Oleh: Wiztian Yoetri
(Wartawan Senior)
KAPAL Perang Republik Indonesia (KRI) Teluk Bone bersandar di Pantai Pariaman. Kapal itu kini dihibahkan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia kepada Pemko Pariaman. Ini peristiwa luar biasa yang bakal membuat Pariaman akan banyak dikunjungi di masa depan. Ada apa sebenarnya?
Inilah inisiatif Walikota Pariaman, Prof Dr Genius Umar, MSi. KRI Teluk Bone, direncanakan cikal-bakal Museum Perjuangan Sejarah Angkatan Laut di Kota Pariaman. KRI Teluk Bone, sebelum diakusisi Pemerintah Indonesia, dari Pemerintah Amerika bernama USS Iredel County, diluncurkan pertama kali 12 November 1944. Mulai beroperasi di lautan Indonesia 15 Juli 1970.
Dalam catatan sejarah, kapal perang USS Iredell County (LST-839) adalah landing ship tank kelas LST-542 yang dibangun untuk Angkatan Laut Amerika Serikat pada Perang Dunia II.
Dinamakan setelah Iredell County, Carolina Utara, dia adalah satu-satunya kapal Angkatan Laut AS yang menggunakan nama tersebut.
Diakusisi Angkatan Laut Indonesia pada tahun 1970 sebagai KRI Teluk Bone (511) dan dinonaktifkan pada tahun 2019.
Iredel County, satu-satunya warisan Perang Dunia II, yang masih tertinggal, memiliki riwayat sejarah yang cukup menakjubkan. Kapal itu memiliki panjang 100 meter dengan lebar 15 meter dengan berat benaman penuh 4 145 ton.
Kapal dengan kecepatan 12 knot itu, dilengkapi 2 mesin diesel General Motor 12-567, dua poros kemudi, kemudi kembar.
Iredel County, telah memperoleh sejumlah penghargaan tertinggi, mulai dari satu Bintang Pertempuran (Perang Dunia II), 9 Bintang kampanye, Unit Kutipan Kepresidenan, Penghargaan Satuan Angkatan Laut serta Penghargaan Unit Berjasa Angkatan Laut (Perang Vetnam).
“Inshaa Allah, bila Allah mengizinkan, dan masyarakat kota Pariaman, kembali mengamanahkan kepemimpinan kota Pariaman, kepada kami. Kita akan wujudkan pembangunan Museum Perjuangan Angkatan Laut, di Muaro Pariaman,” ujar Genius Umar dalam percakapan dengan wartawan.
Sebagai Museum Perjuangan Angkatan Laut, KRI Teluk Bone, akan disandingkan dengan Monumen TNI Angkatan Laut yang telah diresmikan KSAL Laksamana Ade Supandi, 8 Maret 2017.
Keberadaan Monumen ini, melukiskan sejarah perjuangan Angkatan Laut Republik Indonesia pada masa kemerdekaan, dan Kota Pariaman mempunyai peran sangat strategis. Saat Pemerintahan Darurat Republik Indonesia di Bukittinggi, 1945-1949, Pariaman menjadi salah satu basis kekuatan perjuangan maritim rakyat Sumatera Barat yang tergabung dalam Tentara Rakyat Indonesia Laut Sumatera Tengah atau Resimen ALRI, yang menjadi asal-mula dari terbentuknya ALRI Pangkalan Besar Pariaman.
“Kehadiran monumen ALRI ini, sebagai wujud penghargaan terhadap pejuang yang gugur, dalam mempertahankan bangsa dan negara. Bentuk Monumen yang unik ini, berupa sebuah kapal perang besar setinggi 3 Meter, dilengkapi Meriam Kapal Experi KRI Teluk Tomini 508 dan satu Tank Amfibi jenis PT-76 tahun 1947 buatan Uni Soviet didatangkan langsung dari Mako Marinir Cilandak, serta satu unit Meriam Howikzer M30122, dilengkapi patung pejuang, yang berada di atas Monumen,” ungkap Genius.
Maka, berbekal semangat kemaritiman itulah, Genius yang maju kembali jadi calon walikota Pariaman periode 2025-2030, berpasangan dengan Muhamad Ridwan, bertekad mewujudkan Museum Perjuangan Angkatan Laut di Kota Pariaman.
Ketika Genius Umar menerima hibah kapal KRI Teluk Bone dari Kementerian Pertahanan, sudah ditegaskan Museum Perjuangan ini, nantinya akan dibangun Pemerintah Kota Pariaman dengan Kementerian Pertahanan Keamanan. Saat penandatanganan kesepakatan itu, Kemenhan diwakili Wamen Herindra yang sudah menjadi Kepala BIN, sementara Menhan saat itu, adalah Prabowo Subianto, sekarang sudah jadi Presiden Republik Indonesia.
Kehadiran, Museum Perjuangan Angkatan Laut itu, sekaligus untuk mengingatkan generasi muda Kota Pariaman dan Sumatera Barat, akan sejarah Pangkalan Besar Angkatan Laut di Pariaman. Agar mereka mengenal dan mengetahui, dan tidak buta sejarah. Bahwa kota Pariaman pernah jadi Pusat Pangkalan Besar Angkatan Laut di Indonesia.
Begitu juga dengan kehadiran kapal perang USS Iredell County dari Amerika yang sudah berganti nama KRI Teluk Bone, dengan riwayat sejarahnya yang luarbiasa, akan menjadi jendela bagi Kota Pariaman untuk menjalin kerjasama kebudayaan dengan Amerika. Kita bisa tindaklanjuti lewat kerjasama di bidang pemuda dan pendidikan.
“Yang jelas, dengan kehadiran Museum Perjuangan nantinya, akan melengkapi keberadaan destinasi wisata di Kota Pariaman. Artinya, bila untuk kegiatan wisata alam orang yang berkunjung bisa untuk sekali-dua kali saja, namun dengan wisata sejarah, inovatif dan edukatif, pengunjung bisa datang berlkali-kali. Misalnya, bagi siswa SMA dan SMK sederajat di Sumatera Barat dengan dukungan pemerintah provinsi dapat menjadikan Museum sebagai arena pembelajaran sejarah dan bela negara,” papar Genius Umar bersemangat.
KRI Teluk Bone ini, setelah disulap menjadi Museum Sejarah akan didesain menjadi dua lambung, satu lambung Teluk Bone dan satu lagi, bernama lambung USS Iredel County.
“Seperti Museum kapal selam di Surabaya, pengunjung bisa naik di depan, dan turun di belakang, dan masyarakat membayar retribusi, untuk menambah pundi-pundi Pendapatan Daerah, maka di Museum di KRI Teluk Bone Pariaman, kita juga akan buat senang pengunjung,” papar Genius, sembari membayangkan betapa megah dan meriahnya kehadiran Destinasi Wisata baru, Museum Perjuangan Angkatan Laut di Kota Pariaman ; Iredel County dengan historikal dan Monumen ALRI dengan riwayat perjuangan Angkatan Laut.*)