
JAKARTA, AmanMakmur — Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggerakkan dukungan berskala nasional untuk merespons bencana nalam di Aceh, Sumut dan Sumbar.
Sebagai langkah awal, MDMC telah mengirimkan tim asistensi tanggap darurat sekaligus .mengoordinasikan pengerahan tim-tim profesional MDMC se-Regional Sumatera dan MDMC se-Jawa. Pola penempatan dukungan ditata berdasarkan wilayah terdampak.
Dalam mendukung respons di Sumbar, dikerahkan MDMC dari provinsi-provinsi di Sumatera yang tidak terdampak langsung, yakni Sumatera Selatan, Riau, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, dan Jambi.
Sementara itu, dukungan untuk Sumut difokuskan melalui penguatan tim dari MDMC Jawa Tengah dan MDMC Jawa Timur yang akan bertugas di wilayah Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, hingga Langkat.
Adapun untuk respons di Aceh, MDMC Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan MDMC Jawa Barat ditempatkan di wilayah Lhokseumawe dan Bireuen.
Masing-masing MDMC wilayah pendukung tersebut ditugaskan mendirikan pos pelayanan dengan rincian 7 lokasi pos pelayanan di Sumbar 4 lokasi pos pelayanan di Sumut dan 3 lokasi pos pelayanan di Aceh.
Data tersebut menurut Wakil Sekretaris LRB PP Muhammadiyah, Budi Santoso akan terus berkembang sesuai kebutuhan dan kecukupan sumberdaya.
Dijelaskannya, pos pelayanan ini menyediakan beberapa jenis layanan utama, antara lain layanan kesehatan, dukungan psikososial, penyediaan air bersih, hunian darurat, pendidikan darurat, serta distribusi bantuan permakanan dan logistik nonpangan.
“Pendekatan ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan mendesak penyintas sekaligus menjaga keberlangsungan layanan dasar di lokasi terdampak,” kata Budi Santoso, seperti dilansir muhammadiyah.or.id, Rabu (3/12/2025).
Pada kloter pertama, sedikitnya 240 personel relawan dikerahkan ke Aceh, Sumut, dan Sumbar. Tahap awal ini terdiri dari Tim Emergency Medical Team (EMT) MDMC yang berasal dari 13 RS Muhammadiyah–’Aisyiyah, tim psikososial, tim logistik, tim manajemen posko koordinasi dan data-informasi (datin), serta Tim SAR Muhammadiyah.
“Seluruhnya akan bersinergi dengan pemerintah daerah, lembaga penanggulangan bencana, dan jaringan kemanusiaan lainnya di lapangan,” imbuhnya.
Masa penugasan relawan MDMC pada fase Tanggap Darurat Muhammadiyah ditetapkan hingga 5 Januari 2026, dan akan disesuaikan dengan perkembangan situasi di masing-masing daerah. Seluruh operasi darurat ini didukung sepenuhnya oleh Lazismu.
Melalui pengerahan kekuatan regional Sumatera dan dukungan lintas pulau dari DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, Muhammadiyah menegaskan komitmennya untuk hadir bersama warga terdampak banjir dan longsor di Aceh, Sumut, dan Sumbar.
(R/pp-muhammadiyah)












