TANAH DATAR, AmanMakmur.com —-Walinagari Tanjung Barulak, Kecamatan Batipuh, Kabupaten Tanah Datar, Alva Enersi, S.Pd menyebutkan nagarinya saat ini terkendala internet. Hal ini menyebabkan terganggunya pelaporan dana desa dan pengajuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Nagari (APBNagari).
“Kami terpaksa menumpang ke Nagari Pitalah dan Kantor Camat agar pelaporan tidak terlambat,” ungkap Alva saat acara silaturahmi dengan Anggota DPD RI H Leonardy Harmainy Dt Bandaro Baso, SIP, MH, Rabu (28/4).
Alva menyebutkan sinyal internet di Pitalah ada, lalu di Tanjung Barulak menghilang dan di Batu Taba ada lagi.
Akibatnya anak sekolah dasar, siswa SMP dan SMA yang belajar daring mendapatkan kesulitan mengikuti pembelajaran mereka.
Alva mendapatkan informasi bahwa tower terdekat tengah diperbaiki. Perbaikan itu menunggu teknisi dari daerah lain.
“Kami berharap dukungan Abang agar persoalan ini segera mendapatkan jalan keluarnya,” ujar Alva.
Walinagari juga mengungkapkan tentang kemungkinan mendapatkan revitalisasi pasar. Pihak Koperindag telah melakukan survei ke pasar.
“Kalau ada rezekinya Pasar Nagari Tanjung Barulak ini mendapatkan bantuan perbaikan pasar. Besar harapan kami agar Abang turut mendorongnya sehingga berubah pula wajah pasar nagari kami,” harapnya.
Pasar Nagari itu, kata Alva merupakan tumpuan masyarakat dari empat nagari. Hari pasarnya Senin dan Kamis.
Sementara potensi di nagari itu, dendeng salai. Cukup dikenal, namun masih perlu dukungan untuk pengembangan ke depan.
Hanya saja yang memprihatinkan menurut Alva adalah tidak ada lagi penggilingan padi yang beroperasi. Dulu ada dua buah di nagari itu, namun seiring berkurangnya sawah, gilingan padi tersebut tak ada lagi.
Ketua BPRN, Virza Edwin menyebutkan kedatangan Leonardy ke Tanjung Barulak membuka cakrawala untuk mengadukan aspirasi masyarakat di sini. “Terimakasih atas kedatangan bapak yang beda dari yang lainnya. Mereka datang ke jorong atau nagari yang merupakan lumbung suara mereka saja,” ujarnya.
Ketua BPRN menyebutkan perlunya dukungan Leonardy terhadap aspirasi yang disampaikan walinagari. Bahkan demi kemajuan nagari kedepannya, dia menyatakan alangkah bagusnya jika Tanjung Barulak pindah ke Kecamatan Batipuh Selatan saja jika memungkinkan. Alasannya lebih dekat ke pusat layanan, bisa berjalan kaki.
Leonardy menyebutkan bahwa dia mengunjungi kecamatan-kecamatan di Tanah Datar pada 2018. “Ini kunjungan perdana ke tingkat nagari di Kabupaten Tanah Datar,” tegasnya.
Apa yang disampaikan Walinagari Alva Enersi sangat dimakluminya. Pasar nagari, menurut Leonardy memang perlu dibenahi agar transaksi jual beli lebih tinggi. Pasar nyaman dan aman.
“Kesempatan mendapatkan bantuan revitalisasi pasar harus dikawal dengan baik. Upayakan agar bantuan terealisasi. Mari kita berusaha sekuat tenaga mendapatkannya,” ajak Ketua Badan Kehormatan (BK) DPD RI itu.
Leonardy menyayangkan tidak adanya lagi penggilingan padi di Tanjung Barulak. Tentu warga kesulitan bila ingin menggiling padinya.
Untuk mempertahankan perekonomian warga, walinagari disarankan untuk segera mengganti mata pencaharian warga yang tidak lagi menggarap sawah. Upayakan menanam tanaman produktif dan jika terkendala bibit, nagari lewat BUMNag bisa melakukan pembibitan sendiri atau membeli bibitnya.
Bagikan bibit kepada warga. Namun syaratkan saat panen harus menjual ke BUMNag. “Ini untuk membantu mengendalikan harga. Jika tidak tentu pedagang bebas menentukan harga yang jelas-jelas merugikan petani,” tegasnya.
Malah Leonardy menyatakan jika dendeng salai bisa dijadikan produk unggulan nagari. Kelola dan kembangkan dengan baik. Jadikan dendeng salai pembangkit perekonomian masyarakat Tanjung Barulak.
Terkait internet, Leonardy menjelaskan walinagari bisa saja memanfaatkan program kerjasama Kemendes PDTT dan Kemenkominfo untuk mempercepat akses komunikasi dan internet di seluruh wilayah Indonesia.
Walinagari tinggal menyediakan tanah milik nagari seluas 300 meter persegi. Kemendes PDTT yang menyiapkan tower, bangunan dan pembangkit listriknya. Sementara Kemenkominfo yang mengupayakan jaringan dan sinyalnya.
Dukungan Lembaga Kemasyarakatan
Sekretaris KAN W Dt Batuah mengungkapkan betapa mengkhawatirkannya sisi pergaulan generasi muda saat ini. Harus ada upaya membentengi mereka dari sisi adab dan sopan santun serta seni dan budaya.
Hanya saja, katanya, kegiatan yang dilakukan untuk bidang seni dan budaya ini sedikit sekali dukungan pendanaannya. “Kami berharap kedatangan Pak Datuk dapat memberikan dorongan terhadap upaya kami para niniak mamak ini,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Leonardy menyebutkan apa yang diungkapkan Sekretaris KAN sangat dipahaminya. Sebab dia pun Ketua KAN di Koto Gadang, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam.
Leonardy memaparkan adat dan budaya Minangkabau sangat universal. Mendidik anak, membina kemenakan berpedomanlah pada adat dan budaya Minangkabau.
“Saat ini menariknya ada kebijakan SDG’s Desa yang dikeluarkan Kemendes PDTT yang salah satunya Desa Tanggap Budaya. Bisa kita mulai lagi memakaikan adat di masing-masing nagari. Dana desa bisa digunakan unruk membiayai kegiatannya,” ulasnya.
Untuk keperluan honor dan lainnya bisa diupayakan nagari lewat BUMNag. Keuntungan dari BUMNag itulah yang digunakan mendukung hal-hal yang tidak bisa didanai dengan dana desa.
(Rel/zul)