BANYAK orang yang takut keluar dari zona nyaman, karena tidak memiliki mental yang kuat dan jiwa petarung. Tapi tidak begitu halnya dengan Ismael Koto, yang mundur dari Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk bertarung di Pilkada Kota Solok 2015. Padahal jabatannya waktu itu cukup tinggi, yakni Asisten Pemerintahan dan Kesra Pemkab Solok Selatan.
Sebagaimana diketahui Ismael Koto merupakan mantan pejabat pratama (eselon II) di Pemkab Solok Selatan, yang pernah menjabat sebagai Dirut Perusahaan Daerah, Kabag Hukum, Sekretaris BKD, Kepala BKD, Kadis Sosnakertrans, serta Asisten Pemerintahan dan Kesra, sebelum memutuskan mundur dari ASN untuk bertarung di pilkada.
Saat Pilkada Kota Solok 2015 itu, Ismael Koto yang berpasangan dengan Jon Hendra (Ketua DPD PAN Kota Solok) hanya kalah tipis dari Zul Efian-Reiner yang menjadi pemuncak saat itu.
Dasar petarung, dan ingin menuntaskan pengabdiannya, walau didepak dari partai sendiri dan kedua inkumben serta Ketua DPRD Kota Solok ikut juga, tidak menyurutkan nyali Ismael Koto untuk bertarung di Pilkada Kota Solok 2020.
Ismael Koto yang berpasangan dengan Edi Candra (mantan pamong atau ASN juga), belum beruntung. Pemenang Pilkada Kota Solok 2020 adalah inkumben Zul Efian yang berpasangan dengan Ramadhani Kirana Putra (Anggota DPRD Kota Solok waktu itu).
****
Ismael Koto, ayah 5 anak kelahiran tahun 1967, merintis awal karir sebagai ASN di Pemkab Kerinci pada tahun 2000, kemudian pindah ke Pemkab Solok Selatan, dan pernah mendapatkan penghargaan Satya Lencana 10 Tahun dari Presiden RI pada tahun 2011. Saat ini, semenjak mundur dari ASN pada tahun 2015, telah menjadi pengusaha sukses, sebagai Dirut PT Paduko Intan Barajo dan PT Singkarak Bumi Energi.
Ke depan ada “arena pertarungan” yang akan digelar dan terbuka lebar bagi siapa saja yang ingin mengikutinya, yakni Pileg dan Pilkada Serentak 2024. Agenda politik ini tentunya terbuka juga bagi seorang Ismael Koto, di dalam menuntaskan pengabdiannya untuk membangun nagari.
Ada dua opsi bagi alumni Fakultas Hukum Universitas Andalas (FH Unand) ini memilih arena pertarungan, pertama ikut Pileg —pindah jalur ke legislatif. Opsi ke Pileg ini bisa jadi ke DPRD Sumbar, DPR RI atau DPD RI. Dan kedua tetap membidik eksekutif dengan kembali ikut Pilkada Kota Solok 2024, yang mana inkumben Walikota Zul Efian tidak bisa lagi ikut —sudah dua periode menjabat.
Pilihannya terpulang kepada Ismael Koto. Sebagai petarung, arena Pileg dan Pilkada Serentak 2024 bisa jadi pertarungan (politik) terakhir bagi Ismael Koto, yang saat ini menjabat Ketua Gebu Minang Kabupaten Solok Selatan.
Tetapi karena Pileg dan Pilkada itu jadwalnya berdekatan, satu di bulan Februari dan satu lagi November 2024, maka Ismael Koto harus memilih salah satu jalur, apakah legislatif atau eksekutif kembali. Atau ada opsi lain, dengan pertimbangan tertentu, untuk tidak masuk gelanggang. Wallahualam.
Pesannya, sosok seperti Ismael Koto ini, dengan energi, potensi dan rekam jejak yang dimiliki, pantas diberi ruang untuk menuntaskan pengabdiannya, di dalam membangun nagari.
Penulis adalah Koordinator Komunitas Pemerhati Sumbar (Kapas)