber PAD.
“Dan, Dinas Kehewanan, seperti yang ada sekarang, sebaiknya dilebur saja dengan Dinas Partanian, karena tidak efektif. Selain itu, Kawasan Pendidikan Tarok City, merupakan sumber PAD yang luarbiasa, bila saja Pemkab Padang Pariaman memberikan perhatian. Tarokcity, selain akan menjadi destinasi di bidang pendidikan terbesar di Sumatera, juga akan bergerak secara ekonomi, dan akan melahirkan generasi emas Sumatera Barat. Sayang, sekali, perhatian Pemkab Padang Pariaman sangat kurang untuk penyempurnaan Tarokcity. Saatnya dibentuk tim percepatan dan evaluasi Tarokcity, ” tegas Erik Khaidir.
Pengusaha yang telah malang melintang di tingkat nasional ini, juga mengkritik Bupati Suhatri Bur, yang di awal kepemimpinan menyatakan akan dibangun sebuah hotel berbintang lima, sampai sekarang hanya isapan jempol. “Bahkan, satu kantor saja tak bisa di bangun di IKK, selama kepemimpinan Suhatri Bur,” tukas Erik Khaidir menutup keterangan.*”)
