Oleh: Isa Kurniawan
MESKI Pilkada Sumbar digelar pada November 2024 —kurang lebih 1,5 tahun lagi, tapi tidak ada salahnya dari sekarang mulai diancar-ancar kandidat gubernurnya.
Salah satu kandidat yang mengapung itu; Buya Aldi Taher. Aktor, pelawak, model, penyanyi, penulis lagu, presenter dan politikus asal Minang yang sekarang sedang naik daun. Selalu viral.
Sampai-sampai Erina Gudono, istri Kaesang Pangarep anak Presiden Jokowi, ngefans berat sama Buya Aldi Taher. Bahkan bocorannya, Jokowi pun sering membicarakan Buya Aldi Taher.
Mantan suami Dewi Perssik ini memang unik, dan kadang aneh. Akibatnya banyak yang menyebutnya; “berangin”. Tapi Buya Aldi Taher cuek bebek.
Kok dipanggil Buya?
Selama ini pelekatan panggilan Buya itu tidak ada ukuran/standarnya. Semua orang bisa dipanggil Buya. Walau tidak punya latar belakang pendidikan agama sekalipun, atau ilmu agamanya tidak jelas.
Lain kalau dulu. Panggilan Buya itu garisan/kelasnya seperti Hamka, makanya dipanggil Buya Hamka. Tidak sembarangan saja.
Saat ini, dengan dipanggil Buya, ketika kontestasi politik, maka pada pemilih yang “cerdas dan rasional”, diyakini keterpilihan bisa maksimal.
“Biarlah. Yang penting Buya”. Walaupun Buya-nya tidak jelas ilmu agamanya. Meski Buya-nya pendusta/munafik.
Begitu pula dengan Buya Aldi Taher. Dasarnya sudah ada. Dia itu pandai ngaji. Walau agak “berangin”. Mudah-mudahan pemilih “cerdas dan rasional” akan memilihnya nanti. Makanya harus dipanggil Buya. “Pokoknya dia itu Buya”. Selesai.
Karena Kaesang Pangarep sudah mendeklarasikan diri siap maju di Pilkada Depok, maka tidak ada salahnya Buya Aldi Taher maju pula di Pilkada Sumbar.
Penulis adalah Koordinator Kapas (Komunitas Pemerhati Sumbar)