SULAWESI TENGGARA, AmanMakmur.com — Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengapresiasi kemandirian pangan di Pondok Pesantren (Ponpes) Hidayatullah yang terletak di Konda, Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Dalam menciptakan kemandirian pangan, Ponpes Hidayatullah berkolaborasi dengan Lembaga Zakat BMH Sulawesi Tenggara.
“Kemandirian yang dipraktikkan di Ponpes Hidayatullah tentu menjadi kekuatan pesantren di tingkat nasional. Saya mendukung dan mengapresiasi hal tersebut,” kata LaNyalla di sela-sela kunjungan kerjanya ke Sulawesi Tenggara, Sabtu (20/11).
Senator asal Jawa timur itu menilai, kemandirian pangan yang ditunjukkan Ponpes Hidayatullah ke depan dapat dikembangkan menjadi kekuatan ekonomi.
Dikatakannya, umumnya pesantren mengandalkan kemurahan hati para donatur. Namun, dengan pengelolaan yang baik, dana yang dititipkan donatur dapat dikembangkan menjadi kekuatan pangan dan kekuatan ekonomi pesantren.
“Model kemandirian ini perlu dikembangkan dan digaungkan agar menjadi kekuatan pesantren nasional. Lebih baik lagi jika gagasan seperti ini
dikelola oleh Kementrian Agama di bawah Direktorat Pondok Pesantren agar kemandirian pangan menjadi kekuatan pesantren kita,” saran LaNyalla.
Ia berharap pemerintah memberikan stimulus untuk program kemandirian pesantren. Menurut dia, para santri yang tengah menjalani pendidikan di pesantren tentu memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat digerakkan memajukan perekonomian di lingkungan mereka.
“Tak hanya di tingkat pesantren, kemandirian ekonomi yang nantinya terbangun di pesantren juga akan berdampak langsung bagi penguatan perekonomian di desa,” tegas LaNyalla.
Pada saat sama, program ini juga secara tidak langsung melatih dan mengembangkan potensi yang dimiliki para santri. Harapannya, ketika selesai menjalani pendidikan di pesantren, para santri tak hanya mahir dalam bidang agama, tetapi juga meresonansi pembangunan perekonomian di daerah asalnya.
“Sehingga, santri menjadi pribadi yang siap terjun ke lapangan mengaplikasikan disiplin ilmu yang dimilikinya selama menimba ilmu di pesantren. Santri tak hanya mahir di bidang agama, tetapi juga memiliki keahlian lainnya,” tutur LaNyalla.
(Rel/dpd)