
PADANG, AmanMakmur.com— Kursi kosong Wakil Walikota Padang sebentar lagi akan ada yang mendudukinya.
Kursi yang hampir setahun tanpa ada pemiliknya itu bakal diperebutkan dalam pemilihan yang digelar DPRD Padang.
Dua sosok yang mengantongi putusan DPP parpolnya, yakni Ekos Albar (PAN) dan Mulyadi Muslim (PKS), akan head to head memperebutkan suara Anggota Padang. Siapakah yang akan keluar sebagai pemenang?
“Jika dua rekomendasi DPP parpol itu diantar Walikota Padang ke DPRD, maka DPRD akan membentuk panitia pemilihan, memutuskan tatib pemilihan, dan ada 45 suara di DPRD Padang itu yang akan diperebutkan Ekos dan Mulyadi. Ini pasti seru dan adu trik serta strategi dibutuhkan,” ujar Almudazir, owner mimbarsumbar.id dalam bincang-bincang, Sabtu (12/2), di Padang.
Ia menyebutkan, butuh 23 suara untuk memenangi head to head. Nama Mulyadi Muslim yang diputuskan DPP PKS sejak 2021 punya suara awal 9 kursi. Jika konfigurasi PKS dan PPP seperti DPRD provinsi yang solid maka PKS butuh 11 kursi lagi.
“Kalau Ekos Albar representatif PAN yang punya 7 kursi di DPRD Padang, mampu mendapatkan dukungan dari parpol kalah di Pilgub lalu, seperti Gerindra dan Demokrat maka sudah lebih dari cukup, Ekos Albar jadi sosok pengisi kursi kosong Wawako Padang,” ujar Almudazir lagi.
Ditekankan Almudazir, dibutuhkan lobi dan kekuatan penekan untuk mengamankan dan memenangkan pemilihan di DPRD Padang itu.
Sebagaimana diketahui komposisi kursi DPRD Padang hasil Pemilu 2019 yakni Gerindra (11 kursi), PKS (9 kursi), PAN (7 kursi), Demokrat (6 kursi), Golkar (3 kursi), PPP (3 kursi), PDIP (3 kursi), Berkarya (2 kursi) dan Nasdem (1 kursi).
Menurut Almudazir, Ekos Albar dari penelusurannya bersama media lainnya, memang di atas angin, selain pengusaha nasional, Ekos punya hubungan silaturahim yang baik dengan petinggi dan elite parpol di tingkat pusat.
“Mulyadi Muslim sosok religius, dia merupakan orang terbaik dari mantan Walikota Padang yang kini Gubernur Sumbar Mahyeldi. Dalam prospektif idealis politik kursi kosong Wawako Padang untuk PKS. Tapi ini politik, idealisme dan di atas kata-kata bisa secepat kilat terjadi perubahan,” pungkas Almudazir.
(Rel/adt)