
PADANG, AmanMakmur —Di acara Peringatan 88 Tahun Rusli Marzuki Saria yang akan digelar oleh Kapas (Komunitas Pemerhati Sumbar) dan Hamas (Himpunan Media Sumbar) dengan tajuk “Sembilu Darah“, bakal ada Orasi Budaya dari Riri Satria, pakar ekonomi digital sekaligus penyair, dengan tema; Berkebudayaan di Era Digital.
Panitia sengaja mengundang dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI) tersebut karena di samping sebagai akademisi, Riri Satria juga merupakan penyair yang telah banyak menghasilkan karya-karya sastra dalam bentuk kumpulan puisi dan esai.
“Panitia sudah kontak Pak Riri, dan Insya Allah setelah dicocokkan jadwalnya, yakni; tanggal 27 Februari 2024, beliau siap untuk memberikan orasi budaya dengan tema kekinian itu. Dan bukan orasi saja, Pak Riri juga akan ikut membacakan puisi karya Papa Rusli nantinya,” ujar Ketua Pelaksana Isa Kurniawan, Jumat (2/2/2024).
Lanjut Isa, tema orasi budaya yang disampaikan sangat pas dengan kondisi saat ini, dimana dengan masuknya era digital di semua lini kehidupan, tentunya berkebudayaan juga terkena.
Inilah, lanjut Isa, yang perlu didengar dari pakarnya langsung, persoalan Artificial Intelligence (AI) dan Society 5.0, serta pengaruhnya terhadap berkebudayaan.
“Digitalisasi itu adalah sebuah keniscayaan. Dan proses berkebudayaan pun tidak bisa tidak, akan terdampak. Sehingganya perlu dilakukan kajian-kajian, sehingganya digitalisasi tadi tidak membawa mudharat, tapi bermanfaat bagi kebudayaan tadi, dalam upaya membangun peradaban yang lebih baik lagi ke depannya,” tukas Isa.

Di sisi lain, Riri Satria pernah menyampaikan dalam sebuah wawancara media bahwa ia percaya betul dengan prinsip human intelligence is above artificial intelligence. Dengan demikian masih dibutuhkan sentuhan manusia dengan High Order Thinking Skills (HOTS).
Namun AI dan teknologi lainnya, katanya, memang akan menjadi persoalan bagi manusia di masa datang, khususnya bagi mereka yang tidak mampu mengembangkan kapasitas dirinya, sehingga kemampuan-kemampuan yang dia miliki sudah kalah dengan mesin.
“Kemampuan tertinggi manusia itu adalah kreativitas dan berinovasi, ini yang sulit untuk ditiru oleh teknologi apa pun,” ujarnya saat itu.
Kemudian meskipun menekuni bidang yang sangat serius di dunia akademis, seperti itu juga Riri menekuni puisi. “Puisi adalah salah satu cara saya untuk menyeimbangkan diri dengan sisi lain kehidupan saya yang sarat dengan sains, teknologi, ekonomi, riset dan sebagainya,” ungkapnya.

Sekilas Riri Satria
Riri Satria lahir di Padang, Sumatera Barat 14 Mei 1970, merupakan alumni SMAN 2 Padang, dan Sarjana Ilmu Komputer lulusan Universitas Indonesia (UI), serta menempuh program S3 atau Doktor di bidang Manajemen Bisnis pada PSB Paris School of Business, Paris, Prancis.
Riri adalah salah seeorang pendiri dan saat ini menjabat sebagai Ketua Komunitas Jagat Sastra Milenia (JSM), serta Pimpinan Umum sebuah jurnal sastra daring Sastramedia.com.
Puisinya sudah diterbitkan dalam empat buku puisi tunggal, yaitu Jendela (2016), Winter in Paris (2017), Siluet, Senja, dan Jingga (2019), dan Metaverse (2022), serta sebuah buku kumpulan puisi duet bersama penyair Emi Suy berjudul Algoritma Kesunyian (2023), di samping lebih dari 60 buku kumpulan puisi bersama penyair lainnya.

Riri juga menulis esai yang dibukukan dalam; Untuk Eksekutif Muda: Paradigma Baru dalam Perubahan Lingkungan Bisnis (2003), trilogi Proposisi Teman Ngopi (2021), yang terdiri tiga buku; Ekonomi, Bisnis, dan Era Digital; Pendidikan dan Pengembangan Diri; Sastra dan Masa Depan Puisi (2021), serta Jelajah (2022).
Sehari-hari ia adalah CEO pada Value Alignment Advisory (VA2) Group, dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (UI), Komisaris di sebuah BUMN yaitu PT Jakarta International Container Terminal (JICT), Anggota Dewan Penasihat Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI), serta pernah menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Alumni Fakultas Ilmu Komputer UI periode 2011-2018.
Di samping itu, ayah dua anak dengan istrinya yang juga dosen ini, sering diundang sebagai narasumber untuk topik ekonomi digital dan transformasi digital di berbagai perusahaan dan instansi pemerintah, termasuk untuk Program Pendidikan di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI.
(ika)