PADANG PARIAMAN, AmanMakmur –— Hasil survei dari Lembaga survei Iconesia baru saja direlis. Hasilnya menunjukan pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Padang Pariaman John Kenedy Azis- Rahmad Hidayat memiliki tingkat keterpilihan (elektabilitas) lebih tinggi dari petahana Suhatri Bur yang berpasangan dengan Yosdianto.
Hasil ini secara umum menunjukkan kerja pasangan “penantang” JKA – Rahmad Hidayat lebih menarik masyarakat yang mengusung isu perubahan untuk Padang Pariaman lebih baik.
JKA lebih tinggi 9,5% lebih dipilih dibandingkan SB. Hal ini juga menunjukkan, ketidakpuasan masyarakat selama dipimpin oleh petahana. Namun tentu tidak itu saja, data ini perlu dilihat dari berbagai sisi secara komprehensif.
Secara ketokohan Calon Bupati John Kenedy Azis, bukanlah tokoh baru di daerah Padang Pariaman. JKA merupakan seorang pengacara nasional, pernah bekerja di lembaga perbankan, serta anggota DPR RI dua periode mewakili Dapil Sumatera Barat 2.
JKA yang sudah malang melintang di berbagai Komisi di DPR RI adalah kader senior partai Golkar dan Ketua Umum DPP Persatuan Keluarga Daerah Piaman (PKDP) se Indonesia.
Pasangannya, Rahmat Hidayat adalah seorang penguasa muda, Komisaris hotel, dan pengurus PKDP di salah satu daerah di Provinsi Riau.
Sedangkan petahana Suhatri Bur, selama ini telah berperan di Kabupaten Padang Pariaman. Riwayatnya, pernah ketua KPU, dan BAZNAS Padang Pariaman, dan setelah itu menjadi Wabup mendampingi Bupati Ali Mukhni, serta menjabat Bupati Padang Pariaman periode 2020-2024. Suhatri Bur juga Ketua Umum Persatuan Bola Tangan se-Sumbar.
Suhatri Bur maju sebagai kandidat Bupati periode 2025-2030 didampingi Yosdianto, seorang yang bergerak di bidang pendidikan. Dia, mantan staf Kemendiknas di Jakarta.
Mengapa elektabilitas JKA melebihi Suhatri Bur? Masing – masing orang terutama Timses tentu punya analisa sendiri-sendiri.
Dari hasil survei sebenarnya angka itu tidak terlalu signifikan. Masih ada pekerjaan yang menentukan tingkat elektabilitas sebenarnya menjelang 27 November 2024 nanti.
Tingkat elektabilitas hanya memiliki selisih sebesar 9,5 persen, JKA vs Suhatri Bur. Dengan prosentase JKA-Rahmat 53, 60 persen, sedangkan Suhatri Bur-Yosdianto 49,10 persen. Sementara 3,30 persen belum menentukan pilihan. Survei diikuti 1200 responden, di seluruh kecamatan di Kabupaten Padang Pariaman, dengan metode multistage random sampling. Survei dilakukan 11-15 November 2024.
Sedangkan di dalam survei masih terdapat angka 2 dan 2,5 persen masyarakat yang belum menentukan pilihan atau tidak menjawab. Margin of Error (MoE) 2 dan 2,5%, yang artinya angka itu masih bisa naik dan turun dengan persentase MoE.
Tingkat kepercayaan walau tidak ditampilkan, tentu saja tidak mencapai angka 100%. Masih ada range untuk mengubah keadaan. Jumlah ini juga akan berkurang dengan jumlah kertas suara rusak, walaupun jumlah biasanya tidak signifikan
Bercermin dari Pemilu sebelumnya di Kabupaten Padang Pariaman, DPT Padang Pariaman untuk Pemilu Pilpres 2024, dengan jumlah 326.303 pemilih dan tingkat partisipasi masyarakat 67,91%. Ada sekitar 30% pemilih yang bisa diyakini ikut pemilu untuk memilih salah satu paslon.
Timses perlu lagi mengkaji angka keterimaan (akseptabilitas) dan tingkat keterkenalan (popularitas) masing-masing paslon. Dengan jumlah responden survei yang cukup 1.200 orang, sepertinya data itu bisa lebih dirinci menghadirkan data di tingkat kecamatan ataupun nagari.
Kembali, hasil survei ini penting untuk kerja tokoh selama ini dan kerja Tim Pemenangan JKA-SB dalam masa kampanye.
Namun lebih penting adalah kerja-kerja berikutnya berdasarkan data survei dan fakta lapangan yang terukur untuk menentukan kemenangan pada 27 November 2024.
Siapakah yang akan memimpin Padang Pariaman, periode 2025-2030, akan ditentukan pemenangnya pada 27 November.
Untuk sementara JKA-Rahmat pasangan nomor urut dua memimpin hasil survei dengan tagline “Untuk Perubahan Padang Pariaman Lebih Baik”, menggeser posisi petahana SB-Yodianto yang mengusung tema “Melanjutkan Padang Pariaman Cermat”.
(WY)