
PADANG, AmanMakmur —Di samping sebagai guru, wartawan, dan penyair, Abrar Yusra juga tercatat sebagai penulis biografi orang-orang terkenal, di antaranya; otobiografi AA Navis, yang berjudul “Satiris & Suara Kritis dari Daerah”.
Buku otobiografi sastrawan kenamaan Ranah Minang penulis novel “Robohnya Surau Kami” AA Navis ini ditulisnya pada tahun 1994, dan diterbitkan oleh penerbit Gramedia, Jakarta.
Sebagai guru, Abrar Yusra yang kelahiran Lawang Matur Kabupaten Agam 28 Maret 1943 ini, pernah mengajar di INS Kayutanam Kabupaten Padang Pariaman.
Wartawan dan penyair, dilakoni Abrar secara beriringan, dimana pernah jadi wartawan di Harian Singgalang dan Harian Haluan, serta menghasilkan karya-karya sastra yang fenomenal, baik itu puisi, cerpen, novel, dan lainnya.
Salah satu novelnya yang berjudul “Tanah Ombak” meraih penghargaan Hadiah Sastra Mastera (Masyarakat Sastra Asia Tenggara) kategori Karya Kreatif di Kuala Lumpur, Malaysia, pada tahun 2003.
Abrar Yusra yang meninggal dunia di Bogor pada 28 Agustus 2015 itu, selain menulis buku otobiografi AA Navis, juga menulis biografi Selo Soemardjan, Azwar Anas, Amir Hamzah, serta Hoegeng yang ia tulis bersama Ramadhan KH.

Pada buku Otobiografi AA Navis “Satiris & Suara Kritis dari Daerah”, Abrar Yusra menuliskan bahwa AA Navis (Ali Akbar Navis) merupakan salah satu sastrawan dan budayawan terkenal Indonesia yang berasal dari Sumbar, atau Ranah Minang, yang yang mendapat julukan “pencemooh nomor wahid” dan “intelektual par excelence”.
Ditulis Abrar bahwa sepanjang perjalanan hidupnya, Navis telah menghasilkan banyak karya luar biasa dalam bidang kebudayaan dan kesenian. Dan Navis juga sering menulis berbagai hal, namun yang paling sering tentu saja dalam bidang sastra dan budaya.
Sosok Navis merupakan salah satu sastrawan hebat Indonesia yang sering mengisi panggung sastra di pentas nasional maupun internasional. Dia juga telah menjadi guru bagi banyak sastrawan dan budayawan di Indonesia.

Karya-karya Abrar Yusra
Biografi:
Azwar Anas: Teladan dari Ranah Minang (Gramedia: 2011)
Memoar Seorang Sosialis: Djoeir Moehamad (Yayasan Obor Indonesia: 1997)
Hoegeng Polisi Idaman dan Kenyataan (Sinar Harapan: 1995), dikejakan bersama Ramadhan K.H.
Komat-Kamit Selo Soemardjan (Gramedia: 1995),
Satiris dan Suara Kritis dari Daerah (biografi A.A. Navis, Gramedia: 1994)
Novel:
Negeri Tanpa Bedil (2001)
Tanah Ombak (2002)
Cerpen:
“Syorga”, Horison No. 7/VIII 1973.
Sajak:
“Aku pun Orang yang Datang Kemudian”, Horison No. 6/V 1970;
“Siul”, Horison No. 6/V 1970;
“Kita Berpisah. Tinggallah”, Basis No. 10/XXI 1972;
“Lagi Angin Merintih”, Basis No. 10/XXI 1972;
“Tiada yang Kembali. Manusia hanya Meninggalkan Jejak”, Basis No. 10/XXI 1972;
“Manusia Senantiasa Pergi”, Basis No. 10/XXI 1972;
“Tapi Terdampar Sepi di Tempat ini”, Basis No. 12/XXI 1972;
“Padang! Hallo, Padang!”, Horison No. 2/VIII 1975.
Kumpulan Sajak:
Ke Rumah-Rumah Kekasih (1975),
Siul (1975),
Aku Menyusuri Sungai Waktu (1976),
Jalan-Jalan.
Cerita Anak:
Anak Gerilya (1996)
(Tan)
(Dari berbagai sumber)