JAKARTA, AmanMakmur.com—Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, mendorong agar pelatihan Active Selling kepada para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lebih digencarkan.
Menurut LaNyalla, program itu akan membuat pelaku UMKM melek dunia digital dan membawa peluang baru. Sehingga akan lebih optimal dalam penjualan pasar luring maupun daring.
“Pelatihan semacam itu tentu sangat baik, sangat positif agar pelaku UMKM bisa lebih kompetitif dan mengoptimalkan penjualan. Dampaknya akan meningkatkan pendapatan serta memperpanjang kelangsungan usaha,” kata LaNyalla, Kamis (21/10).
Berdasarkan data terakhir Kementerian Koperasi dan UKM, dari total 64,19 juta pelaku UMKM yang sudah onboarding di ekosistem digital baru mencapai 19 persen atau sekitar 12 juta UMKM. Jumlah ini lebih besar dibanding tahun 2020 yang masih di angka 13 persen atau sekitar 8 juta UMKM.
Hal ini, menurut LaNyalla, tentunya menjadi pekerjaan rumah pemerintah agar dapat mendorong pelaku UMKM beralih ke marketplace.
“Sejauh ini memang pelaku UMKM, terutama para pedagang kecil masih rendah pemahaman mengenai teknologi dan penggunaan kegiatan ekonomi digital, sehingga mereka belum banyak tahu bagaimana menjual dan mempromosikan produk secara online,” lanjutnya.
Pelatihan Active Selling dijalankan oleh Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Ditjen Aptika) Kominfo selama enam bulan. Mereka dibimbing para fasilitator agar terampil mengoptimalkan media sosial dan marketplace, menggunakan kasir online dan agregator.
“Kita berharap pelaku UMKM mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan baru. Lebih dari itu agar industri lokal juga semakin maju. Ini menjadi tantangan di masa pandemi seperti sekarang ini untuk sekaligus mewujudkan agenda bangsa kita yaitu pulihnya sektor kesehatan dan bangkitnya sektor ekonomi,” tegasnya.
Namun, LaNyalla mengingatkan kepada pelaku UMKM untuk menjaga kepercayaan konsumen. Pemasaran produk yang bagus tidak ada artinya jika tidak dibarengi dengan profesionalitas dalam pelayanan penjualan.
“Yang perlu diingat kemudian adalah menjaga kepercayaan konsumen. Seperti pengiriman produk harus cepat dan tepat waktu. Ini penting. Kemudian kualitas produk harus tetap terjaga. Karena begini, kita berhasil mengunggah foto atau memberi keterangan produk di marketplace dengan bagus, bisa terampil berinteraksi dengan calon pembeli, bertransaksi secara daring, tapi kalau kemudian ada yang kecewa dengan pelayanan kita, itu semua tidak ada artinya,” kata Senator asal Jawa Timur itu.
Program Active Selling tahun 2021 menyasar 26.000 UMKM produsen sektor pengolahan di sepuluh Kawasan Wisata Prioritas selama bulan Juli hingga Desember 2021.
Yang menarik, dalam pelatihan Active Selling ini para pelaku UMKM juga melakukan pertemuan kelompok di pusat pelatihan serta mendatangi lokasi usaha para UMKM yang sudah sukses. Bahkan fasilitator datang langsung ke rumah pelaku UMKM untuk mengajar tips dan trik sehingga toko atau produk yang dihasilkan mendapat order maksimal di masa pandemi dan bisa memasarkan produk sampai luar wilayah.
(Rel/dpd)