PADANG, AmanMakmur— Upaya mencegah kekerasan seksual pada anak Autism Disorder Spectrum (ASD), dimana mereka adalah anak yang mengalami gangguan komunikasi sosial, tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Program Studi (Prodi) Terapi Wicara STIKes (Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan) Mercubaktijaya Padang melaksanakan kegiatan pengabdian pada Sekolah Luar Biasa (SLB) Mitra Ananda di Komplek Perumahan Lapai Padang.
Kegiatan pengabdian yang bertemakan “Pelatihan Asertif untuk Mencegah Kekerasan Seksual pada Anak Autism Spectrum Disorder (ASD) dengan Gangguan Komunikasi Sosial” ini dilaksanakan selama dua hari, pada tanggal 13 dan 14 Oktober 2023.
Tim PKM STIKes Mercubaktijaya ini diketuai Firdaus, MPd, dengan anggota Wia Septia, SPsi, MPd, Salsabila Hanifa, AMd.Kes, Khaerunnisa Eka Putri, Rifqi Hasbiallah, Lingga Hadi Abdillah, dan Sintia Putri Zahara.
Disampaikan Ketua Tim Firdaus, hampir sebagian dari anak-anak pada SLB Mitra Ananda akan mengalami masa pubertas, atau menjelang remaja. “Makanya perlu antisipasi sejak dini agar anak-anak tersebut melalui masa-masa pubertas dengan aman, jauh dari kekerasan seksual,” ujar Firdaus, melalui keterangan persnya, Minggu (15/10/2023).
SLB Mitra Ananda merupakan salah satu sekolah autis aktif di Kota Padang yang didirikan pada tahun 2006, dimana saat ini memiliki siswa sebanyak 37 orang dan guru 12 orang.
Berdasarkan informasi yang diterima, lanjut Firdaus, siswa SLB Mitra Ananda sebenarnya sudah pernah diberikan edukasi berupa materi tentang edukasi seksualitas, tetapi siswa belum pernah mendapatkan psiko-edukasi pelatihan asertif untuk mencegah kekerasan seksual.
“Pengetahuan tanpa pelatihan akan membuat tujuan pencegahan pada kasus kekerasan seksual menjadi tidak maksimal. Di samping itu, mitra ini terdiri dari siswa yang memiliki kebutuhan khusus dan memiliki kemampuan terbatas dalam berkomunikasi sehingga harus diberikan pengetahuan dan pelatihan yang berulang-ulang dan menyenangkan,” tutur Firdaus.
Dalam pelatihan ini, sebut Firdaus, mereka dibekali pengetahuan dan keterampilan psiko-seks tentang kekerasan seksual yang dilakukan dengan pendekatan perilaku yang menekankan pada stimulus yang menghasilkan respons tertentu, dimana respons tersebut akan berkurang atau hilang jika reinforcement tidak diberikan.
Kegiatan pengabdian ini disambut antusias oleh kepala sekolah, guru, dan siswa SLB Mitra Ananda. “Mereka mengharapkan bisa diberikan pelatihan yang berkesinambungan dengan tema yang lebih mengedukasi siswa,” pungkas Firdaus.
Sebagaimana diķetahui, berdasarkan data dari Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (SIMPFONI-PPA), pada tahun 2022 Sumbar menempati peringkat ke-3 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan, dengan jumlah kasus sebanyak 843.
Kemudian di Kota Padang sendiri, berdasarkan data di Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polresta Padang, dari tahun ke tahun selalu terjadi peningkatan tindak kekerasan terhadap anak dan perempuan.
(Femi)