PADANG, AmanMakmur —-SatuPena Sumbar menggelar bedah buku karya Sastri Bakry dengan judul “Bung Hatta and Boven Digul” (When a Papua Cried to Me, atau Ketika Papua Menangis Padaku), bertempat di XD House Cafe Jl Samudera Padang (sebelah Gedung Kebudayaan Sumbar), Kamis (20/6/2024).
Sebagai Pembicara Dr Abdullah Khusairi, MA (Dosen Literasi Media FDIK UIN Imam Bonjol Padang) dan Dr Andria C Tamsin, MPd (Dosen FBS UNP Padang / Penyair), serta dimoderatori Armaidi Tanjung, SSos, MA (Sekretaris SatuPena Sumbar).
Turut hadir pada kesempatan tersebut, Sekretaris Dinas Kebudayaan Sumbar Yayat Wahyudi, mewakili Balai Pelestarian Kebudayaan Abrar Haris, Ketua Forum Siti Manggopoh Sumbar Basnurida, serta pengurus dan anggota SatuPena Sumbar, seperti Saunir Saun, Leni Marlina dan Eka Teresia.
Kemudian hadir pula para sastrawan, budayawan, penyair serta wartawan, di antaranya Syarifuddin Arifin, Dr Hermawan, Fauzul el Nurca, Rizal Tanjung, Nofi Sastera, Isa Kurniawan, dan lainnya.
Saat memberikan sambutan, Sekretaris Dinas Kebudayaan Sumbar Yayat Wahyudi menyampaikan bahwa bedah buku penting untuk memberikan pemahaman yang utuh tentang penulisan sebuah buku.
“Buku yang ditulis oleh pengarang perlu dikritisi agar bisa melahirkan karya-karya baru yang lebih baik lagi,” ujarnya.
Yayat mengapreasi Sastri Bakry yang produktif di dalam berkesenian. “Kita dari Dinas Kebudayaan selalu mendukung kreativitas para seniman di dalam berkarya,” katanya.
Pada kesempatan itu, Sastri Bakry membagikan buku karyanya tersebut kepada para undangan yang hadir di acara itu.
Buku Bung Hatta dan Boven Digul (Ketika Seorang Papua Menangis Padaku) ini merupakan buku kumpulan puisi dengan 2 bahasa (bilingual), yakni Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
“Buku ini merupakan kumpulan puisi saya dalam rentang waktu 2012-2023. Sebagian sudah diterbitkan dalam buku Kebenaran Tanpa Rasa Takut (Truth Without Fear) terjemahan Narudin,” ujar Sastri dalam pengantar budah buku.
“Dan sebagian juga sudah diterbitkan dalam buku Pemimpin Langit (The Sky Leader) terjemahan almarhum Darman Moenir. Kemudian puisi-puisi saya terbaru diterjemahkan oleh Prof Ismet Fanany Australia, yang sekaligus editor pada buku yang dibedah ini,” tukuk Sastri.
Sebagaimana diketahui, di tengah kesibukannya sebagai seorang birokrat, Sastri Bakry tetap menyempatkan diri untuk berkesenian dengan menulis cerpen dan puisi.
Sastri yang pas acara mendapatkan ucapan selamat ulang tahun itu, merupakan kelahiran Pariaman tanggal 20 Juni 1958, dan pernah bekerja sebagai birokrat di Pemko Padang dan Kemendagri RI.
Sudah banyak buku cerpen dan puisi yang diterbitkannya, baik sendiri maupun bersama dalam bentuk antologi.
Kemudian Sastri telah banyak pula menerima penghargaan atas karya-karya sastranya, baik dari dalam maupun luar negeri.
Saat ini Sastri menjadi Ketua SatuPena Sumbar, wadah berhimpun para penulis di Sumbar.
Di ujung acara bedah buku, Dr Andria C Tamsin berkesempatan membacakan salah satu puisi Sastri versi Bahasa Inggris-nya, kemudian ikut membaca puisi juga Rizal Tanjung, yang membuat acara semakin khidmat.
(Ika)