SIJUNJUNG, AmanMakmur ––Hadirnya kembali Kereta Api (KA) dari pusat Kota Sawahlunto ke Muaro Kalaban dengan jarak kurang lebih 4 Km, yang bulan Desember 2022 lalu diresmikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, merupakan berita yang menggembirakan terhadap dunia kepariwisataan di Sawahlunto.
“Apa yang telah diperjuangkan oleh Walikota Sawahlunto Deri Asta agar KA ke Muara Kalaban dapat beroperasi kembali haruslah diapresiasi,” ujar Ashelfine, yang saat ini berencana maju jadi bakal calon DPR RI Dapil Sumbar 1 dari PDIP, Senin (13/3/2023).
Menurut Ashelfine, perjuangan Walikota Deri Asta itu tidak lah semudah membalik telapak tangan. Bagaimana meyakinkan PT KAI, dan Menteri BUMN, bahwa dibukanya kembali jalur ke Muara Kalaban yang sudah lama mati itu sangat lah penting untuk menopang sektor pariwisata Sawahlunto.
Sejarah panjang KA di Sumbar itu, sebut Ashelfine, ya dimulai dari Sawahlunto. Dimana Belanda pada abad ke-19 membuat rel KA untuk pengangkutan batu bara yang ditambang di Sawahlunto, untuk dibawa ke Pelabuhan Teluk Bayur di Padang.
“Tapi semenjak batu bara di Sawahlunto habis beberapa tahun lalu, maka berhenti pula operasional KA dari Sawahlunto ke Padang,” kata alumni Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta, yang saat ini menjadi notaris di Pekanbaru, Riau.
Reaktivasi KA
Melihat perkembangan sekarang, setelah tidak adanya batu bara, Sawahlunto sangat mengandalkan sektor pariwisata untuk membangun daerahnya.
Untuk menopang sektor pariwisata Sawahlunto tersebut, menurut Ashelfine, reaktivasi KA itu bukan lagi sekadar dari Sawahlunto ke Muaro Kalaban, tetapi sangat lah penting bagaimana dari Sawahlunto ke Padang, dan sebaliknya, jalur KA bisa aktif kembali.
“Kalau dulu KA untuk mengangkut batu bara, maka saat ini dijadikan KA wisata. Seperti halnya KA wisata ke Pariaman,” kata Ashelfine, yang pernah menjadi Calon Bupati di Pilkada Sijunjung.
Ia yakin dengan adanya KA wisata ke Sawahlunto akan terjadi peningkatan yang signifikan terhadap jumlah wisatawan yang berkunjung. “Kalau bisa rel KA itu diteruskan ke Sijunjung, dan bahkan Dharmasraya,” tukas Ashelfine.
Terbayang tidak, katanya, betapa indahnya pemandangan naik KA wisata itu saat melewati Lembah Anai dan Danau Singkarak.
Kemudian lanjutnya, saat pemberhentian di Sawahlunto ada wisata sejarah Kota Tambang, Sijunjung ada Silokek, dan Dharmasraya dengan candi-candi kerajaan pada masa lalu.
“Kalau di luar negeri, KA wisata sudah menjadi andalan untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung,” terang Ashelfine.
Pemprov Sumbar Harus Proaktif
Karena jalur KA dari Sawahlunto ke Padang itu melewati beberapa kabupaten/kota, yakni Kabupaten Solok, Kota Solok, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang, Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Padang, maka menurut Ashelfine, harusnya Pemprov Sumbar proaktif dalam mengkonkretkan reaktivasi KA ini.
Bersama pemkab/pemko yang dilewati jalur KA, Pemprov Sumbar berusaha menyakinkan pemerintah pusat, notabene PT KAI dan Kementerian BUMN agar jalur KA Sawahlunto-Padang dapat diaktifkan kembali untuk KA wisata.
Ketua IKSS (Ikatan Keluarga Sijunjung Sakato) Provinsi Riau yakin dengan aktifnya kembali KA Sawahlunto-Padang akan meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sumbar bagian timur, khususnya Kota Sawahlunto.
“Tapaknya sudah ada, walaupun saat ini jalur rel KA itu sudah bersemak. Tinggal sekarang direvitalisasi kembali,” kata Ashelfine.
Pemprov Sumbar, sebut Ashelfine lagi, harus mengajak anggota DPR RI maupun DPD RI, agar bisa secara bersama-sama melobi pemerintah pusat dalam masalah mencarikan anggaran untuk reaktivasi KA Sawahlunto-Padang ini.
Dengan tegas Ashelfine berkata, sekiranya amanah menjadi anggota DPR RI diberikan masyarakat Dapil Sumbar 1 kepadanya, maka permasalahan reaktivasi KA Sawahlunto-Padang akan menjadi prioritasnya untuk diperjuangkan.
(Ika)