
TAJIKISTAN, AmanMakmur —Dalam kunjungan kerjanya ke Tajikistan untuk menghadiri The 3rd Dushanbe Water Action Decade Conference, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono didampingi Dubes RI untuk Tajikistan dan Kazakhstan Fadjorel Rachman melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Industri dan Teknologi Tajikistan Sherali Kabir di Dushanbe, Tajikistan, Senin (10/6/2024).
“Pertemuan ini adalah momentum yang baik bagi Indonesia dan Tajikistan untuk memperkuat kerja sama dan membuat kemajuan yang signifikan. Terutama setelah kehadiran Perdana Menteri dan delegasi Tajikistan berdampak cukup besar pada World Water Forum ke-10 di Indonesia,” ujar Menteri Basuki.
Pada World Water Forum ke-10 di Bali, Indonesia beberapa waktu lalu, PM Rasulzoda bertemu Presiden Jokowi untuk menyatukan komitmen dalam meningkatkan kerja sama kedua negara, termasuk interaksi B to B dan penguatan kerja sama pada bidang-bidang potensial seperti industri dan infrastruktur.
Indonesia juga mengapresiasi pengalaman Tajikistan dalam pengembangan dan rehabilitasi PLTA. Tajikistan memiliki PLTA Nurek dengan kapasitaa 3.000 MW yang dapat menghasilkan sekitar 50% dari kebutuhan energi tahunan total di Tajikistan.
Pemasangan turbin baru selama proyek rehabilitasi juga meningkatkan manfaat hingga 35 tahun dan meningkatkan kapasitas dari 40 MW menjadi 375 MW.

“Indonesia ingin mencapai net zero carbon dengan menerapkan transisi sumber energi terbarukan antara lain melalui pembangunan bendungan PLTA. Hingga tahun 2024, Indonesia telah membangun sekitar 240 bendungan besar. Menurut Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021-2030, potensi PLTA di Indonesia berpotensi meningkat hingga 16.027 MW,” jelas Menteri Basuki.
Menteri Basuki juga menyampaikan bahwa pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan menerapkan energi hijau di antaranya melalui pemanfaatan tenaga air.
(Rel/pupr)