
PADANG, AmanMakmur —Nan Jombang Dance Company kembali menggelar KABA Festival untuk yang ke-sepuluh kalinya. Dimulai prosesinya dari akhir Januari 2025 ini, sampai nantinya berakhir di bulan Juni 2025.
Demikian disampaikan pendiri sekaligus pimpinan Nan Jombang Dance Company, Maestro Tari Minang Ery Mefri, yang didampingi Angga Mefri, Direktur KABA Festival, pada saat Konferensi Pers bersama wartawan, bertempat di Hotel Daima Jl Sudirman Padang, Senin (20/1/2025).
“KABA Festival yang biasanya diadakan hanya 2 atau 3 hari saja, untuk tahun 2025 ini akan dilaksanakan selama kurang lebih lima bulan, dengan berbagai kegiatan seni dan budaya, baik tradisi maupun kontemporer,” ujar Ery Mefri.
Lamanya KABA Festival X 2025 ini, karena di samping pagelaran seni dan budaya, lanjut Ery, akan ada pula FGD (Focus Group Discussion), Workshop, Seminar, serta Bedah dan Peluncuran Buku.
Disampaikan Ery, sejarah KABA Festival dimulai dari Galanggang Tari Sumatera pada tahun 1988, dan kemudian berubah menjadi Padang Bagalanggang di tahun 2000. “Barulah pada tahun 2014, kegiatan ini menjadi KABA Festival, yang dilaksanakan oleh Nan Jombang Dance Company,” terang Ery.
“Sebenarnya mengadakan festival ini bukan pekerjaan Nan Jombang. Kerja Nan Jombang itu adalah berkarya. Tapi saat ini, berkarya iya juga, mengadakan festival iya juga,” tambahnya.
Diungkapkan Ery, pelaksanaan KABA Festival tahun-tahun sebelumnya, disesuaikan dengan dana yang ada. “Alhamdulillah untuk KABA Festival X 2025 ini, kita bekerjasama dengan Kementerian Kebudayaan, Dana Indonesiana dan LPDP,” kata Ery.

Beragam Acara
Sementara itu, Angga Mefri, selaku Manajer KABA Festival menyampaikan bahwa acara ini akan didahului dengan pelaksanaan FGD mengenai isu internal Nan Jombang Dance Company, yakni mengenai program strategis (roadmap) Nan Jombang serta KABA Festival untuk 5 tahun ke depan, pada tanggal 28 dan 30 Januari 2025.
Setelah itu, lanjutnya, akan ada workshop mengenai pengelolaan arsip di Nan Jombang pada 16-17 Februari 2025, serta penulisan apresiasi seni pertunjukan bagi wartawan dan pemerhati seni, pada tanggal 19-21 Februari 2025.
“Nantinya, agar bisa konsentrasi penuh mengikuti kegiatan, peserta workshop akan kita inapkan di hotel tempat acara selama pelaksanaan kegiatan. Kita juga mendatangkan narasumber yang berkompeten, yang akan berbagi ilmu dengan para peserta,” tutur Angga.
Kemudian pada acara festival, lanjut Angga, akan dibagi dua bagian. Pertama, KABA Festival Nan Balega pada 9-12 April 2025 dilaksanakan di Taman Budaya Sumbar Jl Samudera Padang. Kemudian, kedua, KABA Festival Nan Maurak Alek, pada tanggal 25-28 April 2025 di Ladang Tari Nan Jombang Balai Baru Padang.
“Pada KABA Festival Nan Balega akan ada penampilan seni tradisi dari 19 kabupaten/kota yang ada di Sumbar, termasuk dari Kabupaten Kepulauan Mentawai. Sementara untuk KABA Festival Nn Maurak Alek, akan ada seni pertunjukan kontempoter berbasis tradisi, dari dalam dan luar negeri,” terang Angga.
“KABA Festival Nan Maurak Alek nantinya akan dibuka dengan pertunjukan tari “Asok dari Tunggu” karya Maestro Tari Ery Mefri, yang beberapa waktu lalu pernah tampil di Bali,” tambah Angga.
Pada bulan Mei 2025 akan digelar seminar mengenai seni pertunjukan di UNP (Universitas Negeri Padang), dan di bulan Juni sebagai pamungkas dari acara KABA Festival X 2025, akan dilakukan bedah buku “Salam Tubuh Pada Bumi”, dan peluncuran buku “Retrospeksi KABA Festival”.

Tidak Lepas dari Seni Tradisi
Menurut Ery Mefri, dalam rangkaian KABA Festival X 2025 tidak lepas dari seni yang berakar pada tradisi, meskipun ada nantinya yang seni kontemporer.
“Se-modern apapun Ery Mefri, seni randainya tetap nampak (dalam karyanya). Saniangbaka-nya (kampung Ery; Red) tetap kelihatan,” ujarnya.
Makanya, lanjut Ery, pada KABA Festival X 2025 akan tetap mengangkatkan seni tradisi dengan menampilkan, antara lain; Ule Ambek yang didatangkan dari Pariaman, dan Tambua Tasa dari Maninjau, serta pertunjukan seni tradisi lainnya dari daerah-daerah lain di Sumbar.
Kemudian ditambahkan Angga bahwa basis pergerakan Nan Jombang itu adalah seni tradisi. “Setelanjang” apapun karya tari kontemporer Nan Jombang, dasarnya itu tetap seni tradisi. “Jadi Nan Jombang itu berkarya dengan memperkokoh tradisi yang ada,” tukasnya.
Pada saat KABA Festival X 2025 nantinya, tidak hanya tari saja, tetapi juga seni pertunjukan lainnya. Ada teater, randai, silek, dan seni tradisi lainnya.
(Ika)