SIJUNJUNG, AmanMakmur—Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Sumbar dan Pemkab Sijunjung mengadakan Forum Koordinasi percepatan penanganan stunting, di Muaro Sijunjung, Senin (10/7/2023).
Forum Koordinasi yang dibuka oleh Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir ini, turut dihadiri Kepala BKKBN Perwakilan Sumbar Fatmawati, Wakil Bupati Iraddatillah, dan jajaran di lingkungan Pemkab Kabupaten Sijunjung.
Kegiatan yang bertemakan; Bersama Meningkatkan Kolaborasi dan Sinergitas untuk Percepatan Penurunan Stunting di Kabupaten Sijunjung ini, diikuti 133 peserta dari Forkopimda Kabupaten Sijunjung, Kepala OPD terkait, Pimpinan BUMN dan BUMD, camat dan walinagari.
Kepala BKKBN Perwakilan Sumbar Fatmawati mengatakan, Kabupaten Sijunjung menjadi daerah kelima yang mengadakan forum koordinasi di Sumbar.
“Harapan kita bersama, semua pihak bisa meningkatkan kolaborasi dan sinergitas untuk percepatan penanganan stunting, sehingga bisa mengintervensi sasaran secara tepat,” ujarnya.
Ia menambahkan peran Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) Kabupaten Sijunjung sangat dibutuhkan untuk mendeteksi anak berisiko stunting, sehingga bisa didampingi dan angka stunting tidak bertambah.
Mulai dari catin (calon pengantin) harus dideteksi dan pastikan sehat, bebas anemia, paham kesehatan reproduksi, jarak kelahiran, pemberian gizi anak dan lainnya. Kemudian pendampingan ibu hamil dan seterusnya.
“Semoga rapat ini bermanfaat dan berperan dalam penurunan stunting di Sumbar. Jika ingin menjadi keluarga berkualitas jangan biarkan anak kita terlahir stunting. Semangat mewujudkan Kabupaten Sijunjung yang bebas stunting,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Sijunjung, Iraddatillah yang juga merupakan Ketua TPPS Kabupaten Sijunjung, mengimbau agar jajarannya beserta stakeholder lainnya, tetap bersemangat melakukan kegiatan pembinaan keluarga yang dampaknya terhadap percepatan penurunan stunting di Kabupaten Sijunjung.
“Hasil data SSGI di Kabupaten Sijunjung penurunan stunting-nya hanya 0,01 persen. Dimana tahun 2021 itu 30,01 persen, kemudian setelah bekerja keras yang kami merasa sudah maksimal. Seperti saat APBD tidak mencukupi kita carikan sumber lain. Disupor Baznas, BUMD, dan kita antarkan langsung ke rumah-rumah anak-anak stunting. Setelah setahun keluar data 30,0 persen, terkejut kita turunnya hanya sedikit,” ujarnya.
Mungkin di pendataannya, sebab dari data by name by addres, ternyata sudah di angka 13,89 persen artinya sudah dibawah target nasional 14 persen.
Kondisi itu, kata Iraddatillah, harus tetap disikapi secara bijak dan dijadikan motivasi pelecut untuk terus menekan angka stunting.
(noven/ogi)