PADANG, AmanMakmur.com—Kabar gembira bagi masyarakat Kabupaten Pesisir Selatan (Banda Sapuluah) dan Kabupaten Solok Selatan (Alam Surambi Sungai Pagu), dimana keinginan warga kedua daerah yang berkerabat ini untuk dilebarkan jalan penghubung Kambang – Muara Labuh, didukung penuh oleh Gubernur Sumbar Mahyeldi.
Dukungan terhadap pelebaran jalan yang disebut-sebut sudah ada rintisannya sejak ratusan tahun lalu tersebut (sejak tahun 1511) disampaikan Mahyeldi di hadapan para niniak mamak dari kedua daerah yang hadir menyampaikan aspirasinya di Gubernuran Sumbar, Senin (22/3) sore.
Gubernur Mahyeldi menyampaikan, dengan adanya akses jalan tersebut nantinya, tidak saja akan berdampak positif bagi kedua daerah tapi juga bagi kabupaten kota lain.
“Kita lanjutkan rencana pelebaran jalan tersebut dan kita berupaya agendakan dengan Kementerian Lingkungan Hidup. Kita akan surati Menteri untuk secara bertahap kita komunikasikan. Akses ini penting. Kalau tak bisa jalan darat, buat jalan di atas. Yang penting kita satu suara, kompak di daerah dan jangan sampai ada tindakan- tindakan yang merugikan. Dengan niat yang baik, mudah-mudahan Allah SWT akan memberikan jalan keluar,” tutur Mahyeldi, dan diaminkan seluruh yang hadir.
Mahyeldi juga mengatakan akan menyampaikan kepada perwakilan di DPRD Sumbar, DPR RI dan DPD agar bisa memberikan dukungan.
“Kita tentu akan sampaikan juga kepada wakil kita di DPRD, DPR RI dan DPD. Insyaallaah kalau terbuka akses itu akan menghidupkan ekonomi Pessel, dan Solsel. Jarak tempuh semakin dekat,” tambahnya.
Hadir dalam pertemuan tersebut puluhan niniak mamak Alam Surambi Sungai Pagu dan Banda Sapuluah, yang tergabung dalam suatu forum niniak mamak yang diketuai Kadis Kominfo Sumbar, Jasman Rizal Datuak Bandaro Bendang yang juga mantan Pjs Bupati Solok Selatan. Selain itu juga hadir Plh Bupati Solok Selatan Doni Rahmat Samulo bersama SKPD terkait, DPRD dari Pessel, Kepala Balitbang Sumbar, Kepala Lingkungan Hidup Sumbar, Dinas PUPR serta Kepala Dinas Kehutanan Sumbar.
Di awal pertemuan, Jasman Rizal Dt Bandaro Bendang, mengungkapkan bahwa sebelumnya forum ini sudah beberapa kali menyampaikan aspirasinya ke DPRD, DPD RI dan lain-lain. Dari pertemuan tersebut muncul berbagai masukan, di antaranya adalah tidak menyebut rencana pembangunan tersebut sebagai pembangunan jalan, melainkan pelebaran jalan, mengingat jalan tersebut sudah ada sejak lama sebagai perlintasan warga di kedua daerah.
“Jadi ada beberapa opsi, di antaranya pelebaran jalan, tidak buat jalan baru. termasuk juga terkait carbon trade di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Jika perlu melalui kompensasi program carbon trade ini bisa membantu pembangunan jalan itu, panjangnya cuma 4,5 km,” ungkap Jasman.
Hal senada juga disampaikan tokoh masyarakat dari Banda Sapuluah, Datuak Bandaro Hitam. Menurutnya pembangunan jalan ini sudah menjadi keinginan bersama dari kedua daerah.
“Harapan kami tentu jalan ini bisa terujud. Sebab jalan ini sudah lama ada sejak dahulu kala ketika orang dari Sungai Pagu datang ke Banda Sapuluah. Hubungan kekerabatan kami sangat dekat, bahkan jika ingin mengangkat datuak di Banda Sapuluah, harus izin dulu dari Sungai Pagu,” kata Bandaro Hitam.
(Rel/Diskominfo-SB)