BALI, AmanMakmur.com — Sidang ke-144 Inter Parliamentary Union (IPU) resmi dibuka Presiden Joko Widodo, Minggu (20/3) malam, di Bali International Convention Center (BICC). Hadir dalam acara pembukaan tersebut antara lain Wakil Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin, dan Ketua Badan Kerja Sama Parlemen (BKSP) DPD RI Gusti Farid Hasan Aman.
“Saya mendukung pernyataan Presiden bahwa parlemen dan pemerintah perlu mendiskusikan dan memobilisasi kebijakan-kebijakan mengenai prubahan iklim, karena isu ini perlu aksi nyata untuk mengatasinya,” kata Sultan.
Salah satu agenda Sidang IPU kali ini adalah “Getting to zero: Mobilizing parliaments to act on climate change” yang akan dibahas dalam sesi general debate. Pandangan dan masukan mengenai cara dan pendekatan mengatasi perubahan iklim dari parlemen-parlemen anggota IPU akan disimpulkan dan disampaikan pada sesi terakhir Sidang yaitu pada hari Kamis, 24 Maret 2024.
“Isu perubahan iklim penting bagi daerah karena kepulauan Nusantara juga rentan pada emisi rumah kaca, kenaikan ketinggian air laut, yang disebabkan oleh pemanasan global,” kata Gusti Farid Hasan Aman.
Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan yang luas sehingga berperan penting bagi upaya mengatasi perubahan iklim.
“Negara industri maju dan komunitas internasional harus mempertimbangkan bahwa Indonesia juga perlu menghidupi rakyatnya, jadi aksi mengatasi perubahan iklim tidak boleh hanya menjadi tanggung jawab Negara-negara seperti Indonesia. Dunia perlu komitmen bersama mengatasi masalah ini,” tegas Sultan.
Kebijakan mengatasi perubahan iklim antara lain pendanaan, transfer teknologi ramah lingkungan, dan transisi energi.
“Saya kira Indonesia siap. Contohnya sekarang ada gerakan mengurangi plastik karena plastik dibuat dari bahan dari energi fosil kan ya…. Tapi adaptasi atau respon terhadap perubahan iklim ini ada harganya, dan juga perlu penguasaan teknologi-teknologi baru yang murah,” kata Gusti Farid Hasan Aman.
Sultan Bachtiar Najamudin meyakini Indonesia juga memiliki potensi untuk berperan penting pada aksi-aksi global mengatasi perubahan iklim di masa depan.
“Indonesia penghasil nikel, yang bisa diubah menjadi baterai mobil listrik ramah lingkungan, juga jadi penggerak mesin-mesin energi angin, energi-energi alternatif, tapi untuk sampai ke tahap ini kita perlu merencanakan ketahanan energi dalam negeri dan transisinya,” kata Sultan.
Gusti Farid Hasan Aman berharap Sidang IPU dapat menghasilkan semacam komitmen bersama antar parlemen mengatasi perubahan iklim.
“Kami di BKSP DPD RI dan juga DPD secara kelembagaan, siap mendukung upaya-upaya mengatasi perubahan iklim baik melalui komitmen di sidang ini maupun melalui dialog-dialog antar parlemen secara bilateral dan antar kawasan. Kebijakan biasanya sukses jika ada komunikasi antar pemangku kepentingan,” kata Gusti Farid Hasan Aman.
(Rel/dpd)