
JAKARTA, AmanMakmur —Menteri PU (Pejerjaan Umum) Dody Hanggodo menegaskan komitmen Kementerian PU melanjutkan pembangunan tanggul laut raksasa di pesisir utara Jawa untuk mengantisipasi dampak penurunan muka tanah (land subsidence) dan mengurangi risiko banjir di wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Dalam Rakor Pembentukan Satgas Pembangunan Giant Sea Wall, Rabu (19/3/2025), Menteri Dody mengatakan Kementerian PU telah bekerja sama dengan Belanda dan Korea Selatan sejak tahun 2016 untuk kajian pembangunan tanggul laut mulai dari Cilegon hingga Gresik dengan proyeksi panjang mencapai 946 km.
“Kami telah menyelesaikan pembangunan tanggul pengaman pantai utara Jakarta Tahap A sepanjang 12,66 km. Pada tahun 2020, pembangunan dilanjutkan bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan panjang tambahan mencapai 33,54 km,” ujar Menteri Dody.
Untuk tahap selanjutnya yaitu pembangunan tanggul laut Tahap B sepanjang 21 km, saat ini dalam tahap kajian terkait pembiayaan dan studi kelayakan (feasibility study) dengan mempertimbangkan apakah desain tanggul akan mengacu pada Integrated Flood Safety Plan Giant Sea Wall Tahap B Jakarta yang disiapkan Kementerian PU pada tahun 2020 atau menggunakan Masterplan tahun 2016 dari Bappenas.
Selain wilayah Jakarta, tanggul laut juga tengah dibangun di wilayah Jawa Tengah secara terintegrasi dengan pembangunan Tol Semarang-Demak dan Tol Semarang Harbour.

Pembangunan tanggul laut merupakan bagian dari upaya pengendalian banjir terpadu yang terintegrasi dengan program penyediaan air bersih melalui Bendungan Karian dan Bendungan Jatiluhur serta peningkatan kualitas air dengan pengolahan limbah di muara sungai melalui pembangunan Jakarta Sewerage System.
Pada kesempatan yang sama, Menko Kemenkoinfra Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menekankan pentingnya pendekatan sistematis dan kerja sama lintas pihak untuk penanganan banjir dan perlindungan wilayah pesisir.
(Rel/pu)