PADANG, AmanMakmur.com —Sebagai penyedia Bahan Bakar Minyak (BBM), Pertamina saat ini sudah menerapkan digitalisasi dalam pembelian BBM oleh konsumen, dan langsung masuk ke sistem data, sampai ke pusat.
Khususnya BBM jenis solar yang sering langka saat ini, pokok persoalannya adalah kuota, dimana ini tidak ditentukan oleh Pertamina, tapi pemerintah melalui BPH Migas.
Hal itu disampaikan oleh I Made Wira Pramarta, Sales Area Manager Retail Sumbar, PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, saat acara bincang-bincang energi yang diadakan Harian Singgalang dengan tema “Energi untuk Rakyat, Masih Adakah?“, Rabu (23/2), di Hotel Truntum, Padang.
“Kadang kuota inilah yang tidak mencukupi untuk suatu daerah. Dan dalam hal ini, pemerintah daerah harus proaktif,” ujar I Made.
Khususnya solar, menurut I Made, pihaknya ditugaskan BPH Migas untuk menyalurkan kepada yang berhak, sesuai dengan aturan yang sudah ada. Aturan peruntukan solar itu sudah ada, kadang di lapangan, di SPBU, aturan ini yang sering dilanggar.
“Untuk Sumbar itu kuota solarnya 411 ribu Kilo Liter. Kadang ini yang kurang,” imbuh Made lagi.
Menanggapi itu, Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sumbar, Heri Martius menyatakan Pemprov Sumbar sangat memperhatikan persoalan BBM ini, khususnya jenis solar.
“Kita sudah meminta pihak Organda yang menjadi pemilik truk-truk besar yang memakai solar, untuk mentaati aturan yang ada, sesuai yang telah digariskan oleh pemerintah,” kata Heri.
Kemudian dalam sambutannya saat membuka acara, Pemred Harian Singgalang Khairul Jasmi menyampaikan bahwa perlu ada kesadaran bersama untuk mentaati aturan mengenai BBM jenis solar bersubsidi, karena antrian truk-truk besar di SPBU di dalam kota itu sudah mengganggu masyarakat.
“Diskusi ini mudah-mudahan bisa membangun kesadaran bersama semua pihak bahwa solar itu diperuntukan untuk truk-truk, dan tersedianya di luar kota,” ujar KJ, demikian Komisaris PT Semen Padang ini akrab disapa.
Dalam acara diskusi yang dihadiri puluhan wartawan ini, turut menjadi narasumber lainnya Defiyan Cori, Pengamat Ekonomi, dan dari Direskrimsus Polda Sumbar, serta dimoderatori Andahayani Yoseph.
(Ika)