PADANG, AmanMakmur ––Rencananya Himpunan Media Sumbar (Hamas) akan menggelar acara “75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”, Sabtu 4 Januari 2025, bertempat di Auditorium Istana Gubernuran Sumbar, Jl Sudirman Padang.
Prof Dr Harris Effendi Thahar, MPd merupakan Sastrawan, Wartawan dan Akademisi Indonesia asal Ranah Minang, yang saat ini menjadi Guru Besar di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP).
Sebagai sastrawan, Prof Harris banyak menulis cerita pendek (cerpen) dan sajak, serta namanya tercatat sebagai salah satu angkatan 1970-an di Sumbar.
Sampai sekarang, Prof Harris tetap menulis karya-karya sastra, yang mana cerpen-nya seringkali terbit di koran-koran nasional.
Dalam perjalanannya sebagai sastrawan, Prof Harris eksis bersama seniman lainnya di Taman Budaya Sumbar (dulu namanya Taman Budaya Padang), dan terlibat dalam kelompok diskusi “Kerikil Tajam” bersama penulis lainnya, Hamid Jabbar dan Darman Moenir. Keduanya sudah almarhum.
Hamid Jabbar terkenal dengan karya puisinya “Setitik Nur” dan “Komputer Teler”, sementara Darman Moenir dengan novelnya “Bako“.
Kemudian, saat itu di tahun 70-80 an terdapat pula nama-nama besar seniman lainnya, seperti AA Navis, Rusli Marzuki Saria, Chairul Harun, Leon Agusta, Abrar Yusra, Bagindo Fahmi, Wisran Hadi, Zaidin Bakry dan banyak lainnya.
Mereka-mereka ini para seniman kebanggaan, yang telah mengharumkan nama Sumbar, atau Ranah Minang, di tingkat nasional maupun internasional, dengan karya-karya mereka yang fenomenal dan melegenda.
Prof Harris sampai sekarang selalu hadir di dalam pertemuan-pertemuan dan acara yang diadakan oleh para seniman di Taman Budaya Sumbar. Apalagi ia pernah menjadi Ketua Dewan Kesenian Sumatera Barat (DKSB) periode 2007-2010.
Sebagai wartawan, Prof Harris pernah berkecimpung di Surat Kabar Mingguan (SKM) Canang, yang didirikan oleh Nasrul Siddik “Inyiak”, bersama dengan wartawan lainnya, seperti Alwi Karmena, Pinto Janir dan lainnya.
Dan, sebagai akademisi, alumni IKIP Padang yang meraih gelar doktor (S3) di Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini, di samping mengajar di almamaternya IKIP Padang, sekarang Universitas Negeri Padang (UNP), juga pernah mengajar Sastra Indonesia di Universitas Tasmania, Hobart, Australia.
Menurut Isa Kurniawan, selaku pelaksana acara “75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”, acara ini di samping sebentuk penghargaan kepada para seniman yang telah mengharumkan nama Sumbar, atau Ranah Minang, juga menjadi penyemangat bagi kaum muda, bahwa dengan berkesenian dan berkebudayaan itu tidak serta merta pendidikan menjadi tertinggal.
“Prof Harris bisa menjadi contoh bagi kaum muda dengan pencapaian tertingginya di bidang akademis dengan menjadi Guru Besar (Profesor), sementara beliau tetap menjadi seniman, dan juga wartawan, dengan menghasilkan karya-karya yang fenomenal,” ujar Isa, Minggu (8/12/2024).
“Dan lagi, kadang kehidupan seniman itu dipandang sebelah mata saja,” tukuk owner forumsumbar.com ini.
Makanya, kata Isa lagi, Hamas tergerak untuk mengangkatkan tokoh-tokoh seniman Sumbar, atau Ranah Minang, kepada publik, khususnya kaum muda, bahwa Ranah Minang memiliki banyak seniman yang hebat-hebat, yang karya-karyanya melegenda. Diakui secara nasional, bahkan internasional.
“Mudah-mudahan ini bisa memotivasi kaum muda Minang untuk bisa pula berkarya lebih hebat dari para pendahulu tadi,” tegas Isa.
Disampaikan Isa bahwa sebelumnya, Hamas sudah mengangkatkan tokoh-tokoh seniman, seperti; Rusli Marzuki Saria (Sembilu Darah), Hamid Jabbar (Setitik Nur), Chairul Harun (Warisan), Upita Agustine/Prof Raudha Thaib (Bianglala), dan sekarang Prof Harris Effendi Thahar (Arwana).
“Ke depan banyak lagi para seniman-seniman hebat yang akan diangkatkan, baik yang masih hidup maupun yang sudah mendahului, atau wafat,” pungkas alumni Unand ini.
(Ika)