PADANG, AmanMakmur —Pertunjukan tari kontemporer dengan tajuk “Sang Hawa” karya koreografer Maestro Tari Minang Ery Mefri, yang dibawakan oleh Nan Jombang Dance Company, di Gedung Kebudayaan Sumbar Jl Samudera Padang, Sabtu (21/12/2024), berlangsung sukses.
Suasana hening dan khidmat terlihat ketika dua orang penari Nan Jombang Dance Company, Angga Mefri dan Rio membawakan tari “Sang Hawa” dengan sempurna selama lebih kurang satu jam pertunjukan.
Tari “Sang Hawa” yang diproduksi pada tahun 2010, dan sudah ditampilkan di beberapa panggung pertunjukan di dunia, seperti di Jerman, Swedia, Australia, Jepang, Srilanka, merupakan karya Ery Mefri yang termasuk istimewa dari sekitar 60-an tari kontemporer yang ia ciptakan.
Disampaikan Ery Mefri, tari “Sang Hawa” merupakan wujud penghargaan dan kecintaannya pada perempuan, khususnya pada almarhumah ibundanya (amak), serta istri-istrinya.
Diakui Ery Mefri bahwa saat ini ia mempunyai tiga orang istri, yang hidup dengan aman dan damai di padepokannya, di Ladang Tari Nan Jombang Balai Baru Padang, bersama anak dan cucu-cucunya.
Kemudian, garis ibu atau matrilineal yang dianut oleh orang Minang, turut menjadi inspirasinya dalam menciptakan tari “Sang Hawa”. Begitu istimewanya perempuan pada adat Minang, dengan kedudukan Bundo Kanduang yang sangat terhormat. Dan juga, anak laki-laki Minang itu cenderung lebih dekat ke ibu daripada ayah.
Kasih sayang antara ibu dan anak itu, turut diperlihatkan dalam gerakan tari “Sang Hawa” di hadapan seratusan penonton yang hadir, di antaranya Sekretaris Dinas Kebudayaan Sumbar Yayat Wahyudi, Kepala UPTD Taman Budaya Sumbar Supriyadi, para seniman, wartawan, mahasiswa, dan pecinta seni lainnya.
Saat sesi diskusi, Ery menyampaikan keprihatinannya yang mendalam dengan semakin menjadi-jadinya pelecehan terhadap perempuan. “Ada yang diperkosa dan dibunuh, ada yang ditelanjangi tanpa kenal kasihan, dan banyak lainnya,” ujar Ery lirih.
“Saya sudah mengingatkannya sejak tahun 2010 ketika tari “Sang Hawa” diciptakan. Makanya, kita semua harus bisa menjaga martabat perempuan,” tambahnya.
Pada kesempatan diskusi itu, turut dipertanyakan oleh yang hadir, kenapa Ery Mefri mau tampil di Gedung Taman Budaya Sumbar, sementara secara kualitas sarana dan prasarana pertunjukannya tidak standarnya Ery Mefri yang telah membawakan “Sang Hawa” dan karya lainnya, di panggung-panggung dunia, maupun di dalam negeri, yang memiliki kualitas tinggi dan mumpuni.
“Taman Budaya ini adalah rumah saya, dimana saya pernah menjadi pegawai (PNS) dulunya, dan memulai kiprah dengan Nan Jombang Dance Campany. Mudah-mudahan ini bisa memotivasi para seniman untuk terus berkarya yang lebih hebat,” tukas Ery.
Di antara para seniman yang hadir tampak, Dr Andria C Tamsin, Dr Hermawan, Rizal Tanjung, Zamzami Ismail, Armeynd Sufhasril, Fauzul el Nurca, Dadang Leona, Trikora Irianto, Viveri Yudi (Mak Kari) dan dari wartawan, Yurnaldi, Nasrul Azwar, Isa Kurniawan, Sandy Sitia, serta Doni KPJ Sakato.
Adapun penampilan tari “Sang Hawa” karya Ery Mefri ini terselenggara atas kerjasama UPTD Taman Budaya Sumbar, Dinas Kebudayaan Sumbar, dengan Nan Jombang Dance Company.
(Ika)