KEPULAUAN RIAU, AmamMakmur.com — Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat untuk Indonesia, Mr Sung Yeng Kim bersama rombongan berkunjung ke Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, Rabu 30 Maret 2022 yang lalu. Senator Richard Pasaribu turut serta dalam kunjungan tersebut.
Setiba di Natuna, rombongan Kedubes AS langsung menyambangi kediaman Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda, dan menyambut kedatangan rombongan Dubes Amerika dengan jamuan makan, sambil berdiskusi mengenai hubungan kerja sama.
Wakil Bupati Natuna, Rodhial Huda mengapresiasi kunjungan Kedubes Amerika Serikat tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi kunjungan ini, terutama adanya upaya mendatangkan para investor Amerika datang ke Natuna untuk berinventasi mengelola potensi SDA seperti kemaritiman dan khususnya keindahan alamnya yang ada. Dari segi letak, Natuna ini sangat strategis, dikelilingi oleh negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Kamboja, Vietnam, Filipina, Brunei. Kita sangat terbuka menjalin kerja sama yang saling menguntungkan,” ucapnya.
Sementara, Senator Richard Pasaribu dalam kesempatan itu menyampaikan bahwa kunjungan Dubes AS ke Natuna harus dimaknai secara strategis, terutama terkait sengketa Laut China Selatan yang telah terjadi sejak tahun 1947.
Menurut Richard, Indonesia telah dengan tegas mengatakan, ujung selatan Laut China Selatan adalah zona ekonomi eksklusif (ZEE) milik RI di bawah Konvensi PBB tentang Hukum Laut, dan pada 2017 menamai wilayah itu Laut Natuna Utara.
“Kedaulatan Republik Indonesia harus ditegakkan, khususnya ZEE di Laut Natuna Utara. Maka kunjungan Dubes AS harus dimaknai secara strategis, dan ke depan perlu diadakan latihan militer TNI bersama angkatan perang Amerika demi menjaga stabilitas keamanan di Laut Natuna Utara,” terang Richard, melalui keterangan persnya, Senin (4/4).
Richard menambahkan bahwa Indonesia tidak perlu khawatir untuk latihan militer bersama dengan Amerika, karena hal tersebut merupakan hal yang biasa dan sudah sering dilaksanakan sebelumnya.
“Latihan bersama TNI dengan angkatan perang Amerika adalah hal yang biasa, namun mempunyai pesan strategis terhadap stabilitas keamanan di Laut Natuna Utara. Di samping itu perlu juga kerja sama program pendidikan maritim yang salah satunya dengan pertukaran kunjungan dosen dan profesor dari Amerika dalam upaya peningkatan sumber daya manusia yang ada di Natuna demi memanfaatkan SDA kemaritiman yang ada di Natuna,” kata Richard.
Sementara Dubes Amerika Serikat Mr Sung Yeng Kim dalam konferensi persnya menyampaikan bahwa kunjungan tersebut merupakan kunjungan pertamanya ke Natuna.
“Baru kali ini datang ke Natuna. Saya sangat takjub dengan keindahan laut Natuna, saya harap ini bukan kunjungan terakhir. Saya juga mengucapkan terima kasih atas sambutan hangat Wakil Bupati Natuna Bapak Rodhial kepada rombongan, dan saya sangat menikmati kunjungan ini,” ucapnya
Selanjutnya Mr Sung Yeng Kim menjelaskan Natuna memiliki potensi untuk bisa menjalani kerja sama.
“Saya harap dengan kunjungan ini bisa mempererat hubungan kerja sama dalam membangun perekonomian. Kami mengakui Natuna memiliki potensi untuk kerja sama dalam menghadapi persoalan-persoalan isu yang akan dihadapi,” katanya.
Dubes Amerika Serikat juga menyampaikan bahwa kerja sama yang akan dilakukan di Natuna tidak hanya di bidang ekonomi, namun di bidang pendidikan juga.
“Diskusi yang saya lakukan di Natuna berfokus dalam beberapa bidang, yaitu tentang keamanan, tetapi juga kita menjalani hubungan kemitraan, baik di bidang ekonomi, bidang pendidikan, dan juga tentunya dengan hubungan yang akan mengundang perusahaan Amerika untuk menanamkan investasi di daerah ini sehingga pembangunan daerah Natuna akan lebih maju,” jelasnya.
Di akhir sambutannya Mr Sung Yeng Kim menjelaskan latar belakang kenapa ia antusias menjalani hubungan kerja sama, yaitu karena adanya keinginan para petinggi daerah dalam membangun negeri.
“Terakhir yang saya tangkap ada keinginan para petinggi di daerah ini untuk memajukan daerah, maka dari itu saya berantusias,” pungkasnya.
(Rel/dpd)