KALIMANTAN UTARA, AmanMakmur.com —Kesultanan Bulungan di Kalimantan Utara, memanfaatkan kehadiran Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, untuk menitipkan aspirasi.
LaNyalla pun mendapat kehormatan dari Pemangku Kesultanan Bulungan, Datuk Abdul Hamid, di keraton yang berada di Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan, Rabu (26/5).
“Kita memberikan kehormatan terhadap Bapak Ketua DPD RI yang sudah berkenan datang di tempat kami yang kecil, panas. Kami merasa bersyukur dan terhormat mendapat kunjungan dari salah satu lembaga tertinggi di Indonesia,” jelas Datuk Hamid.
LaNyalla yang hadir bersama Ketua Komite I DPD RI Fachrul Razi, Wakil Ketua Komite II DPD RI Bustami Zainudin, Ketua Komite III DPD RI Sylviana Murni, Senator asal Sumatera Selatan Jialyka Maharani, Andi Muh Ihsan (Sulawesi Selatan), serta tiga senator dapil Kaltara yakni Martin Billa, Hasan Basri, dan Fernando Sinaga, diajak berkeliling ke museum Kesultanan Bulungan.
Datuk Hamid mengisahkan mengenai barang-barang peninggalan sejarah yang masih tersisa dari Kesultanan Bulungan. Untuk diketahui, Kesultanan Bulungan sempat dijarah hingga istananya dibakar di era perjuangan Kemerdekaan Indonesia.
“Ada 3 istana rata dengan tanah, termasuk hartanya hilang. Ini dibangun diam-diam. Saya dipanggil dan saya jaga di sini sampai sekarang. Ini ada juga gambar-gambar milik kita yang diambil dari Belanda,” kisahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Datuk Hamid membacakan surat yang berisi harapan-harapan Kesultanan Bulungan. Ia berharap DPD RI dapat memfasilitasi aspirasi mereka kepada pihak pemerintah, baik di daerah maupun pusat.
Harapan pertama dari Kesultanan Bulungan adalah perbaikan struktur organisasi hingga pengakuan rigid pemerintah. Datuk Hamid meminta diberikan payung hukum agar Kesultanan Bulungan lebih terlindungi dan bisa lebih leluasa dalam berkiprah pada Kerajaan Nusantara.
“Kami berharap ada dana khusus dari pusat yang langsung didistribusikan kepada keraton karena bantuan dari Pemda tidak merata,” ucapnya.
DPD RI pun diharapkan dapat mendorong Pemprov Kaltara dan Pemkab Bulungan dengan menjadikan Kesultanan Bulungan sebagai partner. Salah satunya termasuk melibatkan pihak Kesultanan sebagai bagian dari Forkopimda.
“Pemerintah harus tegas menindak para raja atau sultan yang tidak benar atau abal-abal yang banyak bermunculan hanya untuk keperluan pribadi dan golongan mereka,” pinta Datuk Hamid.
Surat aspirasi dari Kesultanan Bulungan diterima LaNyalla untuk diteruskan kepada pihak pemerintah.
“Saya berterima kasih atas sambutan hangat dari Kesultanan Bulungan. Surat dari Kesultanan Bulungan akan kami bawa dan suarakan kepada pihak pemerintah. Saya meminta senator dari Dapil Kaltara untuk mengawal aspirasi Kesultanan Bulungan,” tutur LaNyalla.
Mantan Ketum PSSI ini mengatakan selalu siap menampung aspirasi dari daerah. LaNyalla memastikan akan membawa permasalahan daerah hingga ke pusat bersama para senator yang lain.
“Karena menang harapan saya, Kunjungan Kerja di Kesultanan Bulungan dapat memperoleh berbagai informasi dan masukan langsung dari Daerah dalam rangka penguatan peran Kerajaan Nusantara sekaligus mempertegas peran DPD RI sebagai wakil daerah yang memiliki tugas untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan daerah di tingkat nasional,” paparnya.
Sementara itu Bupati Bulungan, Syarwani yang diwakilkan Sekda Pemkab Bulungan, M Syafril menyampaikan rasa terima kasih atas kedatangan rombongan DPD RI.
Menurutnya, Pemkab Bulungan berharap agar kehadiran para senator bisa menjembatani pemda dengan pemerintah pusat, khususnya terkait ekspresi dari daerah.
“Semoga DPD RI bisa memastikan permasalahan apa saja yang ada di daerah, termasuk membantu aspirasi dari Kesultanan Bulungan di mana Kesultanan Bulungan merupakan kekayaan tradisi di Indonesia,” tuturnya.
Dalam perjalanan menuju Kabupaten Bulungan, LaNyalla beserta rombongan DPD RI menyempatkan untuk singgah dan berdoa di makam Sayyid Ahmad Al-Maghribi, di Desa Salim Batu, Tanjung Palas Tengah.
“Beliau merupakan penyebar agama Islam di daerah pesisir Kaltara. Melakukan syiar Islam selama masa hidupnya. Beliau wafat diperkirakan pada 1832 M. Banyak juga tokoh yang datang berziarah ke sini termasuk kemarin Ustadz Abdul Somad,” jelas salah satu tetua Desa Salim Batu, DT Amir Tajuddin.
Pria yang juga Ketua MUI Tanjung Palas Tengah itu juga berharap Pemda lebih memperhatikan keberadaan makam keramat di Desa Salim Batu. Setidaknya ada 4 makam tokoh besar daerah setempat yang berada di desa tersebut.
“Karena ini situs bersejarah, supaya diperhatikan pembangunan. Masyarakat bisa saja, tapi kan nggak seberapa. Kami mohon uluran tangannya. Terutama akses jalan karena banyak yang datang ke sini termasuk dari masyarakat negara tetangga,” tutupnya.
(Rel/dpd)