PADANG, AmanMakmur –—Hamas (Himpunan Media Sumbar) rencananya kembali akan mengangkatkan acara berkesenian dan berkebudayaan dalam rangka; “Mengenang Sang Legenda Chairul Harun”, dengan tajuk “Warisan”, pada bulan Agustus yang akan datang.
Adapun Chairul Harun merupakan sastrawan, budayawan, dan wartawan Indonesia asal Ranah Minang, yang kiprah dan karya-karyanya diakui secara nasional.
“Sebagai perhimpunan media, Hamas punya kepedulian untuk mengangkatkan mereka-mereka yang telah berjasa, meneruka dan berkarya sebagai wartawan (media) yang juga sekaligus sastrawan dan budayawan, baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat,” ujar Isa Kurniawan, pelaksana acara dari Hamas, Rabu (12/6/2024).
Mereka ini, lanjut Isa, adalah yang telah mengharumkan nama Sumbar dan Ranah Minang di kancah nasional bahkan internasional, dengan karya-karya mereka yang fenomenal dan melegenda.
Sebelumnya, sebut Isa, Hamas sudah mengangkatkan acara; “Peringatan 88 Tahun Rusli Marzuki Saria”, dan “Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar“, dimana keduanya merupakan sastrawan serta penyair Indonesia asal Ranah Minang, dan juga wartawan.
“Ini sebagai bentuk penghargaan Hamas kepada mereka-mereka. Dan juga perlu terus digaungkan agar publik tahu bahwa Sumbar, atau Ranah Minang, punya orang-orang yang karya dan kiprahnya dalam berkesenian dan berkebudayaan kelasnya menasional bahkan mendunia,” tukas owner forumsumbar.com ini.
Kemudian, harapnya, semoga kegiatan ini bisa memotivasi kaum muda untuk mengikuti jejak, atau bahkan melampaui apa yang telah dicapai oleh para pendahulu mereka di dalam berkesenian dan berkebudayaan.
Dalam acara “Mengenang Sang Legenda Chairul Harun” ini, disebutkan Isa, akan berisikan; Orasi Budaya, Testimony Speech, Parade Baca Puisi, Achievement Award, dan Doa.
Sekilas Chairul Harun
Chairul Harun yang merupakan sastrawan, budayawan, wartawan serta filsuf dan pemikir, lahir di Kayutanam Kabupaten Padang Pariaman pada tanggal 17 Agustus 1950 dan meninggal dunia pada tanggal 19 Februari 1998.
Sebagai sastrawan, Chairul Harun banyak menghasilkan karya sastra, seperti puisi, cerpen, dan novel. Berikut ini daftar karya-karya Chairul Harun (1) Tiga Kumpulan Sajak, terbit tahun 1968 di Padang oleh penerbit Studi Klub Padang, (2) Ganda Hilang terbit tahun 1981, di Padang oleh penerbit Studi Klub Padang, (3) Warisan (novel) terbit tahun 1983, di Jakarta, oleh penerbit Pustaka Jaya, (4) Monumen Safari (kumpulan puisi) terbit tahun 1966, (5) Matajo (cerita anak), (6) Basoka (cerita anak), (7) Maranginang (cerita anak), (8) 60 Jam yang Gawat (cerita anak), (9) Teratai Kerinci (cerita anak), (10) Cindua Mato, (11) Sutan Pangaduan (saduran), dan (12) “Sastra sebagai Human Control” dimuat dalam Dua Puluh Sastrawan Bicara (antologi esai), terbit tahun 1984.
Pada tahun 1979, novelnya yang berjudul “Warisan” mendapat hadiah Yayasan Buku Utama dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Ia juga pernah memimpin Badan Koordinasi Kegiatan Kesenian Indonesia (BKKNI) Sumatera Barat pada tahun 1977.
Sebagai orang media, Chairul Harun pernah menjadi wartawan di Harian Angkatan Bersenjata, Majalah Tempo, serta menjadi Pemimpin Redaksi di koran terbitan Sumbar, yakni; Harian Aman Makmur, Harian Umum Haluan, dan Wakil Pemimpin Redaksi di Harian Singgalang.
(Putrie)