PADANG, AmanMakmur —-Menurut rencananya Hamas (Himpunan Media Sumbar) akan menggelar acara “75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar”, Sabtu 4 Januari 2025, di Auditorium Istana Gubernuran Sumbar Jl Sudirman Padang.
Prof Dr Harris Effendi Thahar, MPd merupakan Sastrawan, Wartawan dan Akademisi Indonesia yang berasal dari Ranah Minang, yang saat ini menjadi Guru Besar di Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP).
Prof Harris telah banyak menghasilkan karya-karya sastra yang fenomenal, yang dimuat di koran-koran nasional sampai sekarang.
Disampaikan Isa Kurniawan, selaku pelaksana acara dari Hamas, pada acara “75 Tahun Prof Harris Effendi Thahar” ini akan berisikan; Orasi Budaya oleh Prof Harris Effendi Thahar, kemudian Testimony Speech dari orang-orang yang mengenal dekat dengan Prof Harris.
Lanjut Isa, karena dedikasi Prof Harris selama puluhan tahun dalam berkesenian dan berkebudayaan sampai sekarang di umur 75 tahun, sebagai sastrawan, wartawan dan akademisi, maka Hamas akan memberikan Life Achievement Award sebagai penghargaan.
Kemudian, akan ada pula Bedah Cerpen karya Prof Harris yang berjudul “Si Padang” dan “Arwana”,yang pernah menjadi trending pada saatnya karena bersinggungan dengan adat dan budaya Minang.
“Tak ketinggalan tentunya Parade Baca Puisi, dari penyair kawakan, akademisi, mahasiswa, dan siswa,” ujar Isa Kurniawan, Jumat (6/12/2024).
Di antara nama-nama yang ikut baca puisi, yakni; Syarifuddin Arifin (Penyair Senior/Sastrawan), Dr Sheiful Yazan, MSi (Akademisi UIN Imam Bonjol/Sastrawan), Dr Andria C Tamsin, MPd (Akademisi UNP/Sastrawan), M.A. Dalmenda, MSi (Akademisi Unand/Sastrawan) dan Armeynd Sufhasril (Penyair/Sastrawan)
Selanjutnya, Yeyen Kiram (Penyair/Sastrawati), Leni Marlina, SS, MA (Akademisi UNP/Sastrawati), Ka’bati, MSi (Aktivis Perempuan/Politisi), Tri Vidya Rahmadhani (Mahasiswi FBS UNP), Belha Je Venru (Siswi SMKN 6 Padang) dan Afiqa Carissa Makmur (Siswi SMPN 2 Padang).
“Sepertinya Istana Gubernuran Sumbar bakal kembali ‘pecah’ dengan parade baca puisi, setelah beberapa bulan lalu Hamas mengangkatkan acara baca puisi karya Upita Agustine,” tukas Isa, yang merupakan owner forumsumbar.com ini.
Ditambahkan Isa bahwa kegiatan berkesenian dan berkebudayaan ini tidak lain untuk memberikan penghargaan kepada para sastrawan, wartawan dan akademisi yang telah mengharumkan nama Sumbar, atau Ranah Minang, di tingkat nasional bahkan di dunia internasional, dengan karya-karya mereka yang fenomenal dan melegenda.
“Sekaligus untuk memotivasi kaum muda Minang agar bisa pula berkarya di dalam berkesenian dan berkebudayaan seperti para pendahulu, bahkan kalau bisa melebihi,” tutur Isa.
“Kalau tidak kita-kita yang menghargai, siapa lagi,” tukuk Isa.
Isa berharap acara ini berjalan dengan lancar, dan ucapan terima kasih tak lupa ia sampaikan kepada Pemprov Sumbar yang memfasilitasi acara ini.
Sekilas Prof Harris Effendi Thahar
Prof Dr Harris Effendi Thahar, MPd (lahir 4 Januari 1950) merupakan seorang Sastrawan, Wartawan dan Akademisi, yang juga guru besar Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) Universitas Negeri Padang (UNP), yang banyak menulis cerita pendek (cerpen) dan sajak. Namanya tercatat sebagai salah satu penyair angkatan 1970-an di Sumatera Barat.
Harris, anak ketujuh dari sebelas bersaudara, lahir dari pasangan Thahar Umar dan Nurijah Rasyad asal Minangkabau. Kedua orang tuanya gemar membaca, yang kemudian memberikan pengaruh terhadap pembentukan dirinya.
Setelah lulus STM jurusan Bangunan Air di Padang, Harris melanjutkan pendidikannya di IKIP Padang dengan mengambil jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur. Tahun 1986, ia memperoleh gelar sarjana muda.
Harris meneruskan pendidikannya di universitas yang sama hingga memperoleh gelar sarjana (1994) dan master (2000). Tahun 2006, ia meraih titel doktor dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Dan empat tahun kemudian ia dikukuhkan sebagai guru besar UNP, dalam bidang Pendidikan Sastra Indonesia.
Kemudian, Harris memulai kariernya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan IKIP Padang. Bersamaan dengan itu ia bekerja sambilan sebagai wartawan di SKM Canang terbitan Padang.
Di IKIP Padang, ia menjadi dosen di Fakultas Bahasa, Sastra, dan Seni. Tahun 1995, ia sempat mengajar Sastra Indonesia di Universitas Tasmania, Hobart, Australia.
Selain mengajar dan menjadi wartawan, ia juga aktif menulis. Menulis dijadikannya sebagai sarana untuk mengungkapkan kegelisahan-kegelisahannya.
Sebagai seorang penulis, Harris ikut terlibat dalam kelompok diskusi “Kerikil Tajam” bersama para penulis lainnya seperti Hamid Jabbar dan Darman Moenir.
Cerpen-cerpennya banyak menyoroti budaya dan masyarakat Minang, antara lain “Si Padang” yang menggambarkan perilaku para tokoh panutan di rantau yang justru tidak pantas untuk diteladani.
Cerpen ini dimuat di harian Kompas pada tanggal 14 September 1986, dan sempat menghebohkan orang Minang perantauan. Cerpen lainnya “Arwana” juga menyodorkan sisi lain orang Minang yang berlatar militer.
Cerpen-cerpennya juga sering muncul di majalah Horison, antara lain “Lurus” di edisi Mei 1981, “Pemilihan Umum” di edisi Juni 1981, “Berburu di Belantara Jakarta” di edisi Mei 1983, dan “Diam” di edisi Desember 1988.
Selain cerpen, puisinya juga pernah muncul di majalah tersebut, di antaranya “Mengapa Aku Diam” dan “Bukit Cina”. Keduanya di edisi Januari 1975.
Karya-karyanya kemudian diterbitkan dalam bentuk buku kumpulan sajak “Lagu Sederhana Merdeka” (1979) dan dua buku kumpulan cerpen “Si Padang” (2003) serta “Anjing Bagus” (2005). Selain itu ia juga menulis buku yang berjudul “Kiat Menulis Cerpen” (1999).
Ia menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Sumatera Barat (DKSB) periode 2007-2010.
Pada 2020 terbit dua buku terbarunya, “Kopi Rasa Bahagia” (kumpulan kolom, diterbitkan Kabarita), dan “Rumah Ibu” (kumpulan cerpen, diterbitkan Penerbit Buku Kompas).
Adapun karya-karya Harris Effendi Thahar di antaranya sebagai berikut;
Si Padang (cerpen, 1986);
Arwana (cerpen, 2006);
Lagu Sederhana Merdeka (kumpulan sajak, 1979);
Kado Istimewa: Cerpen Pilihan KOMPAS (1992);
Pelajaran Mengarang: Cerpen Pilihan KOMPAS (1993);
Lampor: Cerpen Pilihan KOMPAS (1994);
Laki-Laki yang Kawin dengan Peri: Cerpen Pilihan KOMPAS (1995);
Anjing-Anjing Menyerbu Kuburan: Cerpen Pilihan KOMPAS (1997)
Kiat Menulis Cerpen (1999);
Dua Tengkorak Kepala: Cerpen Pilihan KOMPAS (2000);
Beautiful Eyes: Cerpen Pilihan KOMPAS (2001);
Si Padang (kumpulan cerpen, 2003);
Anjing Bagus (kumpulan cerpen, 2005);
Riwayat Negeri yang Haru: Cerpen KOMPAS Terpilih 1981-1990 (2006);
Kopi Rasa Bahagia (kumpulan kolom, 2020);
Rumah Ibu (kumpulan cerpen, 2020).
(Ika)