JAKARTA, AmanMakmur.com—Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, menyinggung sejumlah persoalan saat Memimpin Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI, Senin (16/8). LaNyalla membahas kedaulatan energi, kemandirian pangan, ketahanan sektor kesehatan, sosial, ekonomi, dan pertahanan keamanan bangsa melalui Pokok-pokok Haluan Negara (PPHN).
LaNyalla juga meminta Indonesia cepat merealisasikan pembangunan pembangkit energi bertenaga Nuklir.
“Kita harus memastikan Energi Baru Terbarukan menjadi prioritas. Termasuk keberanian kita sebagai bangsa besar, untuk memanfaatkan Nuklir sebagai pembangkit energi yang relatif lebih murah,” kata LaNyalla dalam pidatonya di Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI yang digelar di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta.
Dukungan terhadap penggunaan sumber daya energi Nuklir juga pernah disampaikan LaNyalla saat mengunjungi Pontianak, Kalimantan Barat, beberapa waktu lalu. Ia mendorong agar pembangunan pembangkit energi tenaga Nuklir di Kalbar, yang sudah diusulkan ke dalam Revisi Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan melalui Kementerian ATR/BPN, segera direalisasikan.
Menurut LaNyalla, energi Nuklir merupakan terobosan baru karena memiliki potensi yang bisa menyediakan energi dengan biaya efisien, handal, dan aman. Selain menawarkan sumber energi yang besar, energi Nuklir dapat mengurangi polusi lingkungan dan volume kegiatan pengelolaan limbah, termasuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca.
Oleh karena itu, LaNyalla menilai pemanfaatan energi Nuklir untuk memenuhi ketahanan energi dalam mendukung kesejahteraan rakyat perlu dilakukan. Pembangunan PLTN juga dinilai akan meningkatkan pertumbuhan industri nasional.
Senator asal Jawa Timur itu juga membahas pentingnya ketahanan pangan bagi Indonesia. Ia mengingatkan berbagai ancaman yang perlu diantisipasi dalam hal pangan.
“Kemandirian pangan mutlak harus menjadi solusi yang harus kita wujudkan dengan bonus iklim negara tropis, yang berada di lintasan khatulistiwa, dengan sumber daya hutan, daratan dan laut yang melimpah. Karena ancaman perang masa depan, adalah perebutan sumber daya pangan dan air bersih,” tegasnya.
LaNyalla berharap agar industri-industri hulu yang dulu dibangun di era Orde Lama dan Orde Baru tidak dibiarkan mati hanya karena sudah tidak efisien lagi dibanding impor. Menurutnya, justru negara harus melakukan restorasi.
“Karena sebagai negara yang besar dan Tangguh, kita mutlak memiliki heavy industries di sektor-sektor strategis, terutama untuk mewujudkan kemandirian pangan,” terang LaNyalla.
“Oleh karena itu, Pemerintah harus kita dukung untuk bersama-sama menemukan peta jalan menuju kesiapan kita sebagai bangsa yang Tangguh dalam menyongsong era perubahan global, atau tata dunia baru, yang tidak lama lagi akan terjadi,” sambung mantan Ketua Umum PSSI itu.
Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI dihadiri Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Ma’ruf Amin. Sejumlah anggota DPR RI dan DPD RI serta jajaran Kabinet Indonesia Maju hadir dengan mengikuti protokol kesehatan ketat, sementara sebagian mengikuti jalannya sidang bersama secara virtual.
(Rel / dpd)