PADANG, AmanMakmur —KPN (Koperasi Pegawai Negeri) Kopertis Wilayah X menjalin kerjasama dengan Lapas Perempuan Kelas II B Padang dalam mendukung pengembangan keterampilan warga binaan di bidang industri kreatif.
Untuk mengkonkretkan kerjasama tersebut, Ketua KPN Kopertis Wilayah X Prof Dr Suryani, MSi berkunjung ke Lapas Perempuan Kelas II B Anak Air, di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang, Rabu (13/11/2024), dan diterima oleh Kepala Lapas Susy Andriany Pohan.
Adapun KPN Kopertis Wilayah X, sekarang namanya LLDIKTI (Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi) Wilayah X, memiliki anggota ratusan orang yang terdiri dari dosen, tendik serta staf/karyawan LLDIKTI Wilayah X, yang menaungi seratusan perguruan tinggi di Provinsi Sumbar dan Jambi.
Pada kesempatan itu, Prof Suryani mengapresiasi kerja Kalapas Susy yang memberikan perhatian kepada warga binaan dengan melatih mereka berwirausaha. “Dimulai saat masih dalam binaan. Sehingganya saat sudah bebas mereka bisa langsung meneruskan,” ujarnya.
Dalam kerjasama nanti, kata Prof Suryani, KPN Kopertis Wliayah X akan membantu memasarkan karya kreatif warga binaan, berupa jilbab sulaman yang memiliki keunikan serta keindahan khas budaya Minangkabau.
Jilbab sulaman itu terdiri dari beberapa jenis sulaman tradisional, di antaranya; Sulaman Bayang, Kepala Peniti dan Jaik Sangkuik.
Menurut Kalapas Susy, masing-masing jenis sulaman tersebut memiliki motif dan teknik yang berbeda, dimana mencerminkan kearifan lokal serta ketelatenan para warga binaan dalam menghasilkan karya yang bernilai tinggi.
“Jilbab hasil sulaman ini pun tidak hanya merepresentasikan hasil karya seni, tetapi juga merupakan wujud nyata dari upaya pembinaan produktif di dalam lapas,” terang Susy.
“Kami berharap melalui kerjasama dengan KPN Kopertis Wilayah X, produk kreatif ini dapat menjangkau pasar yang lebih luas, sehingga mampu mendukung kemandirian ekonomi warga binaan setelah mereka bebas nanti,” tambah Kapalas.
Kalapas Susy mengungkapkan bahwa program pelatihan dan pemasaran ini sejalan dengan misi Lapas Perempuan Padang untuk memberikan keterampilan yang relevan bagi warga binaan dan menciptakan peluang elonomi kreatif.
Kerjasama ini, lanjutnya, juga diharapkan dapat membuka kesempatan bagi para warga binaan untuk lebih mengenal dunia bisnis, dari proses produksi hingga pemasaran.
“Jilbab sulaman hasil karya mereka (warga binaan) bukan sekadar produk, tetapi simbol dari usaha untuk bangkit dan mandiri,” pungkas Susy.
(Cun/Humas)