JAKARTA, AmanMakmur — Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menerima silaturahmi Alumni SMA Taruna Nusantara di Ruang Ketua DPD RI, Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (23/5/2023).
Para alumni yang hadir antara lain Hafif Assaf, Abi Alamsjah, Rasendrya Hafiz, Monang Sidabutar, Andhika Awaluddin, Aufar Kasyfillah, Aldafi Budiman, Bong Bong Napitupulu dan Haryo Bhimo Chetto.
Sedangkan Ketua DPD RI didampingi Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Syaifudin, Togar M Nero dan Brigjen (Pol) Amostian.
Kepada LaNyalla, Hafif Assaf menyampaikan silaturahmi tersebut untuk meminta masukan kepada LaNyalla yang merupakan tokoh bangsa. Apalagi sebagai generasi muda, alumni SMA Taruna Nusantara mengharapkan masukan-masukan terkait nilai-nilai kebangsaan dan kejuangan.
“Makanya kami datang untuk bertukar pikiran dan minta masukan supaya ada nilai-nilai kebangsaan yang bisa kami ambil. Memberi warna bagi kehidupan kami ke depan,” ujar Hafif.
Selain itu, menurutnya DPD RI berperan strategis sebagai representasi perwakilan seluruh daerah, sama halnya dengan para alumni SMA Taruna Nusantara yang juga berasal dari semua wilayah Indonesia.
“Ada semangat yang sama antara DPD RI dan para alumni Taruna Nusantara yang sama-sama berasal dari berbagai daerah. Kami memiliki 9000-an anggota dengan ragam profesi seperti TNI, POLRI, PNS, swasta dan bidang lain yang tersebar di seluruh Indonesia dan dunia,” paparnya.
Dalam berkarya, lanjut Hafif para alumni memegang 5 nilai perjuangan yaitu menegakkan integritas, memperkuat kompetensi, membangun sinergi, menjaga persaudaraan dan selalu ingin berkontribusi bagi negeri.
“Kami siap berkolaborasi menyebarkan pikiran, gagasan, program-program kebangsaan Ketua DPD RI dan lembaga DPD sendiri,” tukas dia.
Sementara itu LaNyalla menegaskan DPD RI sedang menawarkan perbaikan total sistem bernegara dengan kembali kepada rumusan para pendiri bangsa. Makanya dia berharap para Alumni SMA Taruna Nusantara dapat turut meresonansikan hal itu.
“Sistem bernegara hasil Reformasi terbukti tidak bisa menjawab persoalan bangsa. Demokrasi langsung ala liberal Barat membuat rakyat tidak punya kedaulatan. Ketua umum partai politik dan Presiden terpilih yang faktanya saat ini menentukan arah bangsa. Sementara rakyat secara langsung tidak bisa berbuat apa-apa,” ucap dia.
LaNyalla mengatakan sudah seharusnya bangsa ini kembali lagi kepada sistem Demokrasi Pancasila yang memiliki Lembaga Tertinggi yaitu MPR sebagai wadah semua elemen bangsa yang merupakan penjelmaan rakyat.
Dijelaskannya, dalam MPR ada dua macam, yaitu wakil-wakil yang dipilih dan utusan-utusan yang diutus. Wakil-wakil yang dipilih, adalah peserta Pemilihan Umum. Sehingga anggota DPR ada dua, yaitu dari partai politik dan dari DPD yang dipilih dari jalur perseorangan.
“Sedangkan Utusan yang diutus, adalah mereka yang diberi amanat oleh kelompok atau organisasi mereka. Ada dua juga. Kalau Utusan Daerah bisa diisi Raja dan Sultan Nusantara, sedangkan Utusan Golongan berarti perwakilan unsur organisasi masyarakat dan organisasi profesi yang aktif di bidangnya,” ungkap LaNyalla.
Untuk itulah LaNyalla mengajak seluruh komponen bangsa untuk bersama-sama mendorong lahirnya Konsensus Nasional kembali kepada Pancasila. Dengan mengembalikan UUD 1945 naskah asli, kemudian disempurnakan dengan teknik addendum.
“Itu yang sekarang sedang saya tawarkan. Kelemahan naskah asli konstitusi kita perbaiki, tetapi tidak mengubah total konstruksi bernegara yang,” tegas LaNyalla
Di akhir pertemuan LaNyalla menyampaikan ucapan selamat kepada para Alumni SMA Taruna Nusantara yang hadir dan akan ikut pada Musyawarah Nasional Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara di bulan Juni 2023 ini.
Harapannya hasil dari Munas dapat melahirkan pemimpin yang memiliki nilai kebangsaan dan kejuangan sesuai Pancasila dan UUD 1945, serta dapat menghasilkan hal positif dan kontribusi yang baik bagi negara dan bangsa.
(Rel/dpd)