Oleh: Ahniyus Ahmad
DULU Iblis mencoba ber-argumen dengan ALLAH saat di- perintahkan sujud kepada Adam yang dengan sikapnya itu Iblis di cap oleh ALLAH sebagai makhluk terkutuk karena kesombongannya atas asal kejadiannya serta ketinggian ilmu yang dimilikinya serta riwayat peribadatannya yang panjang.
Kini ada seorang cendekiawan bergelar akademis Proffessor dengan predikat ahli tafsir sedang mencoba menanamkan faham kepada ummat tentang tidak wajibnya berhijab karena hijab itu budaya Arab dan yang paling penting untuk dipakaikan hijab adalah hati, demikian argumennya.
Padahal dalil Al Qur’an tentang kewajiban ber-hijab bagi seorang muslimah itu jelas dengan bahasa yang tegas tanpa harus adanya penafsiran lain serta argumen yang perlu di cari-cari.
Karena bagi seorang yang ber-iman, firman ALLAH dalam Al Qur’an itu adalah mutlak kebenarannya dan tidak ada keraguan didalamnya.
Maha Benar ALLAH Dengan Segala Firman-NYA.
Kalau demikian adanya, apakah orang ini ter-inspirasi oleh sikap Iblis saat mendebat ALLAH karena menolak perintah ALLAH untuk sujud kepada Adam?
Adalah bebas bagi seseorang untuk ber-iman atau tidak kepada apa yang ALLAH Firmankan di dalam Al-Qur’an, karena tidak ada paksaan dalam agama, akan tetapi akan menjadi beda persoalannya ketika orang itu adalah tokoh yang di beri panggung dan wadah untuk mempropagandakan pemikirannya yang bermuatan sesat kepada khalayak.
Semoga kita berhati-hati dalam memahami dan menyikapi fenomena pendangkalan aqidah yang menyusup dengan halus dan terkadang sulit di percaya. *)
Penulis adalah Pengamat Sosial dan Politik