
PADANG, AmanMakmur —Pada tanggal 13 Mei 2024, Fakultas Teknik (FT) Universitas Andalas (Unand) genap berusia 39 tahun. Tentunya dengan usia tersebut FT Unand sudah matang di dalam mengemban tanggungjawabnya sebagai pencetak insinyur yang berkompeten dan berdaya saing.
Perjalanan panjang yang sudah dijalani, dan bagaimana eksistensi FT Unand ke depan di era PTN-BH (Perguruan Tinggi Negeri – Berbadan Hukum) mendapat perhatian dari Dr Ir Is Prima Nanda, ST, MT, IPU, mantan Wakil Dekan II FT Unand.
“Dengan usia 39 tahun, artinya FT Unand telah melahirkan alumni yang berkiprah di pemerintahan, BUMN, swasta, dan ini merupakan kekuatan bagi Fakultas Teknik secara khusus dan Unand secara umumnya,” ujar Is Prima Nanda, Senin (13/5/2024).
Haji Prima, demikian Ketua Dewan Penasehat PII (Persatuan Insinyur Indonesia) Sumbar ini akrab disapa, lebih menekankan kepada tantangan FT Unand dalam menyikapi telah berlakunya status PTN-BH Unand.
PTN-BH, menurutnya, merupakan konsep penyelenggaraan perguruan tinggi dengan otonom yang lebih luas. Dan hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2013 yang berisi PTN BH adalah Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang didirikan oleh Pemerintah yang berstatus sebagai subyek hukum yang otonom.
“Dengan otonom penuh, suatu PTN bisa secara mandiri mengelola rumah tangganya sendiri sesuai dengan tujuan kampus tersebut,” urainya.
Dengan begitu, katanya lagi, diharapkan perguruan tinggi bisa lebih cepat berkembang dan berinovasi.
PTN yang berstatus Badan Hukum, sebutnya, sejatinya memiliki otonom yang lebih luas. Yang artinya PTN-BH tersebut bisa mengurusi rumah tangganya secara lebih mandiri.
Misalnya, PTN yang berstatus PTN-BH tersebut bisa membuka Progran Studi baru, atau menutupnya ketika dianggap tidak lagi diperlukan.
“Begitupun dalam urusan keuangan, urusan kepegawaian juga diatur sendiri oleh PTN tersebut,” terangnya.
Berubahnya status sebuah PTN menjadi PTN-BH, kata Is Prima Nanda, menuntut adanya perubahan yang meningkat dalam PTN tersebut secara reputasi maupun kualitasnya, baik secara institusi maupun sumber daya.
“Begitu pula dengan lulusannya. Karena tujuan awal PTN berubah statusnya menjadi berbadan hukum adalah untuk meningkatkan kualitas,” tuturnya.
Dibalik keuntungan-keuntungan yang diperoleh tersebut, kata Haji Prima, bukan berarti PTN-BH tidak memiliki kelemahan. Di antaranya, pemerintah akan mengurangi dana subsidi PTN. Akan tetapi, PTN-BH diberikan keleluasaan dalam mencari dana tambahan dari pihak swasta guna menjalankan aktivitas kampus untuk pembangunan infrastruktur dan lainnya.
“Karena Fakultas Teknik itu adalah bagian dari Unand, maka suka atau tidak suka, ke depan FT Unand bisa menyokong status PTN-BH tadi dengan berbagai program yang sesuai dengan tujuan PTN-BH tadi,” tukas Is Prima Nanda.
Kemudian Is Prima Nanda menyampaikan pertemuannya dengan Prof Dr Ir Dedi Priadi, DEA (Wakil Rektor UI Bidang SDM dan Asset), bersama datang ke UI (Universitas Indonesia) saat itu dengan Prof Dr Eng Gunawarman, MT (Guru Besar FT Unand).
“Karena itulah seorang pimpinan di PTN-BH mesti memiliki beberapa kriteria, antara lain; kemampuan manajerial yang mumpuni, kemampuan komunikasi dan membangun jaringan yang teruji, dan memiliki kemampuan entrepreneur. Sehingga bisa mencarikan sumber-sumber pendanaan di luar dana SPP dan Bantuan Pemerintah” ujar Is Prima Nanda menyampaikan apa yang diucapkan Prof Dedi.

Periodesasi Fakultas Teknik
1. Periode 1985-1995
Periode ini merupakan periode awal pendirian cikal bakal Fakultas Teknik (FT) Universitas Andalas (Unand).
Program Studi S1 Teknik awalnya berada di bawah Fakultas MIPA dengan dua program studi (prodi): Teknik Mesin dan Teknik Sipil.
Periode pertama ini ditandai dengan beberapa kelemahan, baik itu kekurangan dosen maupun kekurangan sarana dan prasarana.
Pada periode pertama inilah peran dari institusi luar seperti Institut Teknologi Bandung (ITB), PT. Semen Padang, Dinas Pekerjaan Umum (PU), Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Barat dan instansi lainnya, menjadi sangat penting.
Di samping itu, dukungan dari fakultas-fakultas lain di Unand dalam bentuk penyediaan tenaga pengajar dan sarana prasarana juga sangat beperan.
Tanpa dukungan institusi-institusi ini, ditunjang semangat yang tinggi dari para dosen yang relatif muda saat itu, serta daya juang yang tinggi dari mahasiswa, tidaklah mungkin FT Unand dapat berkembang seperti saat ini.
2. Periode 1996-2005
Pada periode ini FT Unand telah berkembang baik dengan memiliki lima prodi S1 Teknik, yaitu; Mesin, Sipil, Industri, Lingkungan dan Elektro.
Periode kedua ditandai dengan mulai bertambahnya jumlah Departemen seiring dengan mulai mengalirnya bantuan dari berbagai pihak seperti HEDS-JICA DIKTI dan EEDP-ADB DIKTI.
Pada periode ini, jumlah dosen maupun sarana dan prasarana yang dimiliki juga semakin meningkat, di antaranya dengan dibangunnya kampus baru Fakultas Teknik di Limau Manis Padang yang mulai digunakan sejak tahun 2000 oleh tiga Departemen yaitu Departemen Teknik Sipil, Departemen Teknik Mesin, dan Departemen Teknik Elektro.
Kemudian sejak tahun 2005, dua Departemen lainnya yaitu Departemen Teknik Industri dan Departemen Teknik Lingkungan menyusul bergabung ke Limau Manis Padang.
3. Periode 2006-2015
Periode ini ditandai dengan kenaikan signifikan jumlah dosen yang menyelesaikan pendidikan S3.
Hal ini sangat berperan penting dalam pembukaan program pascasarjana, yang dimulai dengan dibukanya Program Studi Magister (S2) Teknik Sipil pada tahun 2010, dan Program Studi Magister (S2) Teknik Mesin pada tahun 2012.
Kemudian, Program Studi magister (S2) Teknik Elektro pada tahun 2013, Program Studi Magister (S2) Teknik Industri pada tahun 2014 dan Program Studi Magister (S2) Teknik Lingkungan pada tahun 2015.
4. Periode 2015-2020
Periode ini ditandai dengan dibukanya Program Studi Doktor (S3) Teknik Mesin pada tahun 2017, dan Program Studi Doktor (S3) Teknik Sipil pada tahun 2018.
Sementara itu, perkembangan program prodi sarjana mengalami kemajuan yang siginifikan sehingga semua prodi telah terakreditasi “Unggul” atau “A” oleh BAN PT.
Empat Program Studi Sarjana bahkan telah memperoleh akreditasi internasional oleh lembaga akreditasi internasional ABET yang berkedudukan di Amerika dan IABEE yang berkedudukan di Indonesia.
5. Periode 2021-2025
Periode ini ditargetkan seluruh Prodi Magister terakreditasi “Unggul” dan seluruh Program Studi Sarjana terakreditasi secara internasional.
Kemudian periode ini juga menargetkan penambahan jumlah Guru Besar sekitar 15% dan jumlah Doktor 60%. Dengan modal seperti ini, diharapkan pada periode ini FT Unand telah mulai menerima mahasiswa asing.
Khusus untuk prestasi mahasiswa, pada periode ini, diharapkan sudah bisa meraih prestasi internasional (khususnya daerah regional, seperti kawasan ASEAN).
Kemudian untuk lulusan, diharapkan sekitar 40% lulusan sudah diterima bekerja di perusahaan Multinasional.
6. Periode 2026-2030
Seperti halnya Periode 2021-2025, periode ini adalah lanjutan dari target FT Unand untuk dapat diakui secara internasional.
Pada periode ini ditargetkan seluruh prodi (Sarjana, Magister, Doktor) sudah terakreditasi “Unggul” dan Program Studi Sarjana terakreditasi secara internasional.
Kemudian periode ini juga menargetkan penambahan jumlah Guru Besar menjadi 30% dan jumlah Doktor 80%. Dengan modal seperti ini, diharapkan pada periode ini FT Unand telah rutin menerima mahasiswa asing.
Khusus untuk prestasi mahasiswa, pada periode ini, diharapkan sudah bisa meraih prestasi internasional global.
Kemudian untuk lulusan, diharapkan sekitar 60% lulusan sudah diterima bekerja di perusahaan Multinasional.
(Ika)