JAKARTA, AmanMakmur.com —Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menunjukkan bahwa dunia telah memasuki era baru yang sering dikenal dengan era digital.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Abdul Kharis Almasyhari mengatakan perubahan zaman ke arah digital digunakan untuk menggambarkan situasi pola asuh anak ke arah perubahan era daring.
Hal yang paling nyata dapat dirasakan era digital karena memiliki tantangan tersendiri dalam mengasuh sang buah hati.
“Orang tua harus lebih bijak memberikan kebebasan pada anak untuk mengakses internet dan berselancar di dunia maya. Kegiatan belajar dengan teknologi digital ini tentunya harus tetap dengan pengawasan orang tua,” kata Kharis.
Kenyataannya, Kharis menekankan, peran orang tua sangat penting dalam mengawasi perilaku buah hati saat menggunakan perangkat digital. Mengingat kemudahan informasi yang dapat diakses tanpa batas, hal ini sejatinya sangat baik, namun juga terdapat ancaman yang bisa saja menjadi dampak buruk pada perilaku anak.
“Saat ini anak menggunakan gadget sudah menjadi hal yang lumrah, namun disamping itu juga pola asuh orang tua menjadi ekstra mengawasi anaknya saat menggunakan gadget,” tambah Kharis.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Pakar Ikatan Sarjana Komunikasi (ISKI) Pusat, Yuliandre Darwis mengatakan kemajuan teknologi kaitannya dengan pendidikan anak, peran orang tua sangat penting dalam mengawasi perilaku buah hati saat menggunakan perangkat digital. Mengingat kemudahan informasi yang dapat diakses tanpa batas. Mengutip data statista tahun 2020, Pria yang arkrab disapa, Andre ini menyebutkan dengan 202 juta penduduk Indonesia menggunakan internet di antaranya yang berusia antara 13-17 tahun.
Fakta lain juga menegaskan, dampak negatif penggunaan internet banyak terjadi pada kategori usia anak sekolah. Melihat data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) jumlah kasus pengaduan anak terkait pornografi dan kejahatan online (korban dan pelaku) mencapai angka 1.940 anak dari 2017 hingga 2019 yang lalu.
“Kejahatan siber yang terjadi pada anak menurut data tersebut adalah anak korban kejahatan seksual online dan bahkan menjadi pelaku kejahatan online, anak menjadi pelaku dan korban perundungan, dan sebagainya,” ungkap Yuliandre saat menjadi pemateri dalam diskusi berbasis daring yang diselengarakan oleh Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informatika dengan tema “Tantangan Pola Asuh Anak di Era Digital” di Jakarta, Minggu (23/5).
Lebih lanjut, Andre menegaskan keluarga sebagai garda terdepan pembentukan karakter anak perlu mengembangkan pola asuh atau pola interaksi yang edukatif dan efektif. Pola asuh orangtua dalam lingkungan keluarga, sangat menentukan nilai-nilai yang didapatkan oleh anak. Dari bentuk perubahan teknologi yang semakin cepat.
“Peran pola asuh orangtua tidak hanya berkutat dengan pola pendidikan dan jangan membandingkan dari tahun sebelumnya, perubahan kebiasaan yang begitu pesat juga seperti berkembangnya teknologi saat ini harus menajdi perhatian setiap orang tua,” pungkas Andre.
(Syahrul)