JAKARTA, AmanMakmur —Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti tampil membacakan puisi pada acara ‘Pak Menteri Abdul Mu’ti Ngariung Ngobrol dengan Pegiat dan Tokoh Bahasa, Sastra, dan Literasi’ yang digelar oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), di Jl Daksinapati Barat IV, Rawamangun, Jakarta Timur, Jumat (8/11/2024) malam.
Di akhir pembacaan puisi karya Taufiq Ismail dengan judul “Kupu-Kupu di Dalam Buku” itu, Mendikdasmen Abdul Mu’ti menyampaikan idenya untuk meletakkan rak-rak buku baca di tempat-tempat umum.
”Ini sejalan dengan gagasan yang ada untuk menumbuhkan minat baca terutama pada sastra Indonesia. Insya Allah nanti pada bulan Desember, akan ada rak-rak buku di stasiun, ruang tunggu kereta, dan fasilitas umum lainnya,” kata Menteri Abdul Mu’ti, seperti dilansir mediaindonesia.com.
Sementara itu, Kepala Perpustakaan Nasional E Aminudin Aziz mengatakan, kegiatan ini akan dilakukan jika anggaran yang mencukupi agar orang-orang bisa menikmati buku.
”Intinya adalah ke depan, bila dukungan anggaran mencukupi, ada rencana untuk menyimpan rak-rak buku di tempat-tempat keramaian yang memungkinkan orang-orang bisa menikmati membaca buku,” jelas Aminudin.
Menurut Aminudin, pihaknya mungkin akan bekerja sama dengan kementerian/lembaga dan isi raknya dari beragam buku.
“Rencananya akan bekerja sama juga dengan kementerian/lembaga lain yang mengampu masalah literasi supaya menjadi gerakan bersama. Jadi, ada rak buku dengan buku yang beragam, baik untuk bacaan anak maupun remaja/dewasa dengan kualitas buku/isinya yang bagus,” tambah Aminudin.
Sebelumnya di tempat yang sama, sekitar 180 pegiat dan tokoh bahasa, sastra, dan literasi, diundang oleh Badan Bahasa untuk mengobrol santai dengan Mendikdasmen Abul Mu’ti. Obrolan ini untuk menampung keluh dan kesah para tokoh ini terutama terkait sastra Indonesia.
Menurut salah satu peserta, warga Indonesia sebenarnya tidak memiliki minat baca yang rendah, tetapi bahan-bahan literasi bacaan di dalam negeri yang kurang. Sehingga, menurutnya, warga Indonesia bingung mau baca apa. Padahal, penulis di negeri ini sangat banyak.
Berikut puisi “Kupu-Kupu di Dalam Buku” karya Taufiq Ismail yang dibacakan oleh Mendikdasmen Abdul Mu’ti.
Kupu-Kupu di Dalam Buku
Oleh: Taufiq Ismail
Ketika duduk di stasiun bis, di gerbong kereta api,
di ruang tunggu praktek dokter anak, di balai desa,
kulihat orang-orang di sekitarku duduk membaca buku,
dan aku bertanya di negeri mana gerangan aku sekarang,
Ketika berjalan sepanjang gang antara rak-rak panjang,
di perpustakaan yang mengandung ratusan ribu buku
dan cahaya lampunya terang benderang,
kulihat anak-anak muda dan anak-anak tua
sibuk membaca dan menuliskan catatan,
dan aku bertanya di negeri mana gerangan aku sekarang,
Ketika bertandang di sebuah toko,
warna-warni produk yang dipajang terbentang,
orang-orang memborong itu barang
dan mereka berdiri beraturan di depan tempat pembayaran,
dan aku bertanya di toko buku negeri mana gerangan aku sekarang,
Ketika singgah di sebuah rumah,
kulihat ada anak kecil bertanya pada mamanya,
dan mamanya tak bisa menjawab keinginan-tahu puterinya,
kemudian katanya,
“tunggu, tunggu, mama buka ensiklopedia dulu,
yang tahu tentang kupu-kupu,”
dan aku bertanya di rumah negeri mana gerangan aku sekarang,
Agaknya inilah yang kita rindukan bersama,
di setasiun bis dan ruang tunggu kereta-api negeri ini buku dibaca,
di perpustakaan perguruan, kota dan desa buku dibaca,
di tempat penjualan buku laris dibeli,
dan ensiklopedia yang terpajang di ruang tamu
tidak berselimut debu
karena memang dibaca.
1996
(Putrie)
Sumber: mediaindonesia.com