
PADANG, AmanMakmur —Hamas (Himpunan Media Sumbar) kembali menggelar acara berkesenian dan berkebudayaan dengan mengangkat tokoh-tokoh seniman yang telah mengharumkan nama Sumbar, atau Ranah Minang, di kancah nasional maupun internasional, melalui karya-karya mereka yang fenomenal dan melegenda.
Hamas yang bekerjasama dengan PSH Unand (Pusat Studi Humaniora Universitas Andalas) akan mengangkatkan; “Mengenang Sang Wartawan dan Sastrawan Abrar Yusra”, pada tanggal 26 Februari 2025.mendatang, bertempat di Convention Hall Unand, Kampus Unand Limau Manis Padang.
Menurut Isa Kurniawan, dari Hamas, ada aspirasi dari beberapa pihak agar pelaksanaan acara diadakan di kampus. Dimana sebelum ini, Hamas mengadakan di hotel dan di Auditorium Istana Gubernuran Sumbar.
“Mengonkretkan usulan tersebut, kita coba menjajaki kerjasama dengan pihak kampus. Karena kita punya hubungan baik dengan Direktur PSH Unand Dr Hary Efendi Iskandar, SS, MA, kita ajak beliau bekerjasama. Dan beliau juga pernah ikut baca puisi waktu acara Papa Rusli Marzuki Saria,” ujar Isa, Sabtu (1/2/2025).
“Cerita mengenai menggelar acara berkesenian dan berkebudayaan di kampus Unand, pernah kami bicarakan juga dulunya,” tambah Isa.
Gayung pun bersambut, Hary Efendi Iskandar, selaku Direktur PSH Unand, siap bekerjasama dengan Hamas untuk mengangkatkan acara “Mengenang Sang Wartawan dan Sastrawan Abrar Yusra”.
“Kami yang mambantangkan lapiak,” ujar Isa menirukan jawaban Ajo, demikian Doktor lulusan Unpad Bandung ini akrab disapa, dan saat ini dosen di FIB (Fakultas Ilmu Budaya) Unand, ketika diajak bekerjasama.
“Kita mengapresiasi gerakan berkesenian dan berkebudayaan yang dilakukan oleh Hamas ini, dan harus kita dukung untuk bisa digelar pula di kampus,” tukuk Doktor Hary.
Kemudian, disampaikan Isa bahwa sebelumnya, Hamas telah pula mengangkatkan acara; “Peringatan 88 Tahun Rusli Marzuki Saria”, “Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar”, “Mengenang Sang Legenda Chairul Harun”, “Parade Baca Puisi Karya Upita Agustine”, dan terakhir di awal bulan Januari 2025 lalu, “Peringatan 75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”.
Gerakan ini, kata Isa, di samping sebentuk penghargaan kepada para tokoh-tokoh seniman, juga untuk terus menggelorakan semangat berkesenian dan berkebudayaan di tengah-tengah masyarakat Sumbar.

“Mudah-mudahan ini bisa memantik semangat kaum muda Minang untuk berkarya pula seperti para pendahulu, dan kalau bisa melebihi,” ujar owner portal berita forumsumbar.com ini.
Seperti biasa, lanjut Isa, acara “Mengenang Sang Wartawan dan Sastrawan Abrar Yusra” ini akan diisi dengan Orasi Budaya, Testimony Speech, Achievement Award, Bedah Novel dan Parade Baca Puisi.
“Untuk Orasi Budaya, kita sedang menjajaki Pak Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang akan memberikannya. Surat sudah dikirimkan melalui Pak Feri Arlius, mantan Dekan Fateta Unand, yang sekarang menjabat salah seorang Direktur di Kementerian Kebudayaan,” terang Isa.
Testimony Speech, akan diberikan oleh Wartawan Senior/Budayawan/Penulis, Hasril Chaniago dan Dr Israr Iskandar, MSi (Akademisi Unand/Sejarawan).
Sementara untuk baca puisi ada; Rizal Tanjung (Penyair Senior), Dadang Leona (Penyair Senior), Dr M.A. Dalmenda, MSi (Akademisi Unand/Sastrawan), Dr Ilham, MA (Akademisi UM Sumbar/Penulis)
Dan juga, Dra Fitri Adona, MSi (Akademisi PNP/Wartawati Senior), Leni Marlina, SS, MA (Akademisi UNP/Sastrawati) dan tim, Eka Teresia, SPd, MM (Guru SMKN 6 Padang/Sastrawati/Pegiat Literasi), serta Annisa Putri (Mahasiswi Unand).
Pada saat acara nantinya, kata Isa, akan diiringi pula dengan “Peringatan 89 Tahun Rusli Marzuki Saria”. Dimana, pas pada tanggal 26 Februari 2025 itu, penyair Rusli Marzuki Saria genap usianya 89 tahun.

Sekilas Abrar Yusra
Abrar Yusra dikenal sebagai wartawan, penyair, novelis dan penulis biografi Indonesia asal Ranah Minang, yang lahir di Lawang Matur, Kabupaten Agam, 28 Maret 1943.
Selama hidupnya, Abrar Yusra banyak menulis buku biografi para tokoh Indonesia seperti Selo Soemardjan, Azwar Anas, Amir Hamzah, AA Navis, serta biografi Hoegeng yang ia tulis bersama Ramadhan KH.
Abrar Yusra pernah menjadi guru di sekolah INS Kayutanam Kabupaten Padang Pariaman, dan sebelum menjadi penulis biografi, Abrar Yusra dikenal sebagai wartawan.
Sebagai wartawan ia pernah jadi manajer editor selama 9 tahun di Harian Singgalang, Redaktur Pelaksana (Redpel) Harian Singgalang pada 1985-1986, dan pernah juga di Harian Haluan, serta menjadi anggota Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) pada tahun 1991-1993.
Kumpulan sajak karya Abrar Yusra di antaranya; Ke Rumah-Rumah Kekasih (1975), Siul (1975), Aku Menyusuri Sungai Waktu (1976), dan Jalan-Jalan.
Ia juga menulis novel berjudul Negeri Tanpa Bedil (2001) dan Tanah Ombak (2002), serta menulis cerita anak-anak yang salah satunya berjudul Anak Gerilya (1996).
Novelnya yang berjudul Tanah Ombak meraih penghargaan Hadiah Sastra Mastera (Masyarakat Sastra Asia Tenggara) kategori Karya Kreatif di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tahun 2003.
Biografi yang ditulis Abrar Yusra bersama Ramadhan KH di antaranya Hugeng Polisi Idaman dan Kenyataan (Sinar Harapan, 1995), Komat-Kamit Selo Soemardjan (Gramedia: 1995), Satiris dan Suara Kritis dari Daerah (biografi AA Navis, Gramedia: 1994).
Pada saat peringatan 50 tahun kematian Amir Hamzah, Abrar Yusra menyusun biografi Amir Hamzah berjudul “Amir Hamzah–Biografi seorang Penyair” yang dibacakan olehnya pada 20 Maret 1996 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Abrar Yusra juga menulis cerita pendek (cerpen) dengan judul Syorga (Horison No. 7/VIII 1973).
Beberapa judul sajak yang ditulisnya antara lain sebagai berikut;
Aku pun Orang yang Datang Kemudian (Horison No. 6/V 1970)
Siul (Horison No. 6/V 1970)
Kita Berpisah. Tinggallah (Basis No. 10/XXI 1972)
Lagi Angin Merintih (Basis No. 10/XXI 1972)
Tiada yang Kembali. Manusia hanya Meninggalkan Jejak (Basis No. 10/XXI 1972)
Manusia Senantiasa Pergi (Basis No. 10/XXI 1972)
Tapi Terdampar Sepi di Tempat ini (Basis No. 12/XXI 1972)
Padang! Hallo, Padang! (Horison No. 2/VIII 1975)
Abrar Yusra meninggal dunia pada 28 Agustus 2015 setelah dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bogor karena penyakit stroke.
Ia meninggalkan 3 orang putra, 1 putri, dan 5 cucu. Jenazahnya dimakamkan di Lawang, Kabupaten Agam, Sumbar. *)
(Tan)