PESISIR SELATAN, AmanMakmur —Mencermati hasil pemilihan legislatif dan pemilihan kepala daerah, hanya sedikit calon perempuan terpilih sebagai anggota dewan baik di tingkat pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Bahkan untuk kepala daerah calon perempuan yang berkompetisi terbilang sedikit. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat sebanyak 159 kandidat perempuan atau 11% dari total 1.432 yang lolos verifikasi pada Pilkada 2020. Sedangkan Pilkada 2018 tercatat sebanyak 94 kandidat perempuan di seluruh jenjang dan posisi atau 8,2% dari total 1.140 calon.
“Di beberapa daerah, pemilih perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki, tetapi kenapa tidak ada kaum perempuan yang terpilih. Kaum perempuan seakan terlena dengan sanjungan sebagai sosok yang terhormat dan sempurna dan layak dipilih, namun kurang mendapatkan kesempatan dalam pemilihan eksekutif maupun legislatif, ” ungkap Anggota DPD RI Emma Yohanna saat menjadi narasumber kegiatan Dialog Peningkatan SDM Perempuan Politik Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), di Painan, Kabupaten Pessel, Kamis (28/10) lalu.
Kegiatan tersebut dilaksanakan Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Kabupaten Pessel dan dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Rudi Hariyansyah. Turut hadir perwakilan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Provinsi Sumbar dan peserta yang berjumlah 50 orang perempuan dari berbagai organisasi masyarakat, dan partai politik di Kabupaten Pessel.
Emma Yohanna menghimbau agar kaum perempuan bergandengan tangan, mengurangi sekat-sekat perbedaan saat masa kampanye berlangsung. Kaum perempuan harus saling mendukung dalam memenangkan kontestasi baik pemilihan legislatif dan ekskutif.
Ia juga mengingatkan agar perempuan membuat pemetaan yang terukur dimana posisi harus mencalonkan diri dan partai yang akan menjadi kendaraan, bukan hanya sekadar untuk mencukupi kuota pendaftaran calon legislatif.
“Kaum perempuan harus meningkatkan kemampuan, apapun profesi yang dilakukan di tengah-tengah masyarakat. Perlunya perempuan melakukan pelatihan manajemen organisasi, manajemen konflik, dan pelatihan public speaking untuk persiapkan diri sebagai calon legislatif dan eksekutif,” harap anggota Komite II DPD RI ini.
Senator asal Sumbar itu meyakini bahwa kiprah perempuan di legislatif dan eksekutif sangat bermanfaat, karena banyak hal yang mungkin tidak terpikirkan oleh kaum lelaki tetapi terpikirkan oleh kaum perempuan, misalnya keberadaan ruangan menyusui bayi di tempat publik dan kebutuhan perempuan lainnya yang hanya akan diperjuangkan oleh kaum perempuan ketika ia menjadi anggota dewan atau kepala daerah.
Wakil Bupati Pessel Rudi Hariyansyah dalam sambutannya mengharapkan agar perempuan memberanikan diri maju ke politik, baik sebagai anggota dewan, kepala daerah bahkan maju sebagai wali nagari. UU telah memberikan kesempatan yang terbuka kepada kaum perempuan berkiprah di dunia politik, sehingga ke depan perempuan harus mempersiapkan diri sejak dini, mulai berkecimpung di masyarakat.
“Pengabdian tertinggi umat manusia adalah sebagai manusia politik karena di politik kita sudah mampu memikirkan orang banyak, tidak hanya kepentingan diri sendiri. Untuk itu saya mengajak ibu-ibu yang ikut pelatihan peningkatan SDM politik ini ikut berkiprah didunia politik di tahun 2024 nanti,” pinta Wabup Rudi.
(Rel/dpd/rmd)