
PADANG, AmanMakmur— Sastri Yunizarti Bakry bakal ikut baca puisi di acara Peringatan 88 Tahun Rusli Marzuki Saria, pada hari Selasa tanggal 27 Februari 2024, bertempat di Hotel Daima Jl Sudirman Padang.
“Saya akan membacakan puisi karya Papa Rusli yang sama dengan judul acara, yakni; Sembilu Darah,” ujar Sastri, Minggu (18/2/2024).
Menurut Uni Sas, demikian panggilan akrab Ketua Satu Pena Sumbar dan Founder Sumbar Talenta Indonesia ini, ia secara emosional punya hubungan kedekatan dengan Rusli Marzuki Saria, karena 4 tokoh sastra Angkatan 66 Sumbar itu, yakni; Leon Agusta, Chairul Harun, Rusli Marzuki Saria dan Zaidin Bakry, sering berkumpul di Jl A Yani 18 Padang. Dan Sastri banyak belajar dari mereka itu.
Zaidin Bakry adalah orangtua dari Sastri Yunizarti Bakry, yang merupakan seorang TNI dan bertempat tinggal di Jl A Yani itu.
Lanjut Sastri, ia juga sering menulis di halaman RMI (Remaja Minggu Ini) Harian Haluan, yang diasuh oleh Rusli Marzuki Saria.
Itu pula sebabnya beberapa kali ia bersama Dasril Ahmad merayakan ulang tahun Rusli Marzuki Saria di berbagai tempat setiap tahun. “Mulai dari hotel, auditorium gubernuran, maupun tempat sederhana lainnya. Malahan tahun lalu peringatannya ambo rancang bersama ratusan penyair internasional. Namun sayang Papa Rusli waktu itu kurang sehat,” tutur Sastri.
Penerima Anugerah Pelestari Budaya Nusantara yang diserahkan saat Festival Warisan Etnik Nusantara di Mahkota Parade, Melaka, Malaysia, Oktober 2023 lalu itu, menyampaikan rasa bangganya dengan digelarnya acara Peringatan Ulang Tahun ke 88 Rusli Marzuki Saria oleh Kapas (Komunitas Pemerhati Sumbar) dan Hamas (Himpunan Media Sumbar).

“Di Sumbar, yang paling berat itu bagaimana mengapresiasi prestasi orang lain. Malahan lebih suka menghina, mengkritik, dan mengecilkan karya orang,” tukas Sastri sembari menekankan bahwa sementara di negara-negara lain orang sudah mengkolaborasikan sastra dan artis film, sastra dan politik, serta sastra dan pebisnis.
Ditambahkannya, tidak saatnya karya sastra hanya dinikmati oleh seniman, atau sastrawan saja, agar pesan moral yang disampaikan penyair itu banyak yang dengar dari berbagai kalangan. “Itulah bagian kecil perubahan,” ucap penulis novel Kekuatan Cinta dan Hatinya Tertinggal di Gaza ini.
Sebagaimana diketahui, Sastri Yunizarti Bakry adalah seorang birokrat dan penulis asal Ranah Minang. Adapun sebagai penulis, namanya tercatat dalam Geo Sastra dan Seni Minangkabau karya A.A. Navis serta dalam Leksikon Susastra Indonesia karya Korrie Layun Rampan pada tahun 2000.
Sastri telah banyak menghasilkan karya-karya sastra berupa cerpen, puisi serta novel, dan menerima Anugerah Srikandi Tun Fatimah dari Ketua Menteri Melaka yang disematkan oleh PM Abdullah Badawi di Melaka tahun 2007.
(ika)