ArtMagz
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
No Result
View All Result
ArtMagz
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
No Result
View All Result
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
Home Opini

Hamid Jabbar, Penyair Profetik

Minggu, 19/5/24 | 18:32 WIB
in Opini
0
Post Views: 223
Musfi Yendra, Ketua Komisi Informasi Sumbar/Pecinta Puisi.(Foto : Dok)

Oleh: Musfi Yendra

(Ketua Komisi Informasi Sumbar/Pecinta Puisi)

HAMID JABBAR adalah seorang wartawan, sastrawan dan penyair Indonesia asal Minangkabau. Karyanya lebih banyak memberi pesan religi. Tentang Islam. Parni Hadi, seorang wartawan senior, ia juga ayah angkat saya, menulis sebuah buku berjudul Jurnalisme Profetik. Pemberitaan yang menyampaikan pesan kenabian, memberi kabar gembira atau juga petakut bagi umat manusia.

Baca Juga

Kunjungi Yonif 133/YS, Danrem 032/Wbr Brigjen TNI Mahfud Disambut Secara Tradisi

Kunjungi Yonif 133/YS, Danrem 032/Wbr Brigjen TNI Mahfud Disambut Secara Tradisi

Kamis, 22/5/25 | 21:05 WIB
Bupati Eka Putra Launching Gerakan Tanah Datar Bersih

Bupati Eka Putra Launching Gerakan Tanah Datar Bersih

Rabu, 21/5/25 | 00:26 WIB
18 Nelayan Aceh Timur Kembali Ditangkap di Thailand

18 Nelayan Aceh Timur Kembali Ditangkap di Thailand

Rabu, 21/5/25 | 00:10 WIB

Izinkan saya menyebut Hamid Jabbar sebagai Penyair Profetik. Melalui puisinya ia mengingatkan kita tentang Tuhan, Kenabian, Kehidupan dan Kematian. Karya-karya Hamid Jabbar bagi saya mengandung kekuatan ruhiyah yang amat dalam.

Puisi berjudul Setitik Nur yang ia tulis tahun 1973, merupakan metafora bagi kesadaran spiritual dan pemahaman yang mendalam akan keberadaan Tuhan dalam kehidupan manusia. Saya yakin Hamid Jabbar pernah mengalami perjalanan spritual hebat dalam hidupnya. Mungkin saja ia mendapat ilham. Sehingga karya Setitik Nur yang ia tulis 51 tahun silam itu akan tetap bermakna dan ber-ibroh hingga kehidupan dunia ini berakhir.

Sepintas sulit memaknai puisi Setitik Nur. Sebab bahasanya yang sangat sufistik.  Membaca Setitik Nur harus disertai dengan iman, untuk mengungkap maknanya.

…Bumi yang dipijak dan terisak dan tak kuasa mengelak dari kuasa-Mu selalu…

Maknanya amat dalam. Allahuakbar!

Almarhum Hamid Jabbar. (Foto : Dok)

Menurut saya karya sastra seperti yang ditulis oleh Hamid Jabbar itu harus terus dilanjutkan generasi sekarang. Pesan dan nilainya jadi wasilah dakwah untuk dunia yang sudah tua, dan semakin banyak penyakitnya. Ini akhir zaman. Sahabat Rosul dan ulama-ulama besar Islam banyak menciptakan syair. Syair yang mengingatkan manusia dari keterpurukan untuk kembali bangkit sesuai ajaran Qur’an dan Assunnah.

Menurut saya konten seni yang edukatif dan relijius bisa menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada generasi gen-z dan milenial saat ini. Sarananya pun lebih mudah melalui sosial media. Seni tidak boleh larut dalam nuansa melow, yang membuat generasi kita menjadi murung dan sulit move on.

Hamid Jabbar sudah lama meninggalkan kita, 20 tahun ia berpulang. Ia meninggal pada 29 Mei 2004 ketika sedang membacakan puisi karyanya yang berjudul Merajuk Budaya Menyatukan Indonesia. Begitu cinta ia dengan puisi, berangkatnya saat membaca puisi. Insya Allah husnul khotimah. Amin.

Kita kenang Hamid Jabbar. Jasadnya telah tiada. Namun karya-karyanya tetap harus kita hidupkan untuk generasi kini dan berikutnya. *)

ShareSendShare

Most Viewed Posts

  • Istri Rektor ITP Hendri Nofrianto Berpulang ke Rahmatullah (15,124)
  • Lalai Eksekusi Bupati Pessel, LBH Sumbar akan Laporkan Kejari Painan ke Jamwas dan Komjak (11,373)
  • Klaim Rinaldi sebagai Ketum IKA FMIPA Unand Ditolak Alumni (8,984)
  • Ibunda Tercinta Mulyadi Wafat, Banyak Tokoh Nasional Kirim Karangan Bunga Duka Cita (8,675)
  • Ambulans Sumbangan Warga Padang Ikut Bantu Evakuasi Korban di Palestina (8,622)
  • Mevrizal: Profesi Pengacara Syariah Menggiurkan dan Kian Diminati (7,924)
  • Menakar Peluang DPD RI Dapil Sumbar di Pemilu 2024 (7,037)
  • Memenuhi Syarat, Bacalon DPD RI Hendra Irwan Rahim Dinilai Paling Siap (6,472)
  • Puncak Peringatan Hari Koperasi, Hendra Irwan Rahim: Dua Menteri Bakal Hadir di Sumbar (6,386)
  • DPD RI Bentuk Pansus Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer (5,486)

Berita Lainnya

Inyiak Rajo: Pemimpin Baru dan Harapan Baru

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

Jumat, 21/2/25 | 00:37 WIB
‘Raja Penyair’ Pinto Janir Tampil Memukau di Acara Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar

‘Raja Penyair’ Pinto Janir Tampil Memukau di Acara Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar

Kamis, 30/5/24 | 06:00 WIB
‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Taman Budaya Sumbar Itu Pengawal Peradaban!

‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Taman Budaya Sumbar Itu Pengawal Peradaban!

Jumat, 14/6/24 | 20:18 WIB
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Dukung Gerakan Berkesenian dan Berkebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Dukung Gerakan Berkesenian dan Berkebudayaan

Jumat, 16/5/25 | 12:12 WIB
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Hamas Apresiasi Komitmen Fadly Amran Terhadap Pemajuan Kebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Hamas Apresiasi Komitmen Fadly Amran Terhadap Pemajuan Kebudayaan

Minggu, 11/5/25 | 19:31 WIB
“Delivered”, Perjalanan 10 Tahun Kepemimpinan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

“Delivered”, Perjalanan 10 Tahun Kepemimpinan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono

Minggu, 20/10/24 | 06:22 WIB
  • Aman Makmur
  • Beranda
  • Tim Redaksi

© 2025 - Amanmakmur.com

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial

© 2025 - Amanmakmur.com