LIMAPULUH KOTA, AmanMakmur — Bagi anda yang ingin berkunjung ke Objek Wisata Lembah Harau di Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota agar berhati-hati saat melintas di jalan utama menuju objek wisata kebanggaan masyarakat Sumatera Barat itu, terutama saat malam hari, sebab di Jorong Lubuak Limpato persisnya di depan UPTD Sekolah Dasar Negeri (SDN) 02 Tarantang berdiri penampakan seperti ‘pocong’ yang berdiri tegak di tengah badan jalan.
Ujud seperti ‘pocong’ setinggi orang dewasa itu telah ada sejak beberapa hari terakhir, sehingga menjadi buah bibir warga sekitar dan para wisatawan yang melintas.
Menurut warga, ‘pocong’ itu merupakan bentuk protes dan kekecewaan terhadap Pemerintah Kabupaten Limapuluh Kota, karena kerusakan jalan yang sudah dilaporkan dan sempat viral di media sosial itu belum mendapat tanggapan. Padahal, sudah puluhan orang pengendara yang jatuh akibat jalan rusak dan berlobang persis di tempat ‘pocong tersebut berdiri.
Hal tersebut diungkapkan Sugeng (60) warga yang sengaja membuat ‘pocong’ agar tidak ada lagi korban jatuh akibat jalan rusak itu.
”Pemasangan benda berbentuk ‘pocong’ ini sebagai bentuk protes sekaligus kekecewaan warga terhadap pemerintah daerah yang tak kunjung merespons jalan rusak yang telah banyak mengakibatkan korban jatuh. Bahkan juga banyak sepeda motor dan mobil pengendara yang rusak akibat terjerembab di badan jalan yang berlobang tersebut,” ucap Sugeng, Rabu (18/1/2023).
Ia juga menambahkan, kondisi jalan rusak tersebut telah terjadi sejak beberapa bulan terakhir, namun tidak ada respons dari Pemerintah Nagari maupun Pemkab Limapuluh Kota.
”Jangankan pemerintahan nagari, duniapun sudah tahu, sudah saya lapor kemana-mana, namun tidak ada respons.” tutupnya.
Sementara itu Walinagari Tarantang Sudahri SW yang dikonfirmasi terkait adanya ‘pocong’ yang dibuat warga sebagai bentuk sindiran dan protes menyebutkan bahwa masyarakat memasang ‘pocong’ agar pengendara hati-hati saat melintas. Ia juga menyebutkan telah beberapa kali melaporkan hal itu kepada pemerintah daerah, namun saat ini tidak ada respons.
”Kita sudah laporkan berulangkali ke pemerintah daerah, namun tidak ada respons. Padahal ini jalan menuju objek wisata yang katanya Harau Menuju Dunia,” pungkas Sudahri.
(Hatos)