
JAWA BARAT, AmanMakmur— Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla (JK), menghadiri dan menyampaikan pidato testimoni pafa acara Milad ke-113 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Bandung (UMB), Jawa Barat, Selasa (18/11/2025).
Dalam testimoninya, JK menyoroti pentingnya peran Muhammadiyah dalam pendidikan, kesejahteraan, dan mendesak agar Muhammadiyah memperkuat semangat entrepreneurship di kalangan kadernya.
JK memulai dengan berbagi kisah pribadinya sebagai penganut wasatiyah (moderasi). Ia menjelaskan bahwa ia lahir dari latar belakang yang beragam, di mana Bapaknya adalah bendahara NU dan ibunya adalah bendahara Aisyiyah.
Pengalaman tersebut membentuknya untuk aktif di mana-mana, terutama di Muhammadiyah, karena memiliki “lebih banyak kegiatan”.
Ia menyampaikan selamat kepada Muhammadiyah atas usianya yang mencapai 113 tahun. “Sebuah pencapaian yang luar biasa karena tidak banyak organisasi yang bisa tumbuh hingga usia tersebut, bahkan mungkin hanya 20 atau 30 tahun,” ujar JK, seperti dilansir muhammadiyah.or.id.
Lebih lanjut, JK memuji kemajuan pesat Muhammadiyah dan bahkan menyebutnya sebagai salah satu “organisasi keagamaan yang paling kaya di dunia”. Ia menceritakan pengalamannya pernah diundang untuk menghadiri penelitian tentang harta Muhammadiyah, namun begitu banyaknya aset Muhammadiyah sehingga sulit untuk dihitung.
JK menekankan bahwa apa yang dilakukan Muhammadiyah selaras dengan tujuan konstitusi, yaitu bahwa negara bertanggung jawab pada kecerdasan bangsa.
“Saat ini, Muhammadiyah telah melaksanakan pendidikan yang hebat, mulai dari sekolah, pesantren, hingga universitas. Muhammadiyah memiliki hampir 170 rumah sakit dan 180 universitas, yang merupakan pencapaian luar biasa,” puji JK pada Muhammadiyah.
Meskipun pencapaian di bidang pendidikan sudah hebat, JK menyoroti adanya masalah dalam hal semangat. Ia mempertanyakan siapa yang memberikan nilai tambah, mengadakan pertemuan, dan melakukan usaha. Jawabannya adalah pengusaha.
“Oleh karena itu, semangat kemajuan dan pertumbuhan harus disertai dengan ‘semangat entrepreneur yang kuat’ di kalangan kader Muhammadiyah,” kata JK lagi.
Kemudian JK mengingatkan bahwa Rasulullah adalah seorang pengusaha dari umur 13 sampai 40 tahun. Dengan demikian, Muhammadiyah perlu mengikuti jejak Nabi Muhammad, yaitu menjadi pengusaha terlebih dahulu.
Ia memberikan contoh nyata tentang seorang kader yang meskipun drop out dari universitas, memilih menjadi pengusaha dan kini “lebih maju daripada banyak sarjana”.
Muhammadiyah juga berkeinginan agar kesejahteraan dapat tercapai dan mendorong kadernya untuk memiliki “semangat pantang mundur”. JK sering menyampaikan bahwa umat Islam didorong untuk melaksanakan lima rukun Islam dengan kemampuan besar. Umat Islam didorong untuk menjadi mampu, tidak harus kaya. Jika tidak mampu, seseorang hanya dapat melaksanakan tiga dari lima rukun Islam.
(Tan/pp-muhammadiyah)












