
JAKARTA, AmanMakmur —Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir, lakukan groundbreaking UHAMKA Tower and Convention Hall di Jakarta, Sabtu (8/11/2025).
Dalam amanatnya, Haedar menyampaikan selamat sekaligus memberikan refleksi penting bagi kemajuan Perguruan Tinggi Muhammadiyah ‘Aisyiyah (PTMA), khususnya untuk Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (UHAMKA) Jakarta.
Haedar menyoroti terkait persaingan perguruan tinggi dalam negeri yang semakin luas dan masif. Menurutnya PTMA harus mampu beradaprasi dan melakukan antisipasi untuk melakukan pertumbuhan ke arah yang lebih maju.
Haedar kemudian mengutip pandangan antropolog, Prof Koentjaraningrat dalam penelitiannya di tahun 1970 yang mengidentifikasi tiga mentalitas yang dapat merusak pembangunan bangsa. Berdasarkan hal itu, Haedar menyebut bahwa ketiga mentalitas itu masih relevan dengan kondisi terkini dan perlu dihindari Muhammadiyah dalam membangun lembaga dan amal usahanya.
“Pertama, mentalitas menerabas. Yang jelas ini tidak sehat. Yang mana orang-orang akan menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Kedua, tidak disiplin. Jangan sampai kita mengidap itu. Dan ketiga, mentalitas tidak menghargai waktu,” ujar Haedar, seperti dilansir muhammadiyah.or.id.
Di Muhammadiyah itu, lanjutnya, perlu disiplin waktu. Entah itu dalam suatu acara atau dalam membangun amal usaha Muhammadiyah. “Masalah-masalah seperti ini perlu kita hadapi dan sadari untuk kita maju, karena membangun bangsa, umat dan puncaknya pada peradaban perlu berperilaku, berkata, dan berilmu dengan elok,” katanya.
Selanjutnya, Haedar menyebut bahwa budaya membangun secara mandiri di Muhammadiyah akan terus dilanjutkan dan hal ini akan terus menjadi budaya yang melekat bagi warga persyarikatan. Maka untuk menuju ke peradaban yang maju, terdapat 7 unsur penting yang perlu terus dibangun oleh Muhammadiyah.
“Pertama, sistem religi. Kedua, sistem pengetahuan (ilmu), ketiga sistem sosial yang terbentuk menjadi organisasi masyarakat, dan keempat, sistem ekonomi dan bisnis yang bertujuan untuk membangun khoiru ummah. Kelima sistem bahasa yang berguna untuk membangun relasi kehidupan yang luas. Keenam sistem kesenian yang perlu dilestarikan dan berkembang, dan ketujuh sistem teknologi, yang mana kita perlu terus beradaptasi dengan perkembang teknologi yang semakin maju.” jelasnya.
Maka Haedar menyebut bahwa 7 unsur kebudayaan di atas perlu diletakkan pada tafsir Muhammadiyah yang berlandaskan pada Islam berkemajuan.
Diakhir Haedar menekankan bahwa pembangunan tower UHAMKA ini telah menjadi simbol dan wujud nyata dari kebudayaan membangun di Muhammadiyah untuk peradaban yang berkemajuan.
(R/PP-Muhammadiyah)












