PADANG, AmanMakmur-–Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi (Prodi) Terapi Wicara STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Mercubaktijaya Padang melaksanakan kegiatan pengabdian pada Sekolah Luar Biasa (SLB) Mitra Anandadi Komplek Perumahan Lapai Padang.
Tim PKM melakukan pemberdayaan pada orangtua dan guru dalam meningkatkan atensi anak Autism Disorder Spectrum (ASD), dimana mereka adalah anak yang mengalami gangguan komunikasi sosial,
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang bertemakan “Pemberdayaan Orangtua dan Guru dalam Meningkatkan Atensi Autism Spectrum Disorder (ASD)” ini dilaksanakan selama dua hari, pada tanggal 13 dan 14 Oktober 2023.
Tim PKM STIKes Mercubaktijaya ini diketuai oleh Yuli Afmi Ropita Sari, MPd, AMd.Kes, dengan anggota Ilham Akerda Edyyul, MPd, Sri Rahmi Gustina, AMd.Kes, Mutiara Fitriani, Ikram Kurnia, Puteri Cecilia Zandyara De La Sani, Try Syadam Buana Putra, dan Vannia Andraresta.
Disampaikan oleh Ketua Tim PKM Yuli Afmi Ropita Sari, Autism Spectrum Disorder (ASD) merupakan gangguan perkembangan neurologis yang mempengaruhi kemampuan sosial, komunikasi, dan perilaku individu dan hampir sebagian dari anak-anak di SLB Mitra Ananda mengalami gangguan atensi atau gangguan perhatian.
“Makanya perlu pemberdayaan orangtua dan guru dalam membantu individu dengan ASD dalam meningkatkan perhatian mereka dan mencapai potensi terbaik mereka,” ujar Yuli melalui keterangan persnya, Selasa (17/10/2023).
SLB Mitra Ananda merupakan salah satu sekolah autis aktif di Kota Padang yang didirikan pada tahun 2006, dimana saat ini memiliki siswa sebanyak 37 orang dan guru 12 orang.
Ada beberapa upaya yang dapat meningkatkan atensi anak ASD, yakni; Pertama, Menyadari ASD. Penting bagi orangtua dan guru untuk memahami apa itu ASD. “Pengetahuan tentang gejala dan karakteristik ASD akan membantu mereka merespons dengan lebih baik dan memberikan perawatan yang sesuai,” ujar Yuli.
Dalam banyak kasus, lanjutnya, diagnosis ASD dapat ditegakkan pada usia dini, yang memungkinkan intervensi yang lebih efektif.
Kedua, Kolaborasi Antara Orangtua dan Guru. Dimana, kolaborasi yang erat antara orangtua dan guru adalah kunci dalam memberikan perawatan yang efektif bagi individu dengan ASD.
Menurut Yuli, orangtua dan guru perlu berkomunikasi secara teratur, berbagi informasi, dan merencanakan strategi yang sesuai untuk meningkatkan atensi dan keterlibatan anak-anak dengan ASD di sekolah maupun di rumah.
Ketiga, Penggunaan Metode Pembelajaran yang Sesuai. Dan hal ini penting untuk menyadari bahwa setiap individu dengan ASD memiliki kebutuhan yang unik. “Orangtua dan guru harus bekerja sama untuk menentukan metode pembelajaran yang paling sesuai untuk anak-anak mereka,” terang Yuli.
Ini mungkin melibatkan pendekatan seperti terapi perilaku terapan (Applied Behavior Analysis) atau metode komunikasi alternatif seperti komunikasi Augmentatif dan Alternatif (AAC).
Ke-empat, Pembelajaran Terstruktur dan Konsisten. Yakni anak-anak dengan ASD sering merasa lebih nyaman dengan rutinitas yang terstruktur dan konsisten. Orangtua dan guru dapat bekerja sama untuk menciptakan jadwal yang stabil dan lingkungan yang mendukung.
“Ini akan membantu meningkatkan atensi dan mengurangi stres yang mungkin dirasakan oleh individu dengan ASD,” tutur Yuli.
Kelima, Pendidikan Orangtua. Dimana orangtua juga perlu mendapatkan pendidikan tentang ASD, baik dari profesional kesehatan maupun dari organisasi dukungan yang ada.
“Pemahaman yang kuat tentang kondisi ini akan membantu orangtua merancang perawatan yang efektif di rumah dan mendukung perkembangan anak-anak mereka,” tukasnya.
Ke-enam, Mendukung Keterlibatan Sosial. Di sini sosialisasi adalah aspek penting dalam perkembangan anak-anak, termasuk mereka dengan ASD.
Disebutkan Yuli, orangtua dan guru dapat bekerja bersama untuk menciptakan peluang bagi anak-anak ini untuk berinteraksi dengan teman sebaya.
“Ini dapat mencakup kelompok bermain khusus untuk anak-anak dengan ASD atau dukungan tambahan di dalam kelas,” katanya.
Ketujuh, Mengatasi Tantangan. Individu dengan ASD sering menghadapi tantangan tertentu yang mungkin mempengaruhi atensi mereka. Menurut Yuli, orangtua dan guru perlu bersabar dan bekerja sama untuk mengatasi masalah seperti hiperaktivitas atau sensitivitas sensorik. “Terapis atau konselor khusus, dapat membantu dalam hal ini,” tukasnya.
Kedelapan, Dukungan Masyarakat. Dimana dukungan dari masyarakat juga sangat penting dalam pemberdayaan orangtua dan guru dalam meningkatkan atensi individu dengan ASD.
Dukungan dapat berupa program pendidikan khusus, kelompok dukungan orangtua, atau akses ke sumber daya medis yang diperlukan.
Dengan upaya yang tepat dari orangtua dan guru, sebut Yuli, individu dengan ASD dapat mencapai potensi terbaik mereka dan menjadi bagian yang berharga dalam masyarakat.
“Pemberdayaan orangtua dan guru dalam meningkatkan atensi anak-anak dengan ASD adalah langkah kunci menuju masa depan yang lebih cerah untuk mereka. Semua anak pantas mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkembang, dan dengan dukungan yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan inklusif yang memungkinkan hal itu terjadi,” pungkas Yuli.
(Rel/Fir)