ArtMagz
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
No Result
View All Result
ArtMagz
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
No Result
View All Result
ArtMagz
No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial
Home Opini

Cimeeh Adalah Kita

Sabtu, 14/10/23 | 21:44 WIB
in Opini
0
Post Views: 536
Isa Kurniawan, Koordinator Kapas (Komunitas Pemerhati Sumbar). (Foto : Riko)

Oleh: Isa Kurniawan

BAGI orang Minang, cimeeh merupakan bumbu kehidupan. Cimeeh itu buat hidup menjadi enjoy, memancing senyum serta mengundang gelak dan tawa. Lihat saja suasana di kedai-kedai tempat berkumpulnya para lelaki Minang. Selalu penuh dengan cimeeh.

Cimeeh itu terbagi dua, satu yang irisnya tipis, dinamakan dengan “sayik dendeng”. Dan kedua “sayik randang”, tebal sayatnya.

Baca Juga

Hari Guru Nasional, Ketua PP Muhammadiyah Irwan Akib: Guru Harus Adaptif, Namun Tetap Menjaga Dimensi Kemanusiaan

Hari Guru Nasional, Ketua PP Muhammadiyah Irwan Akib: Guru Harus Adaptif, Namun Tetap Menjaga Dimensi Kemanusiaan

Selasa, 25/11/25 | 21:42 WIB
MTQ Nasional XLI Tingkat Sumbar Digelar di Bukittinggi, Tanah Datar Siap Pertahankan Juara Umum

MTQ Nasional XLI Tingkat Sumbar Digelar di Bukittinggi, Tanah Datar Siap Pertahankan Juara Umum

Selasa, 25/11/25 | 21:21 WIB
DPD RI-BPK RI Berkolaborasi Lakukan Pengawasan Keuangan Negara Agar Transparan dan Akuntabel

DPD RI-BPK RI Berkolaborasi Lakukan Pengawasan Keuangan Negara Agar Transparan dan Akuntabel

Selasa, 25/11/25 | 17:56 WIB

Yang pertama itu cimeeh-nya sangat tajam, setajam silet. Toleransinya minimal sekali, dan keluarnya secara bergelombang. Jika tidak kuat-kuat, bisa tersandar dibuatnya. Kalau yang kedua, cimeeh yang bisa melegakan. Toleransinya masih tinggi.

Dalam dunia percimeehan yang terpenting adalah jangan sampai baper, bawa-bawa perasaan. Kalau baper, tidak usah saja masuk gelanggang, di rumah saja duduk-duduk manis. Yang namanya gelanggang itu memang penuh dengan cimeeh. Jadi bagi yang turun ke gelanggang sudah harus siap dengan cimeeh.

Meski dunia cimeeh tidak ada aturan tertulis yang membatasinya, tapi bagi yang sudah masuk gelanggang tahu batas-batasnya. Ada kode etik yang tidak tertulis yang biasanya sudah dipahami, seperti tidak menyangkut fisik, mencimeeh orang yang sedang kematian bini, dan lainnya.

Bagi dunia kewartawanan, cimeeh itu adalah dasar. Nama-nama besar seperti A.A. Navis dan Chairul Harun –keduanya budayawan/wartawan hebat dimasanya–berangkat dari cimeeh tadi. Adakalanya karena cimeeh, terjadi “perang pena”. Tulisan dibalas tulisan dan cimeeh dibalas cimeeh. Asyik.

Saat ini ada yang menyamakan cimeeh dengan bully (bahasa gaul sekarang). Tapi menurut saya beda. Bully itu tidak mengenal batas-batas, vulgar, polos, telanjang, tubles. Sementara cimeeh lebih bermartabat.

Oleh bully, orang yang sedang terkena bencana/musibah dihajar habisan-habisan tidak masalah, tapi bagi cimeeh masih ada rasa dan perasa-nya, atau raso jo pareso.

Di dunia wale sekarang, terjadi pergeseran cimeeh tadi. Yang semula dominan di kedai-kedai dengan dialektika secara verbal, langsung, face to face, sekarang banyak berpindah ke media sosial, yang bersifat maya.

Di sinilah perlu kehati-hatian karena bisa menjadi jejak digital. Sementara bagi yang di kedai, sehabis cimeeh men-cimeeh, selesai di kedai itu saja.

Kadang di tengah kejengahan hidup yang semakin sesak, cimeeh adalah obat untuk kita bisa tertawa –baik menertawakan diri sendiri maupun orang lain– dan melupakan masalah hidup sejenak. Maka dari itu bercimeeh lah, karena cimeeh adalah kita. *)

 

Penulis adalah Koordinator Kapas (Komunitas Pemerhati Sumbar)

ShareSendShare

Most Viewed Posts

  • Istri Rektor ITP Hendri Nofrianto Berpulang ke Rahmatullah (15,473)
  • Lalai Eksekusi Bupati Pessel, LBH Sumbar akan Laporkan Kejari Painan ke Jamwas dan Komjak (11,745)
  • Klaim Rinaldi sebagai Ketum IKA FMIPA Unand Ditolak Alumni (9,347)
  • Ibunda Tercinta Mulyadi Wafat, Banyak Tokoh Nasional Kirim Karangan Bunga Duka Cita (9,063)
  • Ambulans Sumbangan Warga Padang Ikut Bantu Evakuasi Korban di Palestina (9,026)
  • Mevrizal: Profesi Pengacara Syariah Menggiurkan dan Kian Diminati (8,297)
  • Menakar Peluang DPD RI Dapil Sumbar di Pemilu 2024 (7,380)
  • Memenuhi Syarat, Bacalon DPD RI Hendra Irwan Rahim Dinilai Paling Siap (6,869)
  • Puncak Peringatan Hari Koperasi, Hendra Irwan Rahim: Dua Menteri Bakal Hadir di Sumbar (6,719)
  • DPD RI Bentuk Pansus Guru dan Tenaga Kependidikan Honorer (5,807)

Berita Lainnya

Inyiak Rajo: Pemimpin Baru dan Harapan Baru

‘Ajo JKA Pulang Kampuang’

Jumat, 21/2/25 | 00:37 WIB
‘Raja Penyair’ Pinto Janir Tampil Memukau di Acara Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar

‘Raja Penyair’ Pinto Janir Tampil Memukau di Acara Peringatan 20 Tahun Wafatnya Hamid Jabbar

Kamis, 30/5/24 | 06:00 WIB
‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Taman Budaya Sumbar Itu Pengawal Peradaban!

‘Raja Penyair’ Pinto Janir: Taman Budaya Sumbar Itu Pengawal Peradaban!

Jumat, 14/6/24 | 20:18 WIB
“78 Tahun Makmur Hendrik”, Rektor Unand: Kaya akan Nilai Budaya dan Kearifan Lokal

“78 Tahun Makmur Hendrik”, Rektor Unand: Kaya akan Nilai Budaya dan Kearifan Lokal

Kamis, 05/6/25 | 01:41 WIB
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Dukung Gerakan Berkesenian dan Berkebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”, Hary: Unand Dukung Gerakan Berkesenian dan Berkebudayaan

Jumat, 16/5/25 | 12:12 WIB
“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Hamas Apresiasi Komitmen Fadly Amran Terhadap Pemajuan Kebudayaan

“78 Tahun Sang Maestro Penulis Indonesia Makmur Hendrik”: Hamas Apresiasi Komitmen Fadly Amran Terhadap Pemajuan Kebudayaan

Minggu, 11/5/25 | 19:31 WIB
  • Aman Makmur
  • Beranda
  • Tim Redaksi

© 2025 - Amanmakmur.com

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Berita
  • Artikel
  • Opini
  • Advertorial

© 2025 - Amanmakmur.com