PADANG, AmanMakmur—Aliansi BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) se Sumbar yang terdiri dari berbagai kampus menggelar aksi evaluasi tiga tahun Sumbar dalam kepemimpinan Mahyeldi-Audy di depan Kantor Gubernur Sumbar, Jl Sudirman Padang, Senin (26/2/2024).
Aksi yang mengusung tema; “Sumbar Madani, Sumbar Merana dalam Janji?” ini diikuti berbagai kampus dari daerah di luar Kota Padang, seperti dari Payakumbuh, Pasaman, dan Bukittinggi.
Massa melakukan longmarch dari titik kumpul di depan kampus I UIN Imam Bonjol Padang Jl Sudirman, lalu bergerak menuju ke depan Kantor Gubernur Sumbar.
Hingga aksi selesai, massa berhasil masuk ke dalam lingkungan kantor gubernur. Mahasiswa menuntut gubernur dan wakil gubernur menemui massa aksi untuk berdiskusi mengenai realisasi dari 25 program unggulan yang disampaikan.
Namun, gubernur dan wakil gubernur sedang tidak berada di tempat dan berjanji akan menemui mahasiswa kembali pada hari Jumat, 1 Maret 2024.
“Ini ketiga kalinya kita datang dan Bapak Gubernur Mahyeldi tidak ada di sini. Aksi kita bermoral. Kita tidak bawa senjata. Kita hanya butuh kehadiran gubernur kita. Jadi, apa yang Bapak-papak polisi takutkan untuk kita masuk ke sana (dalam kantor gubernur)? Kita di sini semuanya mahasiswa. Kita ada untuk menagih kembali janji-janji yang pernah Bapak sampaikan saat kampanye dulu” ucap Ade Parngonitan, Menko Pergerakan BEM KM Unand dalam orasinya.
Firdaus, Presiden Mahasiswa BEM Unand sekaligus Koordinator Pusat Aliansi BEM SB menyampaikan bahwa aksi yang dilakukan untuk mengingatkan kembali para pemimpin, apakah janji yang pernah diucapkan hanya sekadar buah mulut pemanis kata, atau untaian mutiara yang dimuat dalam koran atau majalah, atau memang tindakan yang akan diwujudkan untuk masyarakat secara nyata.
“Kita menyadari bahwa setiap hal tidak sempurna dan pasti ada kurangnya. Kekurangan itulah yang ingin kita pertanyakan kembali dan bahas di sini. Sumbar nyatanya masih banyak evaluasi, dari segi aspek kesehatan, stunting yang masih meningkat, pembangunan yang mangkrak, sektor pertanian yang nyatanya belum mampu menyejahterakan para petani, dan masih banyak lainnya,” pungkasnya.
(Rel/Icha)